Tidak Bahagia
Oleh: Minanurrohman
Kita semua ingin bahagia. Sebagian besar kehidupan kita dihabiskan untuk mengejar kebahagiaan. Namun, sebagian besar waktu, banyak diantara kita tidak mendapatkannya. Orang bingung mengisi harinya dengan berbagai hal, tamasya, pergi ke mall, jalan-jalan tapi selepas esoknya dia kembali menderita.
Saya pernah bertanya-tanya dalam hati, hal yang paling sering membuat orang bahagia? Tapi sayangnya, saya mendapati hal ini malah sebagai penyebab utama orang tidak bahagia. Anda pasti tahu itu… yaitu : uang, masa lalu, hayalan, kesehatan, dan terlalu berharap pada manusia.
Roda hidup saat ini terus berputar. Buruh kelas bawah menuntut gaji-gaji yang besar, masyarakat kelas tengah ingin menaikkan posisinya menjadi kelas atas, dan milyuner kelas atas tetap ingin exis agar tidak jatuh dalam kemiskinan. Perlombaan hiruk pikuk mengejar uang semakin banyak membuat orang kehilangan waktu tidur, keluarga, dan teman
Masalah uang memang kadangkala menjadi rumit. Banyaknya kasus pembunuhan yang dilakukan oleh orang-orang miskin hanya perkara sepele. Begitu juga hingga sampai banyak orang kaya mati sia-sia dengan bunuh diri. Semua tidak terlepas dari uang. Jadi jangan pernah berpikir uang akan menjadikan kita bahagia selamanya.
Kemudian hadir juga orang tidak bahagia yaitu orang yang terjebak masa lalunya. Kemungkinan yang paling parah adalah yang mengungkit-ngungkit takdir Allah yang sudah berlalu..
“Ah Andai aku dulu melakukannya, tentu aku ga’ akan kayak gini.. pasti aku akan sukses..”
“Seandainya bukan karena aku, mungkin fulan hidupnya tidak karuan..”
“Seandainya dia tidak menikah dengan Fulan, pasti dia akan menikah denganku..”
Model-model orang seperti banyak kita jumpai. Mereka masih saja terjebak masa lalu yang tidak mungkin bisa memundurkan waktu dan merubahnya.
Padahal jelas dalam hadis Nabi
احرص على ما ينفعك، واستعن بالله ولا تعجز، وإن أصابك شيء، فلا تقل لو أني فعلت كان كذا وكذا، ولكن قل قدر الله وما شاء فعل، فإن لو تفتح عمل الشيطان
“Semangatlah dalam menggapai apa yang manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan bersikap lemah. Jangan pula mengatakan: ‘Andaikan aku berbuat demikian tentu tidak akan terjadi demikian’ namun katakanlah: ‘Ini takdir Allah, dan apapun yang Allah kehendaki pasti Allah wujudkan’ karena berandai-andai membuka tipuan setan.” (HR. Muslim 2664) [1]
Ada orang terlalu obsesi dengan masa lalunya, dan ada juga orang yang banyak berhayal alias berandai-andai sesuatu yang belum terjadi . Tipe orang seperti cenderung pemalas, dia suka menyendiri dengan fikiran-fikiran yang tidak mencerdaskan, hidupnya sempit jarang bersosialisasi.
Dalam hal ini berbeda dengan orang punya perencanaan masa depan. Walaupun sama-sama berandai-andai tapi orang yang tipe sudah melakukan persiapan matang. “Saya besok mau mendirikan usaha kuliner” maka dia sudah mempersiapkan hal-hal yang diperlukan (baca: Merajut Mimpi Mengukir Asa )
Masalah kesehatan, isu yang banyak membikin orang tidak bahagia dan bersyukur. Wanita metropopis khususnya, mereka melakukan apa saja agar tampil cantik bak selebriti. Sudah bukan rahasia lagi negeri Gingseng, Korea Selatan menjadi negara terbanyak dalam melakukan praktik operasi plastik. Trend ini merembet juga ke negeri mayoritas Muslim. Banyak muslimah depresi tatkala melihat kulit wajahnya keriput atau berat badannya mulai naik. Keadaan ini membuat mereka tidak bahagia. Mereka tidak bisa menerima keadaan. Coba saja kalau mereka pandai bersyukur, tentu hidup ini tidak akan menjadi beban dengan segala tuntunan.
Akhirnya salah satu faktor terakhir yang menyebabkan penderitaan adalah bahwa kita terlalu berharap kepada manusia, terutama orang terdekat kita. Ada beberapa hal yang harus kita terima: Bos kita bukanlah pemberi rejeki. Pasangan kita bukanlah orang yang sempurna. Solusi untuk yang satu ini cukup sederhana: menjaga harapan yang realistis.
Ingat petuah dari ustadz Firanda,
“Barangsiapa yang berharap kepada manusia suatu saat pasti ia akan kecewa. Sungguh seringkali kita menggantungkan harapan kita kepada manusia namun kekecewaanlah yang kita dapatkan
.
Karenanya : Tatalah hatimu…gantungkanlah selalu harapanmu kepada Allah…jadikanlah manusia hanya sebagai sebab…yakinlah Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya yang bertawakkal dan berhusnudzon kepadaNya
Selalu Kaitkan dengan Akhirat
Lima hal diatas bisa kita atasi dengan selalu mengaitkan hati dengan akhirat. Jangan biarkan hati kita bercokol benih-benih yang menjauhkan dari agama. Sikapilah dengan bijak hal-hal yang ada di dunia ini. Karena nabi bersabda,
إِنَّ الدُّنْيَا مَلْعُونَةٌ مَلْعُونٌ مَا فِيهَا إِلَّا ذِكْرُ اللَّهِ وَمَا وَالَاهُ وَعَالِمٌ أَوْ مُتَعَلِّمٌ
Dunia itu terlaknat dan segala yang terkandung di dalamnya pun terlaknat, kecuali orang yang berdzikir kepada Allah, yang melakukan ketaatan kepada-Nya, seorang ‘alim atau penuntut ilmu syar’i.” (HR. Tirmidzi, Ibnu Majah. Dalam Shohihul Jami’, Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini hasan)
Qana’ah Kunci Bahagia
Nabi bersabda,
قد أفلح من أسلم، ورزق كفافا، وقنعه الله بما آتاه
“Sungguh beruntung orang yang masuk Islam, lantas diberi kecukupan dan Allah menjadikannya sebagai orang yang ridho terhadap apa yang diberikan kepadanya.” [HR. Muslim ]
Rasulullah pernah menasehati Abu Hurairah,
وكن قنعا تكن أشكر الناس
“Jadilah orang yang qana’ah, niscaya engkau akan menjadi manusia yang paling bersyukur.” [Sunan Ibnu Majah ]
Referensi:
- Yufid.com
PengusahaMuslim.com didukung oleh .
- SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
- DONASI hubungi: 087 882 888 727
- Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial