Kabar Gembira dengan Adzab yang Pedih – Tafsir Surah Ali Imran 21-22
Bersama Pemateri :
Ustadz Abu Yahya Badrusalam
Kabar Gembira dengan Adzab yang Pedih – Tafsir Surah Ali Imran 21-22 adalah kajian tafsir Al-Quran yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Kajian ini beliau sampaikan di Masjid Al-Barkah, komplek studio Radio Rodja dan Rodja TV pada Selasa, 27 Jumadal Akhir 1445 H / 09 Januari 2024 M.
Kabar Gembira dengan Adzab yang Pedih – Tafsir Surah Ali Imran 21-22
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ حَقٍّ وَيَقْتُلُونَ الَّذِينَ يَأْمُرُونَ بِالْقِسْطِ مِنَ النَّاسِ فَبَشِّرْهُم بِعَذَابٍ أَلِيمٍ
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi dengan tanpa haq dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka berikan kabar gembira untuk mereka dengan adzab yang pedih.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 21)
أُولَٰئِكَ الَّذِينَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَا لَهُم مِّن نَّاصِرِينَ
“Mereka itu adalah orang-orang yang amalnya batal di dunia dan akhirat, dan mereka tidak akan mendapatkan penolong seorangpun juga.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 22)
Di sini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan tentang akhlak orang-orang Yahudi. Orang Yahudi itu suka membunuh para nabi. Allah berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah…” Ayat-ayat Allah itu terbagi menjadi dua: ayat-ayat yang bersifat kauniyah dan syariyyah.
Ayat-ayat kauniyyah adalah yang kita saksikan di alam semesta ini, dimana manusia tidak mungkin bisa menciptakannya. Manusia tidak bisa menciptakan bumi, pepohonan, hewan-hewan. Jangankan hewan yang besar, seekor nyamuk pun manusia tidak mampu menciptakannya, seekor lalat pun manusia tidak bisa menciptakannya. Bagaimana dengan makhluk-makhluk yang lebih besar dari itu? Itu termasuk ayat yang menunjukkan tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala dan membuat manusia lemah tidak mampu.
Adapun ayat syariyyah, yaitu ayat-ayat yang Allah turunkan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, dan tidak mungkin juga manusia untuk membuat yang sama dengannya. Allah menantang seluruh manusia, silakan membuat satu surah saja yang sama dengan Al-Qur’an. Sampai detik ini, tidak ada yang mampu. Walaupun surat yang paling pendek sekalipun. Allah juga berfirman:
قُل لَّئِنِ اجْتَمَعَتِ الْإِنسُ وَالْجِنُّ عَلَىٰ أَن يَأْتُوا بِمِثْلِ هَٰذَا الْقُرْآنِ لَا يَأْتُونَ بِمِثْلِهِ وَلَوْ كَانَ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ ظَهِيرًا
“Katakanlah: ‘Kalaulah manusia dan jin bersatu padu untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan bisa melakukannya, walaupun mereka saling mendukung antara satu dengan yang lainnya.`” (QS. Al-Isra`[17]: 88)
Maka ini disebut “ayat” karena membuat manusia lemah. Dia tidak bisa melakukannya. Ini menunjukkan akan kebesaran dan kekuasaan Allah.
Di ayat ini Allah mengatakan “Orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah…” Kafir kepada ayat-ayat Allah yang sifatnya kauniyyah yaitu dia mengingkari bahwa Allah yang menciptakan alam semesta, lalu ia mengklaim bahwa yang menciptakan alam semesta ini selain Allah. Kalau orang Barat mengatakan bahwa alam semesta itu jadi dengan tiba-tiba tanpa ada yang menciptakan, mereka mengingkari adanya pencipta. Na’udzubillah.
Atau mereka punya sekutu dalam menciptakan langit dan bumi. Ini termasuk kafir kepada ayat-ayat Allah yang bersifat kauniyyah.
Adapun kafir kepada ayat-ayat yang bersifat syariyyah, yaitu dengan kufur juhud (Meyakini kebenaran Islam, meyakini kebenaran Al-Qur’an, tapi mengingkarinya dengan lisan.) Seperti halnya Fir’aun yang mengakui kebenaran risalah Nabi Musa, tapi Fir’aun mendustakan dan mengingkari dengan lisan dan perbuatannya. Makanya Allah berfirman tentang Fir’aun:
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا…
“Mereka mengingkari risalah Nabi Musa, sementara hati mereka yakin akan kebenarannya…” (QS. An-Naml[27]: 14)
Jenis yang kedua yaitu kufur takdzib. Yaitu meyakini bahwa Rasul, Islam, Al-Qur’an adalah dusta, dengan hati dan lisannya. Kalau di zaman dahulu, kufur takdzib ini jarang terjadi. Rata-rata umatnya para nabi jatuhnya kepada kufur juhud. Karena mereka melihat langsung mukjizat para nabi dan rasul, dan mereka yakin akan kebenarannya. Tapi kemudian, mereka malah mengingkari dengan lisan. Ini biasanya akibat daripada kurangnya keilmuan, sehingga akhirnya ia mendustakan, dan meyakini itu dusta.
Yang ketiga, yaitu kufur istikbar (sombong). Yaitu meyakini kebenaran Islam, kebenaran rasul, dengan hati dan lisannya. Tapi tidak mau menerima Islam dan rasul karena kesombongan dan keengganannya. Ini seperti halnya Abu Thalib, pamannya Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Bagaimana pembahasan lengkapnya? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.
Download MP3 Kajian Kabar Gembira dengan Adzab yang Pedih – Tafsir Surah Ali Imran 21-22
Podcast: Play in new window | Download
Artikel asli: https://www.radiorodja.com/53800-kabar-gembira-dengan-adzab-yang-pedih-tafsir-surah-ali-imran-21-22/