Beranda | Artikel
Kebahagiaan
Selasa, 23 Juli 2024

Bersama Pemateri :
Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin Al-Badr

Kebahagiaan adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Hadits-Hadits Perbaikan Hati. Pembahasan ini disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdurrazzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-‘Abbad Al-Badr pada Senin, 9 Al-Muharram 1446 H / 15 Juli 2024 M.

Kajian Islam Ilmiah Tentang Kebahagiaan

Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu berkata, “Sunguh kami tidak pernah bahagia setelah hidayah Islam melebihi kebahagiaan kami dari ucapan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ‘Sesungguhnya engkau akan dikumpulkan bersama yang engkau cintai.’ Aku mencintai Allah, RasulNya, Abu Bakar, Umar, dan aku berharap aku akan bersama mereka meskipun aku tidak mampu beramal seperti amalan mereka.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, “Amalan anak Adam itu untuknya, kecuali puasa, itu untukKu dan Aku yang akan membalasnya. Puasa adalah perisai, apabila salah seorang dari kalian berpuasa, maka janganlah berkata kotor dan janganlah mengangkat suara. Dan apabila ada seseorang yang mengajaknya berkelahi atau memakinya, katakanlah, ‘Aku sedang berpuasa.’ Demi Dzat yang jiwa Muhammad berada di tanganNya, sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kasturi. Bagi orang yang berpuasa ada dua kebahagiaan yang ia rasakan. Yang pertama, jika berbuka ia bahagia dengan buka tersebut, dan yang kedua, apabila berjumpa dengan Allah, ia merasa bahagia karena puasanya.”

Kebahagiaan adalah suatu rasa yang lezat yang ada di dalam hati karena seorang mendapatkan apa yang ia inginkan dan apa yang ia sukai. Maka lahirlah dari hal tersebut sesuatu yang disebut dengan الفرح (kesenangan dan kebahagiaan). Namun, tentunya antara satu kebahagiaan dengan kebahagiaan yang lain sangat berbeda. Sangat berbeda antara orang yang merasakan kebahagiaan jasad, kebahagiaan yang sesaat, kebahagiaan yang semu dengan mengikuti hawa nafsu, mengikuti bid’ah yang menyesatkan dan membinasakan. Berbeda dengan orang yang bahagia karena kebaikan, karena ibadah, karena ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena kebahagiaan seperti ini termasuk tingkatan agama yang sangat tinggi dan itu adalah cabang dari kecintaan yang ada di dalam hati kepada agama ini.

Berkata Ibnul Qayyim Rahimahullah bahwa kebahagiaan dengan Allah dan RasulNya, karena beriman, sunnah, ilmu, Al-Qur’an, ini termasuk derajat yang sangat tinggi. Allah Ta’ala berfirman,

وَإِذَا مَا أُنْزِلَتْ سُورَةٌ فَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ أَيُّكُمْ زَادَتْهُ هَٰذِهِ إِيمَانًا ۚ فَأَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا فَزَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَهُمْ يَسْتَبْشِرُونَ

“Dan apabila diturunkan suatu surat, maka di antara mereka (orang-orang munafik) ada yang berkata: ‘Siapakah di antara kamu yang bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?’ Adapun orang-orang yang beriman, maka surat ini menambah imannya, dan mereka merasa bahagia.” (QS. At-Taubah[9]: 124)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman,

وَالَّذِينَ آتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ…

“Dan orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu…” (QS. Ar-Ra’d[13]: 36)

Kebahagiaan karena ilmu, iman, sunnah adalah bukti kecintaan seorang terhadap ilmu, iman, dan sunnah, serta ia mengutamakannya dari selainnya. Karena kebahagiaan seorang hamba terhadap sesuatu ketika ia mendapatkannya sesuai dengan kadar kecintaannya kepada hal tersebut. Maka barangsiapa yang tidak suka terhadap sesuatu, maka dia tidak akan bahagia ketika mendapatkannya dan tidak sedih ketika kehilangan hal tersebut. Karena kebahagiaan itu mengikuti kecintaan dan kesukaan.

Imam Ibnul Qayyim juga berkata bahwa kebahagiaan karena karunia dan rahmat Allah mengikuti kebahagiaan atau kecintaan kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Seorang yang beriman akan bahagia dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih besar dari kehidupannya dari segala sesuatu. Misalnya dari kekasihnya, kehidupan, harta, nikmat, dan kekayaan. Seorang yang beriman berbahagia dekat dengan Allah ‘Azza wa Jalla, dan hati tidak akan merasakan hakikat kehidupan sampai ia merasakan kebahagiaan dekat dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Kebahagiaan itu terasa dalam hatinya dan nampak dalam wajahnya, maka seakan-akan ia berada dalam kondisi seperti keadaan penduduk surga yang wajah mereka ceria dan hati mereka berbahagia. Seperti inilah seorang hendaknya bersemangat untuk beramal dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya, karena inilah ilmu yang diusahakan oleh orang-orang yang mempunyai semangat yang tinggi dan berlomba-lomba untuk mendapatkannya orang-orang yang mulia.

Bagaimana penjelasan lengkapnya? Mari download dan simak mp3 yang penuh manfaat ini.

Downlod MP3 Ceramah Agama Tentang Kebahagiaan


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54307-kebahagiaan/