Bagaimanakah cara, bacaan, dan takbir dalam sujud tilawah?
Kitab Shalat
بَابُ سُجُوْدُ السَّهْوِ وَغَيْرُهُ مِنْ سُجُوْدِ التِّلاَوَةِ وَالشُّكْرِ
Bab: Sujud Sahwi dan Sujud Lainnya Seperti Sujud Tilawah dan Sujud Syukur
Seputar Takbir untuk Sujud Tilawah
Hadits 8/346
عَنِ ابنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: كَانَ النّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ عَلَيْنَا القُرْآنَ، فإِذَا مَرَّ بِالسَّجْدَةِ، كَبَّرَ، وَسَجَدَ، وسَجَدْنَا مَعَهُ. رَوَاهُ أَبُو دَاوُدَ بِسَنَدٍ فِيهِ لِينُ.
Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membacakan Al-Qur’an kepada kami, apabila melewati bacaan sajadah, beliau bertakbir, kemudian sujud, lalu kami sujud bersama beliau.” (HR. Abu Daud dengan sanad yang lemah) [HR. Abu Daud, no. 1413 dan sanad hadits ini liin, yaitu lemah. Imam Nawawi mendhaifkan hadits ini. Ada sanad yang sahih dari Al-Hakim, 1:222].
Faedah hadits
- Jika ingin sujud tilawah disyariatkan untuk takbir, yaitu dengan ucapan ALLAHU AKBAR, kemudian sujud. Syaikh Muhammad Musthafa Az-Zuhaily menyatakan bahwa tetap ada takbir ketika turun dan bangkit sebagaimana riwayat dari Ibnu Mas’ud mengenai cara sujud secara umum, tetapi tidak ada tasyahud, kemudian salam. Namun, yang tepat, cukup sujud, tanpa tasyahud, dan tanpa salam sebagaimana dinyatakan oleh Syaikh ‘Abdullah Al-Fauzan.
- Orang yang mendengarkan ayat sajadah disunnahkan untuk sujud jika yang membaca melakukan sujud.
- Tidak disyariatkan mengangkat tangan ketika melakukan sujud tilawah.
- Sujud tilawah yang dilakukan dengan memenuhi syarat-syarat shalat (menutup aurat, bersuci, menghadap kiblat) itu lebih afdal dan lebih sempurna sebagaimana dinyatakan oleh Ibnu Taimiyyah dalam Majmu’ Al-Fatawa, 23:165.
- Bacaan ketika sujud tilawah sama dengan bacaan ketika sujud dalam shalat. Namun, jika menambah bacaan lainnya yang ada riwayatnya, itu juga bagus.
Ada riwayat yang menyebutkan bacaan sujud tilawah.
سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“SAJADA WAJHI LILLADZI KHOLAQOHU, WA SHOWWAROHU, WA SYAQQO SAM’AHU, WA BASHOROHU. TABARAKALLAHU AHSANUL KHOLIQIIN.” [Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Mahasuci Allah Sebaik-baik Pencipta] (HR. Abu Daud, Tirmidzi dan An Nasai). Hadits ini terdapat kritikan, tetapi punya penguat dalam hadits berikut ini.
Dari ‘Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika sujud membaca:
اللَّهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ سَجَدَ وَجْهِى لِلَّذِى خَلَقَهُ وَصَوَّرَهُ وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ
“ALLAHUMMA LAKA SAJADTU, WA BIKA AAMANTU WA LAKA ASLAMTU, SAJADA WAJHI LILLADZI KHOLAQOHU, WA SHOWWAROHU, WA SYAQQO SAM’AHU, WA BASHOROHU. TABARAKALLAHU AHSANUL KHOLIQIIN.” [Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, karena-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah diri. Wajahku bersujud kepada Penciptanya, yang Membentuknya, yang Membentuk pendengaran dan penglihatannya. Mahasuci Allah Sebaik-baik Pencipta] (HR. Muslim no. 771)
Referensi
- Minhah Al-‘Allam fi Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan pertama, Tahun 1432 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. Jilid Ketiga. 3:254-258.
- Fiqh Bulugh Al-Maram li Bayaan Al-Ahkaam Asy-Syar’iyyah. Cetakan pertama, Tahun 1443 H. Syaikh Prof. Dr. Muhammad Musthafa Az-Zuhaily. Penerbit Maktabah Daar Al-Bayan. 1:566-567.
Baca Juga: Bulughul Maram – Shalat: Seputar Hukum Sujud Tilawah
—
Diselesaikan 9 Shafar 1444 H, 6 September 2022
@ Darush Sholihin Pangggang Gunungkidul
Artikel Rumaysho.Com