Beranda | Artikel
Nasihat Jelang Ramadan: Mari Makmurkan Masjid-Masjid di Sekitar Kita
1 hari lalu


Bulan Ramadan sebentar lagi datang mengunjungi kita. Bulan penuh kemuliaan dan keutamaan. Di dalamnya, kaum muslimin berlomba-lomba untuk melaksanakan kebaikan dan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Masjid-masjid yang biasanya sepi menjadi ramai di bulan tersebut.

Saudaraku yang dimuliakan Allah Ta’ala, sebelum bulan penuh kemuliaan ini datang menghampiri, hendaknya masing-masing dari kita menumbuhkan kembali kesadaran dan kecintaan kita untuk meramaikan dan memakmurkan masjid-masjid dan rumah Allah Ta’ala.

Masjid adalah tempat paling mulia di muka bumi

Jemaah yang dimuliakan Allah Ta’ala, sesungguhnya tempat yang paling mulia dan paling dicintai oleh Allah adalah masjid yang kita gunakan untuk salat dan beribadah. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

أَحَبُّ الْبِلادِ إِلَى اللَّهِ مَسَاجِدُهَا، وَأَبْغَضُ الْبِلادِ إِلَى اللَّهِ أَسْوَاقُهَا

Negeri (tempat) yang paling dicintai Allah adalah pada masjid-masjidnya, dan tempat yang paling dimurkai Allah adalah pasar-pasarnya.” (HR. Muslim no. 671)

Masjid adalah rumah Allah di muka bumi ini. Tempat yang penuh dengan keutamaan dan kemuliaan. Tempat berkumpulnya orang-orang mukmin dan bertakwa kepada Allah Ta’ala. Allah berfirman,

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir.” (QS. At-Taubah:18)

Seorang mukmin berkewajiban menampakkan dan meninggikan (kemuliaan) masjid serta menghidupkannya. Ini berdasarkan firman Allah Azza Wajalla kepada kita semua,

فِي بُيُوتٍ أَذِنَ اللَّهُ أَنْ تُرْفَعَ وَيُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ يُسَبِّحُ لَهُ فِيهَا بِالْغُدُوِّ وَالْآصَالِ

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang.” (QS. An-Nur: 36)

Allah Ta’ala memberikan ancaman yang sangat keras kepada siapa pun yang menghalangi hamba-hamba Allah dari beribadah di masjid. Allah Ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنْ مَنَعَ مَسَاجِدَ اللَّهِ أَنْ يُذْكَرَ فِيهَا اسْمُهُ

“Dan siapakah yang lebih zalim daripada orang yang menghalang-halangi menyebut nama Allâh dalam masjid-masjid-Nya.” (QS. Al-Baqarah:114)

Keberadaan masjid adalah kebutuhan paling vital bagi masyarakat muslim

Masjid memiliki kedudukan penting bagi kaum muslimin. Di sanalah kaum muslimin melaksanakan salat lima waktu, beramal, menjalin hubungan sosial. Oleh karena itu, amal besar pertama yang dilakukan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam setelah hijrah adalah membangun masjid. Beliau juga memerintahkan umatnya untuk membangun, menghidupkan, dan memakmurkan masjid.  ‘Aisyah radhiyallahu ‘anhu mengatakan,

أمَرَ رسولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم ببناءِ المساجدِ في الدورِ، وأن تُنَظَّفَ وتُطَيَّبَ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan agar masjid dibangun di perkampungan (tempat manusia banyak berkumpul), dibersihkan dan diberi wewangian.(HR. Abu Dawud no. 455, At-Tirmidzi no. 594 dan Ibnu Majah no. 754)

Di kesempatan lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyebutkan keutamaan khusus bagi mereka yang membangun rumah Allah Ta’ala,

مَنْ بَنَى لِلَّهِ مَسْجِدًا وَلَوْ كَمَفْحَصِ قَطَاةٍ لِبَيْضِهَا؛ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

