Beranda | Artikel
Teks Khotbah Jumat: Kiat Selamat dari Fitnah Akhir Zaman
Rabu, 8 Mei 2024

Khotbah pertama

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَركَاتُهُ.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ, نَحْمَدُهُ, وَنَسْتَعِينُهُ, وَنَسْتَغْفِرُهُ, وَنَعُوذُ بِاللَّهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا, وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا.

مَنْ يَهْدِهِ اللَّهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ, وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ. 

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيرًا وَنِسَاءً وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالأََرْحَامَ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا. 

أَمَّا بَعْدُ: 

فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ, وَخَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ, وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا, وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ, وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ, وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Ma’asyiral muslimin, jemaah Jumat yang dimuliakan Allah Ta’ala.

Pertama-tama, marilah kita tingkatkan ketakwaan kita kepada Allah Ta’ala, karena takwa merupakan bekal terbaik bagi seorang muslim baik di kehidupan dunia ini maupun di akhirat nanti. Allah Ta’ala berfirman,

وَتَزَوَّدُوا فَإِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوَى

“Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala,

Sesungguhnya kita hidup di penghujung zaman. Zaman di mana fitnah syahwat dan syubhat merajalela. Zaman di mana seorang muslim tidak henti-hentinya diterjang berbagai macam fitnah dan ujian. Zaman di mana kebenaran seringkali menjadi kabur dan kemaksiatan serta perbuatan dosa dihias dan dipercantik seolah-olah indah dan baik untuk dilakukan. Baginda besar kita, Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, sejak ribuan tahun yang lalu telah mengingatkan akan banyaknya fitnah di zaman ini. Beliau bersabda,

إنَّ بين أيديكم فِتَنًا كقِطَعِ اللَّيْلِ المُظلِمِ، يُصبِحُ الرَّجُلُ فيها مُؤمِنًا ويُمْسي كافرًا، ويُمْسي مُؤمِنًا ويُصبِحُ كافرًا، القاعدُ فيها خَيْرٌ مِن القائمِ، والقائمُ فيها خيرٌ مِن الماشي، والماشي فيها خَيْرٌ مِن السَّاعي، قالوا: فما تأمُرُنا ؟ قال: كونوا أحلاسَ بُيوتِكم.

“Akan datang kepada kalian fitnah sebagaimana malam yang gelap gulita. Pada masa itu, seorang beriman di pagi hari lalu kafir di sore hari, orang yang beriman di pagi hari lalu menjadi kafir di sore harinya. Orang yang duduk lebih baik dari orang yang berdiri. Orang yang berdiri lebih baik dari orang yang berjalan dan orang yang berjalan lebih baik dari orang yang berlari.” Para sahabat bertanya, “Lalu, apa yang engkau perintahkan kepada kami?” Beliau menjawab, “Tetaplah kalian di rumah-rumah kalian.” (HR. Abu Dawud no. 4262)

Betapa besarnya fitnah tersebut sampai-sampai ia tidak bisa membedakan mana yang hak dan mana yang batil, hingga dengan mudahnya terjerumus ke dalam kekufuran atau hal-hal yang akan mengantarkan kepadanya, sebagaimana disebutkan di dalam hadis. Bisa jadi di pagi hari seseorang masih menunjukkan keislamannya, akan tetapi di sore harinya ia berubah dan melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat mengeluarkannya dari Islam. Naudzubillahi min dzalik.

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala,

Dikisahkan bahwa dahulu kala sebagian kaum muslimin datang mengadu kepada Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu perihal apa yang menimpa mereka dari fitnah Hajjaj bin Yusuf. Kemudian beliau radhiyallahu ‘anhu memberikan nasihat,

اصْبِرُوا؛ فإنَّهُ لا يَأْتي علَيْكُم زَمَانٌ إلَّا الذي بَعْدَهُ شَرٌّ منهُ، حتَّى تَلْقَوْا رَبَّكُمْ، سَمِعْتُهُ مِنْ نَبِيِّكُمْ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ

“Bersabarlah, sebab tidaklah kalian melalui suatu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripada sebelumnya, sehingga kalian berjumpa Tuhan kalian. Aku mendengarnya dari Nabi kalian shallallahu ‘alaihi wasallam.” (HR. Bukhari no. 7068)

Sebagian dari kita mungkin akan bertanya, bukankan ini ketidakadilan? Mereka yang hidup jauh dari sepeninggal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, namun justru mendekatkan cobaan fitnah yang lebih besar dan lebih berat?!

