Beranda | Artikel
Jalan Keselamatan di Zaman Fitnah
Jumat, 22 November 2024

Di tengah-tengah zaman yang penuh fitnah dan kebingungan seperti sekarang ini, di mana kebenaran sering kali tersembunyi dan kesesatan tersebar luas, kebutuhan akan ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah menjadi sangat mendesak. Karena, ilmu agama merupakan jalan keselamatan yang bisa membimbing umat menuju kebenaran dan menjauhkan dari kesesatan.

Syekh Al-‘Allamah Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i rahimahullah memberikan nasihat yang sangat berharga. Beliau mengatakan,

علينا جميعاً أن نتواصى بتقوى الله، والجدّ والإجتهاد في تحصيل العلم، فهو سبيل النجاة في هذا الزمان، وهو الذي نستطيع به أن نميّز بين المُحقّ والمبطل، وبين الهدى الضلال، فعلينا أن نتزود من العلم النافع، وأن نحرص على اقتناء كتب السلف

“Wajib atas kita semuanya untuk saling berwasiat agar bertakwa kepada Allah, memperhatikan penuh dan bersungguh-sungguh untuk meraih ilmu (yakni ilmu agama ini, yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah), karena ilmu agama ini adalah jalan keselamatan di zaman kita sekarang ini. Dan dengan sebab ilmu agama inilah, kita bisa membedakan antara perkara yang hak dan yang batil, demikian pula untuk membedakan antara petunjuk dan kesesatan. Maka, wajib atas kita untuk bersungguh-sungguh dalam menambah ilmu nafi’ (ilmu yang bermanfaat ini, yaitu ilmu agama). Dan juga bersemangat untuk mengambil keuntungan/manfaat dari kitab-kitab para ulama salaf.”
(Gharatul Asyrithah, 1:107)

Pernyataan beliau menegaskan bahwa ilmu agama adalah satu-satunya cara untuk menjaga diri dari fitnah dan penyimpangan yang begitu banyak di zaman kita ini.

Pentingnya ilmu agama dalam menjaga keselamatan akidah

Ilmu agama merupakan landasan yang kokoh bagi seorang muslim dalam menjaga keimanannya dan menghindari kesesatan. Tanpa ilmu yang benar, seseorang mudah terombang-ambing dalam lautan pemikiran yang sesat dan menyesatkan. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman,

قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ

“Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ ”
(QS. Az-Zumar: 9)

Perhatikanlah perbedaan mendasar antara orang yang memiliki ilmu dan yang tidak memilikinya. Ilmu agama adalah cahaya yang menerangi jalan hidup seorang muslim, membimbingnya untuk tetap berada di atas jalan yang lurus. Tanpa ilmu, seseorang akan mudah tersesat, karena tidak memiliki pedoman yang jelas untuk membedakan antara yang hak dan yang batil.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

مَن يُرِدِ اللهُ به خيرًا يُفَقِّهْه في الدينِ

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan padanya, maka Allah akan memahamkan dia dalam urusan agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Oleh karenanya, pemahaman yang benar tentang agama adalah tanda bahwa Allah menghendaki kebaikan bagi seseorang. Sebaliknya, ketidaktahuan atau kelalaian dalam mencari ilmu adalah tanda kebinasaan yang akan menjerumuskan seseorang ke dalam berbagai bentuk penyimpangan dan kesesatan.

Ilmu sebagai pembeda antara yang hak dan batil

Salah satu manfaat terbesar dari ilmu agama adalah kemampuannya untuk membedakan antara yang hak (benar) dan yang batil (salah). Di zaman di mana banyak orang terjebak dalam hawa nafsu, ideologi sesat, dan pemahaman yang keliru, ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah menjadi satu-satunya cara untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang salah.

