Beranda | Artikel
Syafaat
Jumat, 12 Januari 2024

SYAFA’AT

Syafaat adalah mohon pertolongan untuk orang lain.
Bagian-bagian syafaat:
Syafaat pada hari kiamat terbagi dua:
1. Syafaat istimewa bagi Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ada beberapa macam:

  • Yang terbesar adalah syafaat Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang besar pada semua manusia agar diberi keputusan di antara mereka. Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi syafaat pada mereka dan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberi keputusan di antara mereka. Ini adalah kedudukan terpuji bagi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
  • Di antaranya, syafaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk segolongan dari umat beliau. Mereka masuk surga tanpa hisab. Mereka berjumlah 70.000 orang. Di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepadanya: “Masukkan ke dalam surga dari umat engkau, orang yang tidak ada hisab atasnya dari pintu kanan, seperti yang telah dijelaskan.
  • Syafaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada beberapa golongan, yang sama berat kebaikan dan keburukan mereka. Beliau memberi syafaat kepada mereka agar mereka masuk surga.
  • Syafaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengangkat derajat orang yang masuk surga melebihi kadar pahala amal mereka.
  • Syafaat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada pamannya Abu Thalib agar diringankan siksanya.
  • Di antaranya syafaat beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar diberi izin untuk seluruh orang-orang yang beriman untuk masuk surga.

2. Syafaat umum untuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para nabi lainnya, para malaikat, dan orang-orang yang beriman.
Yaitu syafaat kepada  orang yang masuk neraka agar ia tidak memasukinya, dan kepada orang yang memasukinya agar jangan keluar darinya.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال لِكُلِّ نَبِيٍّ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ، فَتَعَجَّلَ كُلُّ نَبِيٍّ دَعْوَتَهُ، وَإنِّي اخْتَبَأْتُ دَعْوَتِي شَفَاعَةً لأُمَّتِي يَوْمَ القِيَامَةِ فَهِيَ نَائِلَةٌ إنْ شَاءَ اللهُ مَنْ مَاتَ مِنْ أُمَّتِي لا يُشْرِكُ بِاللهِ شَيْئاً. متفق عليه

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,Bagi setiap nabi ada doa yang dikabulkan. Setiap nabi sudah mengajukan doanya. Dan sesungguhnya aku menyimpan doaku sebagai syafaat untuk umatku pada hari kiamat. Ia akan tercapai insya Allah yaitu orang yang meninggal dunia dari umatku, yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Muttafaq Alaihi)

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang malaikat:

قال الله تعالى عن الملائكة: وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى  [النجم/26]

Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah Subhanahu wa Ta’alamengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai(Nya). [An-Najm/53: 26].

عن أبي الدرداء رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «يُشفَّعُ الشَّهِيْدُ فِي سَبْعِينَ مِنْ أَهْلِ بَيْتِهِ». أخرجه أبو داود

Dari Abu ad-Darda` Radhiyallahu anhu, ia berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdabda, ‘Syahid (orang yang mati di medan perang melawan orang kafir) diizinkan memberi syafaat 70 (tujuh puluh) orang dari keluarganya.” (HR. Abu Daud).[1]

Untuk syafaat ini disyaratkan dua perkara:

  1. Ijin Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam memberi syafaat, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

 مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ [البقرة/255]

Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala tanpa izin-Nya. [Al-Baqarah/2: 255].

  1. Ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada pemberi dan penerima syafaat, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَا يَشْفَعُوْنَۙ اِلَّا لِمَنِ ارْتَضٰى [الانبياء: ٢٨] 

dan mereka tidak memberi syafa’at melainkan kepada orang-orang yang diridhai Allah Subhanahu wa Ta’ala,. [Al-Anbiyaa/21: 28].

وَكَمْ مِنْ مَلَكٍ فِي السَّمَاوَاتِ لَا تُغْنِي شَفَاعَتُهُمْ شَيْئًا إِلَّا مِنْ بَعْدِ أَنْ يَأْذَنَ اللَّهُ لِمَنْ يَشَاءُ وَيَرْضَى  [النجم/26]

Betapa banyak malaikat di langit yang syafaat (pertolongan) mereka sedikit pun tidak berguna, kecuali apabila Allah telah mengizinkan(-nya untuk diberikan) kepada siapa yang Dia kehendaki dan ridhai. [An-Najm/53: 26]

Tidak ada syafaat untuk orang kafir, dia kekal di neraka, tidak akan masuk surga. Andaikan ada yang seseorang yang memberi syafaat untuknya, niscaya syafaatnya tidak berguna, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَمَا تَنْفَعُهُمْ شَفَاعَةُ الشَّافِعِينَ  [المدثر/48]

Maka tidak berguna lagi bagi mereka syafa’at dari orang-orang yang memberikan syafa’at. [Al-Muddatsir/74: 48].