“Barangsiapa membangun masjid karena Allah sebesar sarang burung atau lebih kecil. Maka, Allah akan bangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Ibnu Majah no. 738, Imam Bukhari di dalam kitab At-Tarikh Al-Kabir, 1:332 dan Ibnu Khuzaimah no. 1292)

Memakmurkan masjid, kewajiban kita bersama

Di negara kita tercinta, alhamdulillah, masjid sudah banyak tersebar di berbagai daerah dan pelosok. Sayangnya, hal tersebut tidak dibarengi dengan kesadaran untuk memakmurkan dan meramaikan masjid dalam rangka beribadah dan melaksanakan salat berjemaah.

Padahal, wahai saudaraku sekalian, memakmurkan masjid memiliki urgensi lebih untuk kita berikan perhatian dan kita usahakan. Dalam syariat kita, laki-laki berkewajiban untuk melaksanakan salat berjemaah di masjid dan meramaikannya. Allah ‘Azza Wajalla berfirman,

وَأَقِيمُواْ الصَّلاَةَ وَآتُواْ الزَّكَاةَ وَارْكَعُواْ مَعَ الرَّاكِعِين

“Dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan rukuklah beserta orang-orang yang rukuk.” (QS. Al-Baqarah: 43)

Di dalam hadis yang sahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memberikan ancaman bagi mereka yang tidak berjemaah di masjid, padahal mampu untuk melaksanakannya.

إنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ علَى المُنَافِقِينَ صَلَاةُ العِشَاءِ، وَصَلَاةُ الفَجْرِ، ولو يَعْلَمُونَ ما فِيهِما لأَتَوْهُما ولو حَبْوًا، وَلقَدْ هَمَمْتُ أَنْ آمُرَ بالصَّلَاةِ، فَتُقَامَ، ثُمَّ آمُرَ رَجُلًا فيُصَلِّيَ بالنَّاسِ، ثُمَّ أَنْطَلِقَ مَعِي برِجَالٍ معهُمْ حُزَمٌ مِن حَطَبٍ إلى قَوْمٍ لا يَشْهَدُونَ الصَّلَاةَ، فَأُحَرِّقَ عليهم بُيُوتَهُمْ بالنَّارِ

“Salat yang paling berat bagi orang munafik adalah salat Isya dan salat Subuh. Kalau mereka mengetahui keutamaan yang terdapat dalam kedua salat tersebut, mereka akan mendatanginya, walaupun dengan merangkak. Aku sangat ingin memerintahkan salat (dikerjakan), lalu dikumandangkan ikamah dan kuperintahkan seseorang untuk mengimami para jemaah. Sementara itu, aku pergi bersama beberapa orang yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang tidak ikut salat berjemaah dan membakar rumah-rumah mereka dengan api.” (HR. Bukhari no. 657 dan Muslim no. 651)

Masjid adalah rumah Allah Ta’ala yang harus kita makmurkan dan kita ramaikan, baik itu dengan melaksanakan salat ataupun dengan membaca Al-Qur’an dan belajar. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda memberikan motivasi kepada kita semua,

وَمَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ، وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ؛ إِلَّا نَزَلَتْ عَلَيْهِم السَّكِينَةُ، وَغَشِيَتْهُم الرَّحْمَةُ، وَحَفَّتْهُم الْمَلَائِكَةُ، وَذَكَرَهُم اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ

“Dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah dari rumah–rumah Allah (masjid), membaca kitabullah, saling mengajarkan di antara mereka, melainkan akan turun kepada mereka ketenangan, diliputi oleh rahmat, dan dinaungi oleh para malaikat, serta Allah akan menyebut–nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang lambat dalam beramal, sungguh garis nasabnya tidak akan bisa membantunya.” (HR. Muslim no. 2699)

Amalan-amalan yang mendatangkan kemakmuran masjid

Saudaraku sekalian, banyak sekali amalan-amalan yang dapat kita lakukan di masjid yang akan mendatangkan keutamaan bagi diri kita, baik di kehidupan dunia ini maupun di akhirat nanti. Bertepatan dengan bulan Ramadan yang akan datang menghampiri kita, ada baiknya diri kita kembali membiasakan amalan-amalan yang kita sebutkan berikut ini dan kembali memakmurkan masjid-masjid yang ada. Sehingga, masjid-masjid yang begitu banyak tersebar di penjuru negeri, tidak hanya ramai di bulan Ramadan saja, namun juga ramai di bulan-bulan lainnya.