Ketahuilah wahai saudaraku, sungguh syariat Islam adalah syariat yang adil dan menjunjung tinggi keadilan. Mengenai kondisi umat yang mendapatkan ujian fitnah ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda menjelaskan tentang keutamaan mereka,

الْعِبادَةُ في الهَرْجِ كَهِجْرَةٍ إلَيَّ

“Ibadah saat terjadi banyak fitnah itu seperti hijrah menujuku.” (HR. Muslim no. 2948)

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ

“Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum, niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka, barangsiapa yang rida (dengan ketetapan Allah –pent), maka Allah akan rida kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak rida, maka Allah pun tidak akan rida kepadanya.” (HR. Tirmidzi no. 2396 dan Ibnu Majah no. 4031 dengan sanad yang hasan.)

Di dalam hadis tersebut, dijelaskan bahwa semakin besar ujian dan fitnah yang dihadapi oleh seorang hamba, maka semakin besar pula pahala kesabaran dan ketaatan yang diperolehnya. Dijelaskan juga bahwa semakin banyak seorang hamba itu diuji, maka itu adalah salah satu pertanda bahwa Allah Ta’ala mencintai-Nya.

Semoga kita semua termasuk hamba Allah yang bersabar ketika diuji, serta termasuk hamba-hamba-Nya yang senantiasa mendapatkan rasa kasih sayang dan cinta dari-Nya.

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ

Baca juga: Pentingnya Teman Saleh di Zaman Keterasingan

Khotbah kedua

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ.

Jemaah salat Jumat yang dirahmati Allah Ta’ala.

Ma’asyiral mukminin, yang mencintai dan dicintai oleh Allah Ta’ala,

Di zaman yang penuh dengan fitnah ini, di zaman di mana kebanyakan manusia seringkali menjadi bingung karena banyaknya kerancuan dalam beragama dan bercampurnya kebatilan dengan kebenaran, tidak ada solusi yang lebih baik selain fokus dalam belajar dan memperkaya diri dengan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-Qur’an dan sunah Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, mengamalkannya, dan berpegang teguh dengan keduanya dalam kehidupan sehari-hari. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

أُوصيكم بتقوى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ والسمعِ والطاعةِ، وإن تأمَّر عليكم عبدٌ، فإنه من يعِشْ مِنكُم فسيرى اختلافًا كثيرًا فعليكُم بسنتي وسُنَّةِ الخلفاءِ الراشدِينَ المهدِيِّينَ تمسّكوا بِهَا، وعَضّوا عليهَا بالنَّواجذِ، وإياكم ومحدثاتِ الأمورِ فإنَّ كلَّ محدثةٍ بدعَةٌ، وكلَّ بدعةٍ ضلالةٌ

”Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah, mendengar dan taat (kepada penguasa) meskipun kalian diperintah oleh seorang budak Habasyi. Dan sesungguhnya siapa saja di antara kalian yang masih hidup sepeninggalku, niscaya ia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka, wajib atas kalian untuk berpegang teguh dengan sunahku dan sunah para khulafaur rasyidin yang mendapatkan petunjuk. Gigitlah sunah tersebut dengan gigi geraham kalian, dan hati-hatilah kalian dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid`ah adalah sesat.” (HR. Abu Dawud no. 4607, Tirmidzi no. 2676, dan Ibnu Majah no. 43)

Syekh Binbaz rahimahullah mengatakan,

“Tidak ada jalan keluar agar terhindar dari segala macam fitnah dan selamat darinya, kecuali dengan memahami Kitabullah (Al-Qur’an) dan sunah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wasallam, serta mengetahui manhaj (metode beragama) para pendahulu umat kita dari kalangan para Sahabat radhiyallahu ‘anhum dan orang-orang yang mengikuti jalan mereka dari kalangan para imam ulama Islam serta para pendakwah ke jalan hidayah.”