Meminta syafa’at Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Barangsiapa yang ingin mendapat syafaat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam hendaklah ia memintanya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, seperti ia berkata: ‘Ya Allah Subhanahu wa Ta’ala, berilah rizqi syafaat Nabi Engkau kepadaku.’ Dan hal itu diikuti dengan melaksanakan amal shalih yang mengharuskan hal itu seperti ikhlas dalam ibadah hanya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala saja, mengucap shalawat kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan memohon wasilah untuknya.

عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: أَسْعَدُ النَّاسِ بِشَفَاعَتِي يَوْمَ القِيَامَةِ مَنْ قَالَ لا إلَهَ إلَّا اللهُ خَالِصاً مِنْ قَلْبِهِ أَوْ نَفْسِهِ. أخرجه البخاري.

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Manusia yang paling bahagia dengan mendapat syafa’atku pada hari kiamat adalah yang mengucap ‘Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah Subhanahu wa Ta’ala murni dari hati atau dirinya.” (HR. Bukhari).[2]

Negeri Balasan.
Dunia adalah negeri beramal dan bekerja dan akhirat adalah negeri balasan. Akan tetapi tidak berhenti beramal dan meminta kecuali setelah masuk negeri yang tetap (di surga atau neraka). Adapun di alam barzakh dan padang hari kiamat, maka hal itu (amal dan minta) tidak terhenti, seperti pertanyaan dua orang  malaikat kepada jenazah di dalam kuburnya, ajakan semua makhluk untuk sujud kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada hari kiamat, ujian kepada orang-orang gila, orang yang mati di masa tidak ada rasul. Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memutuskan di antara semua hamba menurut iman dan amal perbuatan mereka. Satu golongan di surga dan yang lain di neraka.

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: وَكَذَلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ قُرْآنًا عَرَبِيًّا لِتُنْذِرَ أُمَّ الْقُرَى وَمَنْ حَوْلَهَا وَتُنْذِرَ يَوْمَ الْجَمْعِ لَا رَيْبَ فِيهِ فَرِيقٌ فِي الْجَنَّةِ وَفَرِيقٌ فِي السَّعِيرِ [الشورى/7]

Demikianlah Kami wahyukan kepadamu al-Qur’an dalam bahasa Arab supaya kamu memberi peringatan kepada ummul Qura (penduduk Mekah) dan penduduk (negeri-negeri) sekelilingnya serta memberi peringatan (pula) tentang hari berkumpul (kiamat) yang tidak ada keraguan padanya.Segolongan masuk surga dan segolongan masuk neraka. [Asy-Syura/42: 7].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: الْمُلْكُ يَوْمَئِذٍ لِلَّهِ يَحْكُمُ بَيْنَهُمْ فَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ (56) وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا فَأُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ  [الحج/56- 57]

Kekuasaan di hari itu ada pada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Dia memberi keputusan di antara mereka. Maka orang-orang yang beriman dan beramal saleh adalah di dalam surga yang penuh kenikmatan. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, maka bagi mereka azab yang menghinakan. [Al-Hajj/22: 56-57].

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

قال الله تعالى: وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَتَفَرَّقُونَ (14) فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَهُمْ فِي رَوْضَةٍ يُحْبَرُونَ (15) وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآيَاتِنَا وَلِقَاءِ الْآخِرَةِ فَأُولَئِكَ فِي الْعَذَابِ مُحْضَرُونَ  [الروم/14- 16]

Dan pada hari terjadinya kiamat, di hari itu mereka (manusia) bergolong-golongan.  Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, maka mereka di dalam taman (surga) bergembira.  Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami (Al-Qur’an) serta (mendustakan) menemui hari akhirat, maka mereka tetap berada di dalam siksaan (neraka). [Ar-Rum/30: 14-16].

[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي   (Ringkasan Fiqih Islam Bab :  Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri  Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Shahih. HR. Abu Daud No 2522, Shahih Sunan Abu Daud No 2201.
[2] HR. Bukhari No. 99.


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/96285-syafaat.html