Yang pertama,  memperbanyak langkah menuju masjid.

Jika lokasi masjid yang dekat dengan tempat tinggal kita masih mudah untuk kita akses dengan berjalan kaki, maka berjalanlah. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda,

مَن تَطَهَّرَ في بَيْتِهِ، ثُمَّ مَشَى إلى بَيْتٍ مَن بُيُوتِ اللهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِن فَرَائِضِ اللهِ، كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إحْدَاهُما تَحُطُّ خَطِيئَةً، وَالأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً.

“Barangsiapa bersuci di rumahnya, kemudian berjalan ke salah satu rumah Allah (masjid) untuk melaksanakan kewajiban yang Allah tetapkan, maka kedua langkahnya, yang satu akan menghapus kesalahan dan satunya lagi akan meninggikan derajat.”  (HR. Muslim no. 666)

Yang kedua, bagi laki-laki, tanamkan di hatimu bahwa salat berjemaah di masjid adalah kewajiban yang akan mendatangkan keutamaan besar kepadamu.

Ingatlah sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam,

صَلاةُ الرَّجُلِ في جَماعةٍ تُضَعَّفُ عَلى صلاتِهِ فِي بَيْتِهِ وفي سُوقِهِ خَمْسًا وَعِشْرينَ ضِعفًا، وذلكَ أَنَّهُ إِذا تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الْوُضُوءَ ثُمَّ خَرَجَ إِلى المَسْجِدِ، لا يُخْرِجُه إِلَّا الصَّلاةُ، لَمْ يَخْطُ خَطْوةً إِلَّا رُفِعَتْ لَه بهَا دَرَجَةٌ، وَحُطَّتْ عَنْه بهَا خَطِيئَةٌ، فَإِذا صَلى لَمْ تَزَلِ المَلائِكَة تُصَلِّي عَلَيْهِ مَا دَامَ في مُصَلَّاه، مَا لَمْ يُحْدِثْ، تَقُولُ: اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ، اللَّهُمَّ ارحَمْهُ. وَلا يَزَالُ في صَلاةٍ مَا انْتَظَرَ الصَّلاةَ

Salatnya seorang lelaki dengan berjemaah itu dilipatgandakan pahalanya melebihi salatnya di rumahnya secara sendirian (munfarid) atau di pasarnya dengan dua puluh lima kali lipatnya. Yang sedemikian itu dikarenakan apabila seseorang berwudu lalu memperbagusi cara wudunya, kemudian keluar ke masjid, sedang tidak ada yang menyebabkan keluarnya itu, melainkan karena hendak melaksanakan salat, maka tidaklah ia melangkah sekali langkah, melainkan dinaikkanlah untuknya sederajat dan dihapuskan daripadanya satu kesalahan. Selanjutnya apabila ia salat, maka para malaikat akan senantiasa mendoakan untuknya supaya ia memperoleh rahmat dan kasih sayang Allah, selama dirinya masih tetap berada di tempat salatnya dan ia tidak berhadas. Ucapan malaikat itu ialah, ‘Ya Allah ampunilah dia. Ya Allah rahmatilah dia.’ Seorang hamba akan dianggap dan diberikan pahala layaknya berada di dalam salat, selama ia menantikan salat berjemaah.” (HR. Bukhari no. 647 dan Muslim no. 649)