Jemaah Jumat yang berbahagia,

Saat badai fitnah ini menerjang dengan begitu kerasnya, membuat kita seakan-akan sudah tidak sanggup lagi untuk menanggungnya, maka ingatlah agar jangan sampai meninggalkan jemaah kaum muslimin dan para ulama serta para pemimpinnya. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Hudzaifah sahabat beliau,

تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِينَ وَإِمَامَهُمْ قُلْتُ فَإِنْ لَمْ يَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلَا إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلْ تِلْكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ بِأَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ

“(Dalam situasi tersebarnya fitnah, maka hendaklah) kamu tetap bersama jemaah kaum muslimin dan imam mereka.” Hudzaifah bertanya, “Jika mereka tidak memiliki jemaah dan imam (bagaimana)?” Beliau menjawab, “Jauhilah semua firqah (golongan) itu, meskipun kamu harus menggigit akar pohon sampai maut menjemputmu dan kamu berada di atasnya.” (HR. Bukhari no. 3606)

Allah Ta’ala juga berfirman,

وَاعْتَصِمُوا بِحَبْلِ اللَّهِ جَمِيعًا وَلَا تَفَرَّقُوا

“Dan berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai.” (QS. Ali Imran: 103)

Berada di barisan kaum muslimin dan bersama mereka adalah karunia. Adapun perpecahan dan perselisihan di antara mereka, maka akan membawa bencana dan malapetaka. Ketahuilah, wahai saudaraku, bahwa serigala hanya akan menerkam domba yang sedang sendirian dan terpisah dari rombongannya.

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala, semua usaha kita agar terhindar dari fitnah tidak akan sempurna, kecuali dengan melibatkan Allah di dalamnya. Sepantasnya bagi diri kita untuk terus memohon dan berdoa kepada-Nya agar diberikan hidayah dan keselamatan dari ancaman fitnah yang besar ini.  Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berwasiat kepada kita,

تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ قَالُوا: نَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

“Berlindunglah diri kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” Mereka para sahabat berkata, “Kami berlindung diri kepada Allah dari fitnah-fitnah yang nampak dan yang tersembunyi.” (HR. Muslim no. 2867)

Berdoa dan memohon perlindungan dari fitnah juga diperintahkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk senantiasa kita lakukan sesaat sebelum salam dan sesudah tasyahud akhir. Aisyah radhiyallahu ‘anha meriwayatkan salah satu doa yang senantiasa dibaca Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam di dalam salatnya,

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَفِتْنَةِ الْمَمَاتِ ، اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ

“Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari siksa kubur, aku meminta perlindungan pada-Mu dari cobaan Al-Masih Ad-Dajjal, aku meminta perlindungan pada-Mu dari segala macam fitnah dan ujian ketika hidup dan mati. Ya Allah, aku meminta perlindungan pada-Mu dari perbuatan dosa dan sulitnya berutang.” (HR. Bukhari, no. 832 dan Muslim, no. 589)

Ma’asyiral mukminin yang dirahmati Allah Ta’ala,

Marilah kita berdoa agar Allah Ta’ala menyelamatkan kita dari berbagai macam fitnah dan ujian dalam kehidupan kita, baik itu fitnah dalam bentuk harta, kedudukan, ketidakcukupan, ataupun fitnah kebodohan yang menimpa sehingga membuat kita terjatuh ke dalam kesalahan dan perbuatan dosa. Semoga Allah jadikan kita hamba-hamba-Nya yang cerdas di dalam menyikapi setiap fitnah yang ada, tidak mudah terbawa arus dan berhati-hati dalam mengambil langkah di setiap keputusan yang kita ambil.

إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا،

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ،

رَبّنَا لاَتُؤَاخِذْ نَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبّنَا وَلاَ تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبّنَا وَلاَ تًحَمّلْنَا مَالاَ طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ.

اللَّهُمَّ انصر إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْن الْمُسْتَضْعَفِيْنَِ فِيْ فِلِسْطِيْنَ ، اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ وَأَخْرِجْهُمْ مِنَ الضِّيْقِ وَالْحِصَارِ ، اللَّهُمَّ تَقَبَّلْ مِنْهُمُ الشُّهَدَاءَ وَاشْفِ مِنْهُمُ الْمَرْضَى وَالْجَرْحَى ، اللَّهُمَّ كُنْ لَهُمْ وَلاَ تَكُنْ عَلَيْهِمْ فَإِنَّهُ لاَ حَوْلَ لَهُمْ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِكَ

اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى ، والتُّقَى ، والعَفَافَ ، والغِنَى

رَبَنَا ءَاتِنَا فِي الدّنْيَا حَسَنَةً وَفِي اْلأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النّارِ.

وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَمِيْنَ

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

Baca juga: Sebab Meraih Kemenangan dan Pertolongan Allah

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.


Artikel asli: https://muslim.or.id/93515-kiat-selamat-dari-fitnah-ahir-zaman.html