Zakat Fithri
ZAKAT FITHRI
Hikmah Disyari’atkannya Zakat Fithri.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyari’atkan zakat fithri sebagai pembersih bagi yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor dan memberi makan untuk orang-orang miskin agar mereka tidak meminta pada hari lebaran dan turut serta bersama orang-orang kaya larut dalam kebahagiaan hari lebaran.
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu anhu, ia berkata.
عن ابن عباس رضي الله عنهما قال: فَرَضَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الفِطْرِ طُهْرَةً لِلصَّائِمِ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، وَطُعْمَةً لِلْمَسَاكِينِ، مَنْ أَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ مَقْبُولَةٌ، وَمَنْ أَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِنَ الصَّدَقَاتِ. أخرجه أبو داود وابن ماجه.
‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri sebagai pembersih bagi yang berpuasa dari perbuatan sia-sia dan kata-kata kotor dan memberi makan kepada orang-orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum shalat maka ia adalah zakat yang diterima dan barang siapa yang menunaikannya setelah shalat maka ia adalah salah satu sedekah.’ HR. Abu Daud dan Ibnu Majah.[1]
Hukum Zakat Fithri.
Zakat fithri hukumnya wajib kepada setiap muslim, laki-laki atau perempuan, merdeka atau budak, kecil atau besar, yang memiliki satu sha’ makanan, lebih dari makanannya dan makanan orang yang berada di bawah tanggungannya dari kaum muslimin. Disunnahkan mengeluarkannya untuk janin.
Wajib zakat fithri dengan tenggelamnya matahari di hari terakhir Bulan Ramadhan kepada setiap orang dengan dirinya sendiri. Apabila seorang ayah mengeluarkannya untuk keluarganya atau selain mereka dengan izin dan ridha mereka hukumnya boleh, dan ia diberi pahala.
Waktu Mengeluarkan Zakat Fithri.
Mulai waktu tenggelam matahari pada malam hari raya idul fitri hingga sebelum shalat ‘id. Yang paling utama adalah mengeluarkannya pada hari ‘Id sebelum shalat ‘id. Dan boleh mengeluarkannya sebelum ‘id, satu atau dua hari.
Dan barang siapa yang mengeluarkannya setelah shalat ‘id, maka hanya menjadi sedekah dan ia berdosa, kecuali jika ada uzur. Jika ia menundanya dari hari ‘id tanpa ada uzur, maka ia berdosa. Dan jika ada uzur, ia mengqadha`nya dan tidak ada dosa atasnya.
Ukuran Zakat Fithri.
Boleh mengeluarkan zakat fithri dari setiap jenis makanan yang merupakan makanan pokok bagi setiap negeri, seperti gandum, kurma, anggur, keju, beras, jagung, dan yang lainnya, dan yang paling utama adalah yang paling berguna bagi orang fakir.
Ukurannya bagi setiap orang adalah satu sha’ yang ditimbang sama dengan 2,4 kg. Ia memberikannya kepada orang-orang fakir di negerinya yang ia mengeluarkan wajib zakat padanya. Tidak boleh mengeluarkan nilai sebagai pengganti makanan. Dan orang-orang fakir miskin lebih utama dengannya dari pada selain mereka.
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu, ia berkata.
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: فَرَضَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- زَكَاةَ الفِطْرِ صَاعاً مِنْ تَمْرٍ، أَوْ صَاعاً مِنْ شَعِيرٍ، عَلَى العَبْدِ وَالحُرِّ، وَالذَّكَرِ وَالأُنْثَى، وَالصَّغِيرِ وَالكَبِيرِ مِنَ المُسْلِمِينَ، وَأَمَرَ بِهَا أَنْ تُؤَدَّىَ قَبْلَ خُرُوجِ النَّاسِ إلَى الصَّلاةِ. متفق عليه.
‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mewajibkan zakat fithri satu sha’ kurma, atau satu sha’ gandum kepada setiap budak dan yang merdeka, laki-laki dan perempuan, kecil dan besar dari kaum muslimin. Dan beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyuruh agar ditunaikan sebelum keluarnya manusia menuju shalat (‘id).‘ Muttafaqun ‘alaih.[2]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Ibadah العبادات ) Penulis : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Hasan HR. Abu Daud no. 1609, ini adalah lafazdnya, Shahih Sunan Abu Daud no. 1420, dan Ibnu Majah no. 1827, Shahih Sunan Ibnu Majah no. 1480.
[2] HR. al-Bukhari no.1503, ini adalah lafazhnya dan Muslim no 983 dan 986
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/84438-zakat-fithri-3.html