Allah Ta’ala berfirman,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِن تَتَّقُوا۟ ٱللَّهَ يَجْعَل لَّكُمْ فُرْقَانًا وَيُكَفِّرْ عَنكُمْ سَيِّـَٔاتِكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ

“Wahai orang-orang yang beriman! Jika kalian bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepada kalian furqan (pembeda antara yang hak dan yang batil), dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan kalian dan mengampuni (dosa-dosa) kalian. Dan Allah memiliki karunia yang besar.”
(QS. Al-Anfal: 29)

Saudaraku, ketahuilah bahwa takwa kepada Allah yang dibarengi dengan ilmu yang benar akan memberikan furqan, yaitu kemampuan untuk membedakan antara yang haq dan yang bathil. Karena, dengan ilmu yang bermanfaat, seorang muslim akan memiliki pandangan yang jernih dalam menghadapi berbagai permasalahan hidup, sehingga tidak mudah terjerumus dalam kesalahan atau fitnah yang menyesatkan.

Ilmu sebagai bekal dalam menghadapi fitnah

Fitnah yang dimaksud di sini bisa berupa godaan dunia, pemikiran yang menyimpang, atau ajakan untuk meninggalkan ajaran Islam yang murni. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memperingatkan tentang fitnah-fitnah ini dalam banyak hadisnya. Salah satu hadis yang relevan adalah:

بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِى كَافِرًا أَوْ يُمْسِى مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا

“Segeralah beramal sebelum datangnya fitnah-fitnah yang menyerupai potongan-potongan malam yang gelap. Seseorang di pagi hari masih beriman, namun di sore harinya telah menjadi kafir. Dan seseorang di sore hari masih beriman, namun di pagi harinya telah menjadi kafir. Dia menjual agamanya dengan sedikit dari keuntungan dunia.” (HR. Muslim)

Betapa cepat dan berbahayanya fitnah-fitnah di akhir zaman. Seseorang yang tadinya beriman bisa saja tergelincir ke dalam kekafiran hanya dalam waktu yang singkat. Oleh karenanya, ilmu agama yang benar adalah pelindung utama bagi seorang muslim dari fitnah-fitnah ini.

Semangat menuntut ilmu dan mengikuti jejak salaf

Selain menekankan pentingnya ilmu agama, Syekh Muqbil juga mengingatkan agar kita senantiasa bersemangat dalam menuntut ilmu, serta memanfaatkan kitab-kitab para ulama salaf sebagai rujukan. Ulama salaf adalah generasi terbaik dalam Islam, yang hidup di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik. Mereka adalah teladan dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam.

Allah Ta’ala berfirman,

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ

“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah rida kepada mereka dan mereka pun rida kepada Allah.” (QS. At-Taubah: 100)

Generasi salaf adalah teladan yang harus diikuti oleh setiap muslim. Mereka adalah orang-orang yang paling memahami agama ini dan menjalankannya dengan penuh ketulusan. Maka, kita wajib merujuk kepada kitab-kitab mereka, mengambil manfaat dari pengetahuan yang mereka tinggalkan, dan mencontoh cara mereka dalam beragama.

Ilmu sebagai jalan keselamatan

Ilmu agama yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah adalah jalan keselamatan bagi setiap muslim di zaman penuh fitnah ini. Tanpa ilmu, seseorang akan mudah tersesat dan terjebak dalam berbagai bentuk kesesatan yang semakin banyak tersebar di tengah-tengah masyarakat. Dengan ilmu pula, seorang muslim akan mampu membedakan antara yang hak dan yang batil, serta memiliki bekal untuk menghadapi berbagai fitnah yang datang.

Oleh sebab itu, kita semua wajib bersemangat dalam menuntut ilmu agama, baik melalui majelis ilmu, kajian-kajian, maupun dengan membaca kitab-kitab para ulama salaf. Dengan demikian, kita akan memiliki pemahaman yang benar tentang agama, dan insyaAllah, kita akan selamat dari fitnah dan penyimpangan yang ada di sekitar kita.

Semoga Allah Ta’ala senantiasa memberikan hidayah dan taufik-Nya kepada kita semua, serta memudahkan kita dalam menuntut ilmu dan mengamalkan ajaran-Nya. Amin.

Wallahu A’lam.

***

Penulis: Fauzan Hidayat


Artikel asli: https://muslim.or.id/100641-jalan-keselamatan-di-zaman-fitnah.html