Ada keutamaan yang besar juga bagi mereka yang mau bergegas dan pergi ke masjid di kegelapan malam, baik itu untuk melaksanakan salat Isya ataupun salat Subuh. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

بشِّرِ المشَّائينَ في الظُّلَمِ إلى المساجدِ بالنُّورِ التَّامِّ يومَ القيامةَ

“Berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berjalan menuju masjid di kegelapan malam bahwa mereka akan mendapat cahaya yang sempurna kelak di hari kiamat”.  (HR. Abu Daud no. 561)

Ketiga, jangan tertinggal dari melaksanakan salat Jumat di masjid.

Berangkat ke masjid untuk melaksanakan salat jumat memiliki keutamaan yang sangat besar. Nabi bersabda,

مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا

“Barangsiapa yang menjadikan istrinya mandi lau dirinya juga mandi pada hari Jumat, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khotbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun.” (HR. Abu Dawud no. 345)

Keempat, belajar dan membaca Al-Qur’an di masjid

Sahabat Uqbah bin Amir radhiyallahu ‘anhu mengisahkan,

خَرَجَ رَسولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عليه وسلَّمَ وَنَحْنُ في الصُّفَّةِ، فَقالَ: أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنْ يَغْدُوَ كُلَّ يَومٍ إلى بُطْحَانَ، أَوْ إلى العَقِيقِ، فَيَأْتِيَ منه بنَاقَتَيْنِ كَوْمَاوَيْنِ في غيرِ إثْمٍ، وَلَا قَطْعِ رَحِمٍ؟ فَقُلْنَا: يا رَسولَ اللهِ، نُحِبُّ ذلكَ، قالَ: أَفلا يَغْدُو أَحَدُكُمْ إلى المَسْجِدِ فَيَعْلَمُ، أَوْ يَقْرَأُ آيَتَيْنِ مِن كِتَابِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ، خَيْرٌ له مِن نَاقَتَيْنِ، وَثَلَاثٌ خَيْرٌ له مِن ثَلَاثٍ، وَأَرْبَعٌ خَيْرٌ له مِن أَرْبَعٍ، وَمِنْ أَعْدَادِهِنَّ مِنَ الإبِلِ

“Rasulullah ṣallallahu ‘alaihi wasallam keluar sementara kami sedang berada di Ṣuffah (tempat berteduhnya para fukara dari kalangan muhajirin), kemudian beliau bertanya, ‘Siapakah di antara kalian yang suka pergi ke Buṭḥan atau ke ‘Aqiq, lalu ia pulang dengan membawa dua ekor unta yang gemuk-gemuk dengan tanpa membawa dosa dan tidak pula memutuskan silaturahim?’ Kami pun menjawab, ‘Kami semua menyukai hal itu, wahai Rasulullah ṣallallahu ‘alaihi wasallam.’ Beliau melanjutkan sabdanya, ‘Sungguh, tidaklah salah seorang dari kalian pergi ke masjid lalu ia mempelajari atau membaca dua ayat dari kitabullah ‘Azza Wajalla, (melainkan itu) lebih baik baginya daripada dua unta. Tiga (ayat) lebih baik dari tiga ekor unta, empat ayat lebih baik daripada empat ekor unta, dan setiap hitungannya dari unta tersebut.’” (HR. Muslim no. 803)

Itulah wahai saudaraku, beberapa amalan yang apabila kita rutinkan akan membantu diri kita untuk dapat memakmurkan dan meramaikan rumah-rumah Allah Ta’ala. Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan kita kesitikamahan untuk terus datang ke masjid, menjadikan hati kita terikat dengan masjid, dan mempertemukan kita dengan bulan Ramadan yang penuh kemuliaan. Amin ya Rabbal ‘alamin.

***

Penulis: Muhammad Idris, Lc.


Artikel asli: https://muslim.or.id/102928-nasihat-jelang-ramadan-mari-makmurkan-masjid-masjid-di-sekitar-kita.html