Khutbah Jum’at Mesjid Nabawi 27/2/1436 H – 19/12/2014 M
Oleh : Asy-Syaikh Ali bin Abdirrahman Al-Hudzaifi hafizohulloh
Khutbah Pertama :
Segala puji bagi Allah Maha Raja, Maha Benar lagi Yang maha Menjelaskan, Yang menetapkan yang hak dengan firmanNya dan membatilkan yang batil meskipun orang-orang yang berdosa tidak menyukainya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagiNya, Tuhan orang-orang terdahulu dan orang-orang yang kemudian. Dan aku bersaksi bahwasanya Muhammad adalah hamba dan utusanNya serta pilihanNya. Ya Allah curahkanlah sholawat dan salam serta berkah yang banyak kepada hamba dan utusanMu Muhammad dan kepada keluarganya dan para sahabatnya yang bertakwa. Amma Ba’du.
Bertakwalah dengan mengamalkan apa yang diridhoi oleh Allah dan menjauhi apa-apa yang diharamkanNya, maka sungguh orang yang bertakwa telah memperoleh seluruh kebaikan. Sungguh merugi orang yang mengikuti hawa nafsu.
Kaum muslimin sekalian, ketahuilah bahwasanya perkara yang sangat dicintai oleh Allah adalah kebaikan dan perbaikan. Kebaikan adalah kebaikan jiwa dengan wahyu yang menjadikan jiwa suci dan bersih. Adapun ishlaah (perbaikan) adalah meluruskan kondisi yang menyimpang, baik kondisi individu maupun kelompok atau memperbaiki hubungan yang rusak antara dua orang atau dua kelompok sesuai dengan petunjuk syari’at yang lurus.
Dan ishlaah (mendamaikan) mendekatkan antara hati-hati yang saling menjauh, menyatukan kembali pemikiran-pemikiran yang saling menjauh, dan memberikan hak yang wajib kepada pemiliknya, yaitu dengan usaha yagn dilakukan oleh orang-orang yang hendak mendamaikan dan sikap mengharapkan pahala dari orang-orang yang baik, serta sikap bijak orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus.
Mendamaikan diantara sesama merupakan salah satu pintu surga dan keselamatan dari fitnah umum dan fitnah khusus. Mendatangkan kemaslahatan khusus dan umum, dan mencegah kemudhorotan yang meluas kerusakannya dan tersebar keburukannya.
Mendamaikan diantara yang bersengketa menutup pintu-pintu tempat masuknya syaitan untuk menggoda manusia.
Pemerhati sejarah para individu dan umat-umat akan mendapati bahwa kerusakan menjadi semakin meluas dalam kehidupan mereka disebabkan hilangnya “usaha mendamaikan diantara yang bersengketa”. Dan ia juga akan mendapati bahwa keburukan dan fitnah terhilangkan disebabkan usaha mendamaikan diantara yang bersengketa. Dan besarnya nyala api berasal dari percikan bunga api.
Mendamaikan diantara yang bersengketa merupakan salah satu dari tujuan agung dan pengajaran yang indah dan mulia dalam Islam. Allah berfirman :
فَاتَّقُوا اللَّهَ وَأَصْلِحُوا ذَاتَ بَيْنِكُمْ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ
Maka bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah perhubungan di antara sesamamu; dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman (QS Al-Anfaal : 1)
Diantara dalil akan keutamaan mendamaikan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam
أَلاَ أُخْبِرُكُمْ بِأَفْضَلَ مِنْ دَرَجَةِ الصِّيَامِ وَالصَّلاَةِ وَالصَّدَقَةِ؟ قَالُوا : بَلَى، قَالَ : صَلاَحُ ذَاتِ الْبَيْنِ فَإِنَّ فَسَادَ ذَاتِ الْبَيْنِ هِيَ الْحَالِقَةُ
“Maukah aku kabarkan kepada kalian yang lebih baik daripada derajat puasa, sholat, dan sedekah?”. Mereka berkata, “Tentu”. Baiknya hubungan diantara sesama, karena rusaknya hubungan diantara sesama mengikis habis (agama)” (HR At-Tirmidzi no 2509, dan dishahihkan At-Tirmidzi, dan ada tambahannya
Artikel asli: https://firanda.com/1342-damaikanlah.html