Silsilah Fiqih Pendidikan Anak – No: 62
BERIKAN BINGKISAN DAN HADIAH*
Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam mengajarkan pada kita salah satu kiat menumbuhkan kasih sayang dengan sesama dalam sabdanya,
[arabic-font]”تَهَادُوا تَحَابُّوا”.[/arabic-font]
“Salinglah kalian memberi hadiah; niscaya akan tumbuh kasih sayang di antara kalian”. HR. Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu dan dinilai hasan oleh al-Albany.
Anas bin Malik radhiyallahu’anhui berpesan,
[arabic-font]”يَا بُنَيَّ! تَبَادَلُوْا بَيْنَكُمْ؛ فَإِنَّهُ أَوَدُّ لِمَا بَيْنَكُمْ”.[/arabic-font]
“Wahai anakku, salinglah bertukar pemberian sesama kalian, niscaya hal itu akan lebih mempererat kasih sayang di antara kalian”. Diriwayatkan Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad dan isnadnya dinyatakan sahih oleh al-Albany.
Pesan di atas bersifat umum. Pemberian hadiah akan memberikan pengaruh yang baik terhadap jiwa manusia secara umum. Namun pengaruhnya terhadap jiwa anak akan jauh lebih besar. Ini merupakan salah satu trik termanjur untuk membina perasaan anak, menggerakkan dan mengarahkannya.
Berikut ini contoh nyata praktek Nabi shallallahu’alaihiwasallam sebagaimana dituturkan Abu Hurairah radhiyallahu’anhu,
[arabic-font]كَانَ النَّاسُ إِذَا رَأَوْا أَوَّلَ الثَّمَرِ جَاءُوا بِهِ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَإِذَا أَخَذَهُ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: «اللهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي ثَمَرِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مَدِينَتِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي صَاعِنَا، وَبَارِكْ لَنَا فِي مُدِّنَا، اللهُمَّ إِنَّ إِبْرَاهِيمَ عَبْدُكَ وَخَلِيلُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنِّي عَبْدُكَ وَنَبِيُّكَ، وَإِنَّهُ دَعَاكَ لِمَكَّةَ، وَإِنِّي أَدْعُوكَ لِلْمَدِينَةِ بِمِثْلِ مَا دَعَاكَ لِمَكَّةَ، وَمِثْلِهِ مَعَهُ»، قَالَ: ثُمَّ يَدْعُو أَصْغَرَ وَلِيدٍ لَهُ فَيُعْطِيهِ ذَلِكَ الثَّمَرَ[/arabic-font]
“Orang-orang ketika mendapati pohon pertama kali berbuah, mereka memetik dan membawanya kepada Nabi shallallahu’alaihiwasallam. Setelah mengambilnya, beliau berdoa, “Ya Allah berkahilah untuk kami buah kami. Berkahilah untuk kami Madinah kami. Berkahilah untuk kami sha’ dan mud (takaran) kami. Ya Allah, sesungguhnya Ibrahim adalah hamba-Mu, kekasih-Mu dan Nabi-Mu, sedangkan aku adalah hamba-Mu dan Nabi-Mu. Sungguh beliau pernah berdoa padamu untuk kota Mekah, sedangkan aku sekarang berdoa pada-Mu untuk kota Madinah mirip seperti doa beliau untuk kota Mekah, bahkan aku memohon dua kali lipatnya”. Kemudian Rasulullah shallallahu’alaihwasallam memanggil anak yang paling kecil, lalu memberikan padanya buah tersebut”. HR. Muslim.
Dalam kisah lain, Aisyah radhiyallahu’anha menceritakan, “Telah datang kiriman beberapa hadiah dari raja Najasyi. Di antaranya terdapat selendang khas Habasyah. Rasulullah shallallahu ‘alaihiwasallam mengambilnya dengan tongkat atau jari beliau dan berpaling darinya. Lalu beliau memanggil Umamah bin Abu al-‘Ash dan bersabda, “Pakailah ini wahai putriku”. HR. Ibn Majah dan sanadnya dinilai hasan oleh al-Albany.
@ Pesantren “Tunas Ilmu” Kedungwuluh Purbalingga, 20 Muharram 1437 / 2 November 2015
* Diringkas oleh Abdullah Zaen dari Mencetak Generasi Rabbani karya Ummu Ihsan dan Abu Ihsan (hal. 138-140).