Beranda | Artikel
Biografi Jabir bin Abdillah
Rabu, 31 Juli 2024

Nama

Jabir bin Abdillah bin ‘Amr bin Haram bin Ka’ab bin Ghanim bin Ka’ab bin Salamah Al-Anshary As-Salami.

Kunyah

Jabir bin Abdillah memiliki beberapa kunyah, antara lain Abu Abdillah, Abu Abdirrahman, dan Abu Muhammad. Yang paling dikenal adalah dengan kunyah Abu Abdillah.

Ayah dan ibu Jabir bin Abdillah

Ibunya bernama Nasibah binti ‘Uqbah bin ‘Adiy. [1] Beliau masuk Islam dan berbaiat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sedangkan ayahnya adalah Abdillah bin ‘Amr bin Haram merupakan salah satu tokoh penting Suku Al-Khazraj dari Bani Salamah dan merupakan salah satu orang yang mulia di antara mereka. Abdullah bin ‘Amr merupakan salah satu pemimpin yang hadir pada saat Bai’atul ‘Aqabah dan mengajak kaumnya untuk memasuki agama Islam. Beliau mengikuti perang Badar dan Uhud, dan meninggal syahid pada perang Uhud radhiyallahu ‘anhu. [2]

Keislaman Jabir bin Abdillah

Jabir bin Abdillah masuk Islam sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam hijrah ke Madinah. Bahkan, satu tahun sebelum Bai’atul ‘Aqabah yang kedua. Jabir bin Abdillah merupakan orang termuda yang masuk ke dalam rombongan yang menghadiri Bai’atul ‘Aqabah yang kedua bersama ayahnya dan bahkan ketika itu Jabir masih seorang anak remaja yang masih muda belia. [3] Ketika peristiwa Bai’atul Aqabah inilah keislaman Jabir semakin kuat dan menancap di hatinya. Jabir bin Abdillah masuk Islam pada usia 14 tahun.

Istri Jabir bin Abdillah

Jabir bin Abdillah menikah dengan 2 shahabiyyah, yaitu:

Pertama: Suhaimah binti Mas’ud bin Aus bin Malik. Dari pernikahan ini dianugerahi seorang anak laki-laki yang diberi nama Abdurrahman yang menjadi perawinya.

Kedua: Ummu Al-Harits binti Muhammad bin Salamah. Dari pernikahan ini dianugerahi seorang anak yang juga menjadi perawinya, yaitu Muhammad. [4]

Peperangan

Jabir bin Abdillah merupakan salah satu sahabat yang selalu mengikuti peperangan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hampir semua peperangan diikuti, kecuali Perang Badar dan Uhud. Ketika itu, ayahnya melarang Jabir untuk mengikuti perang karena Jabir diperintahkan untuk menjaga saudari-saudarinya. Setelah ayahnya syahid pada perang Uhud, Jabir mulai mengikuti peperangan dan ketika itu usianya masih muda. Peperangan yang diikuti Jabir bin Abdillah antara lain: perang Hamra Al-Asad, perang Dza Ar-Riqa’, perang Ahzab atau Khandaq, perang Sariyyah Al-Khabath, perang Al-Hudaibiyyah, perang Hunain, perang Tabuk, dan beberapa peperangan lainnya.

Guru-guru Jabir bin Abdillah

Jabir bin Abdillah dikenal sebagai sahabat yang banyak menghabiskan waktunya untuk meriwayatkan hadis-hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dan juga dari para sahabat. Kegigihan Jabir di dalam menuntut ilmu menjadikan Jabir bin Abdillah menjadi salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Tidak hanya itu, Jabir juga menjadi salah satu ahli ilmu dan mufti para sahabat ketika itu. Di antara guru-guru Jabir adalah: Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu ‘anhu, Amirul mukminin Umar bin Khattab radhiyallahu ‘anhu, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu, Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhu, Abu Sa’id Al-Khudriy radhiyallahu ‘anhu, Abu Ubaidah bin Al Harraj radhiyallahu ‘anhu, ‘Ammar bin Yasir radhiyallahu ‘anhu, Khalid bin Walid radhiyallahu ‘anhu, Abu Burdah bin Nayyar radhiyallahu ‘anhu, Abu Qatadah Al-Anshary radhiyallahu ‘anhu, Ummu Syarik radhiyallahu ‘anha, dan masih banyak mengambil  ilmu dari para sahabat lainnya radhiyallahu ‘anhum.

Murid-murid

Allah memberikan keberkahan ilmu kepada Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhu. Hal ini dilihat dari banyaknya murid-murid Jabir yang mendatangi majelisnya untuk mengambil ilmu dan hadis darinya. Di antara murid-murid Jabir yang terkenal adalah: Sa’id bin Al-Musayyib, ‘Urwah bin Zubair, Asy-Sya’biy, Mujahid bin Jabr, ‘Attha’ bin Yassar, ‘Attha’ bin Abi Rabbah, ‘Amr bin Dinar, Abu Zubair, Muhammad bin Al-Mukandar, Hisyam bin ‘Urwah, Raja’ bin Hayawah, Abu Ja’far Al-Baqir, Wahab bin Munabbih Al-Hafidz, Wahab bin Kisyan, Muhammad bin Ibrahim bin Al-Harits At-Taimiy, Sa’id bin Abi Sa’id, Al-Hasan bin Muhammad bin Al-Hanifah, Dzakwan Abu Shalih, dan masih banyak murid lainnya. [5]

Wafat

Jabir bin Abdillah merupakan sahabat yang memiliki umur yang panjang. Jabir menghabiskan usianya menjadi pengajar dan merupakan sumber bagi para sahabat dalam berbagai permasalahan agama. Jabir bin Abdillah juga menghabiskan usianya untuk berperang bersama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, Jabir selalu mengambil kesempatan untuk mengikuti perang-perang bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, kecuali perang Badar dan perang Uhud karena mematuhi perintah ayahnya untuk menjaga saudari-saudarinya. Jabir bin Abdillah banyak meriwayatkan hadis dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bahkan menjadi salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadis.

Di akhir-akhir usianya, Jabir mengalami buta. Jabir bin Abdillah wafat pada tahun 68 H, ada pula riwayat lain yang mengatakan pada tahun 72 H, 73 H, dan bahkan ada yang mengatakan pada 77 H. [6] Jabir bin Abdillah disalatkan di Quba’ dan wafat pada usia 94 tahun.

***

Penulis: Gazzeta Raka Putra Setyawan


Artikel asli: https://muslim.or.id/96498-biografi-jabir-bin-abdillah.html