Fadhilah Puasa
FADHILAH PUASA.
Fadilah bulan Ramadhan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «إذَا دَخَلَ شهر رَمَضَانُ فُتِحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ، وَسُلْسِلَتِ الشَّيَاطِينُ». وفي رواية: «فُتِحَتْ أَبْوَابُ الجَنَّةِ». متفق عليه
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila Bulan Ramadhan tiba pintu langit dibuka, pintu neraka Jahannam dikunci dan syetan-syetan dibelenggu”. Dalam riwayat yang lain: ” pintu surga dibuka“. Muttafaq ’alaih. [1]
Fadilah Puasa.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «قَالَ اللهُ: كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إلَّا الصِّيَامَ فَإنَّهُ لِي، وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ، وَإذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ، فَلا يَرْفُثْ وَلا يَصْخَبْ، فَإنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ، وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ الله مِنْ رِيحِ المسْكِ، لِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا: إذَا أَفْطَرَ فَرِحَ، وَإذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ». متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Allah ‘Azza wa Jalla berfirman: “Setiap amalan anak Adam adalah untuknya kecuali puasa karena sesungguhnya ia untuk-Ku, dan Aku yang membalasnya”, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Puasa adalah membentengi diri, maka bila salah seorang kamu di hari ia berpuasa janganlah berkata kotor dan banyak bicara, dan jika seseorang memakinya atau mengajaknya bertengkar hendaklah ia mengatakan “Sesungguhnya aku sedang berpuasa”, demi yang jiwa Muhammad di tangan-Nya sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih wangi di sisi Allah dari baunya kasturi, bagi orang berpuasa ada dua kegembiraan yang dirasakan; di saat dia berbuka ia gembira dengan makanan berbukanya, dan di saat ia bertemu Rabbnya ia gembira dengan pahala puasanya”. Muttafaq ’alaih [2]
Fadilah Orang yang Berpuasa.
عن سهل رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «فِي الجَنَّةِ ثَمَانِيَةُ أَبْوَابٍ، فِيهَا بَابٌ يُسَمَّى الرَّيَّانَ لا يَدْخُلُهُ إلا الصَّائِمُونَ». متفق عليه
Dari Sahal bin Sa’ad Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda: “Sesungguhnya di surga ada delapan pintu, diantaranya ada yang dinamakan Rayyan, tidak seorangpun yang masuk dari pintu tersebut selain orang-orang yang berpuasa”. Muttafaq ’alaih. [3]
Fadilah Puasa Ramadhan dengan Penuh Keimanan dan Keikhlasan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ صَام رَمَضَانَ إيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ». متفق عليه
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia bersabda: “Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, maka akan diampunkan dosanya yang telah berlalu”. Muttafaq ’alaih. [4]
Fadilah Qiyam Ramadhan dengan Penuh Keimanan dan Keikhlasan
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ». متفق عليه
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang shalat malam Ramadhan dengan penuh keimanan dan keikhlasan, niscaya diampunkan baginya dosa yang telah berlalu”. Muttafaq ’alaih. [5]
Fadilah Qiyam Lailatul Qadar dengan Penuh Keimanan dan Keikhlasan
عن أبي هريرة رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَنْ قَامَ لَيْلَةَ القَدْرِ إيمَاناً وَاحْتِسَاباً غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ». متفق عليه
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang shalat malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan keikhlasan, niscaya diampunkan baginya dosa yang telah berlalu”. Muttafaq ’alaih. [6]
Fadilah Berpuasa penuh di bulan Ramadhan dan dilanjutkan dengan puasa enam hari di Bulan Syawal.
عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتّاً مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْرِ». أخرجه مسلم
Dari Abu Ayyub Al-Anshari Radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Siapa yang berpuasa Ramadhan kemudian ia mengiringinya dengan puasa enam hari di bulan Syawal seolah-olah ia berpuasa satu tahun”. HR. Muslim [7]
Fadilah Puasa Tiga Hari Setiap Bulan.
عن عبد الله بن عمرو بن العاص رضي الله عنهما-وفيه- أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال له: «وصُمْ مِنَ الشَّهْرِ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ، فَإنَّ الحَسَنَةَ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا، وَذَلِكَ مِثْلُ صِيَامِ الدَّهْرِ». متفق عليه
Dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash Radhiyallahu anhu, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Berpuasalah tiga hari setiap bulan, karena satu kebajikan senilai sepuluh kebajikan, berarti itu adalah puasa setahun penuh”. Muttafaq ’alaih. [8]
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 1899 dan 1898 dan Muslim no hadist: 1079.
[2] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 1904, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 1151.
[3] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 3257, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 1152.
[4] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 38, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 760.
[5] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 37, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 759.
[6] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 1901, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 760.
[7] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist: 1164.
[8] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 1976, ini adalah lafadznya dan Muslim no hadist: 1159.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/102237-fadhilah-puasa.html