Adab Bepergian
ADAB BEPERGIAN
Minta wasiat kepada orang shalih.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رجلاً قال: يا رسول الله إني أريد أن أسافر فأوصني، قال: «عَلَيْكَ بِتَقْوَى الله، وَالتَّكْبِيرِ عَلَى كُلِّ شَرفٍ» فَلَمَّا أَنْ وَلَّى الرَّجُلُ قَالَ: «اللَّهُمَّ اطْوِ لَهُ الأَرْضَ، وَهَوِّنْ عَلَيهِ السَّفَرَ». أخرجه الترمذي وابن ماجه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa seorang laki-laki berkata: “Wahai Rasulullah! aku akan mengadakan perjalanan, berilah aku nasehat.” Beliau bersabda: “Hendakah engkau bertakwa kepada Allah, dan bertakbir setiap menapaki jalan yang mendaki”, lalu ketika orang itu beranjak, beliau berdo`a: “Ya, Allah! Dekatkanlah perjalanannya yang jauh, serta mudahkan baginya.” HR. Tarmizi dan Ibnu Majah.[1]
Doa orang yang mukim untuk orang yang akan musafir.
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: كان رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يُوَدِّعنا فيقول: «أَسْتَوْدِعُ الله دِيْنَكَ، وَأَمَانَتَكَ، وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ». أخرجه الترمذي.
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu `anhuma berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan kata perpisahan kepada kami yang akan bepergian:
أَسْتَوْدِعُ الله دِيْنَكَ، وَأَمَانَتَكَ، وَخَوَاتِيْمَ عَمَلِكَ
“Aku titipkan agamamu, amanahmu dan akhir amalanmu kepada Allah”. HR. Tarmizi dan Hakim. [2]
Doa orang yang akan musafir kepada orang yang ditinggal.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال: ودَّعني رسول الله- صلى الله عليه وسلم- فقال: «أَسْتَودِعُكَ الله الَّذِي لا يُضِيعُ وَدَائِعَهُ». أخرجه أحمد.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca doa saat aku hendak bepergian:
أَسْتَوْدِعُك اللهَ الَّذِيْ لاَ تضِيْعُ وَدَائِعَهُ
Aku menitipkan kalian kepada Allah yang tidak akan hilang titipan-Nya. H.R. Ahmad dan Ibnu Majah. [3]
Safar bersama orang yang shaleh.
عن أبي موسى رضي الله عنه عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «مَثَلُ الجَلِيْسِ الصَّالِحِ وَالسَّوْءِ كَحَامِلِ المِسْكِ وَنَافِخِ الكِيرِ. فَحَامِلُ المِسْكِ إمَّا أَنْ يُحْذِيَكَ، وَإمَّا أَنْ تَبْتَاعَ مِنْهُ، وَإمَّا أَنْ تَجِدَ مِنْهُ رِيحاً طَيِّبَةً، وَنَافِخُ الكِيرِ إمَّا أَنْ يُحْرِقَ ثِيَابَكَ وَإمَّا أَنْ تَجِدَ رِيحاً خَبِيْثَةً». متفق عليه.
Dari Abu Musa Radhiyallahu anhu bahwa sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Perumpamaan teman duduk yang saleh dan teman duduk yang jahat seperti penjual minyak wangi dan tukang pandai besi; penjual minyak wangi kemungkinan dia memberimu minyak wangi, atau kemungkinan engkau membeli darinya, dan (setidaknya) engkau mendapat bau wangi darinya, sedangkan tukang pandai besi kemungkinan percikan apinya membakar pakaianmu dan (setidaknya) engkau mendapatkan bau busuk darinya”. Muttafaq ’alaih. [4]
Larangan safar sendirian.
عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «لَوْ يَعْلَمُ النَّاسُ مَا فِي الوَحْدَةِ مَا أَعْلَمُ مَا سَارَ رَاكِبٌ بِلَيلٍ وَحْدَهُ». أخرجه البخاري
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Jikalau manusia mengetahui apa yang kuketahui tentang kesendirian (dalam perjalanan) niscaya tidak tidak seorangpun akan menaiki kendaraan sendiri di waktu malam”. HR. Bukhari. [5]
عن عمرو بن شعيب، عن أبيه، عن جده قال: قال رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم-: (الرَّاكِبُ شَيْطَانٌ، وَالرَّاكِبَانِ شَيْطَانَانِ، وَالثَّلَاثَةُ رَكْبٌ) رَوَاهُ أبُو دَاوُدَ التِّرمِذِيُّ.
Dari Amru bin Syu’aib, dari bapaknya, dari kakeknya, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Seorang pengendara adalah syetan, dan dua orang pengendara adalah dua syetan, dan tiga adalah rombongan pengendara”. HR. Abu Daud, dan Tarmizi. [6]
Larangan membawa anjing dan lonceng saat safar.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «لا تَصْحَبُ المَلائِكَةُ رُفْقَةً فِيْهَا كَلْبٌ وَلا جَرَسٌ». أخرجه مسلم.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Para malaikat tidak menyertai suatu rombongan yang disertai anjing atau lonceng”. HR. Muslim. [7]
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه قال: بَيْنَمَا نَحْنُ فِي سَفَرٍ مَعَ النَّبِيِّ- صلى الله عليه وسلم- إذْ جَاءَ رَجُلٌ عَلَى رَاحِلَةٍ لَهُ قَالَ: فَجَعَلَ يَصْرِفُ بَصَرَهُ يَمِينًا وَشِمَالاً فَقَالَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ كَانَ مَعَهُ فَضْلُ ظَهْرٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لا ظَهْرَ لَهُ، وَمَنْ كَانَ لَهُ فَضْلٌ مِنْ زَادٍ فَلْيَعُدْ بِهِ عَلَى مَنْ لا زَادَ لَهُ». أخرجه مسلم
Dari Abu Said Al Khudri Radhiyallahu anhu berkata: “Ketika kami bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam sebuah perjalanan lalu datang seorang lelaki menunggangi untanya,dia menoleh ke kanan dan ke kiri (mencari sesuatu yang bisa mengganjal perutnya) maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa yang mempunyai kelebihan tunggangan maka sedekahkanlah kepada orang yang tidak mempunyai tunggangan, dan barangsiapa yang mempunyai kelebihan perbekalan (makanan) maka sedekahkanlah kepada orang yang tidak mempunyai perbekalan”. HR. Muslim. [8]
Doa naik kendaraan.
Dari ‘Ali bin Rabiah berkata: “Aku menyaksikan ‘Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu ketika dibawakan kepadanya seekor unta untuk ditunggangi, disaat kakinya menginjak pelana, ia mengucapkan: “Bismillah”, tatkala telah duduk di punggungnya, ia mengucapkan: اَلْحَمْدُ لله
Kemudian membaca firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقۡرِنِينَ ١٣ وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ [الزخرف: ١٣، ١٤]
(Segal puji bagi Allah yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami kami akan kembali kepada Tuhan kami) kemudian dia mengucapkan: Alhamdulillah tiga kali, lalu mengucapkan: Allahu Akbar tiga kali kemudian mengucapkan:
سُبْحَانَكَ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْسِيْ فَاغْفِرْ لِيْ إِنَّهُ لاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ
(Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku telah menzalimi diriku, ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang mengampuni dosa selain Engkau) , … kemudian Ali Radhiyallahu anhu berkata: “Aku telah melihat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan seperti apa yang aku lakukan”. HR. Abu Daud dan Tarmizi. [9]
Doa safar.
عن ابن عمر رضي الله عنهما: أَنَّ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- كَانَ إذَا اسْتَوَى عَلَى بَعِيرِهِ خَارِجاً إلَى سَفَرٍ كَبَّر ثَلاثاً، ثُمَّ قَالَ: «{سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ (13) وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ (14)} اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى، وَمِنَ العَمَلِ مَا تَرْضَى، اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَينَا سَفَرَنَا هَذَا، وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ، اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِي السَّفَرِ، وَالخَلِيفَةُ فِي الأَهْلِ، اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْثَاءِ السَّفَرِ، وَكَآبةِ المنْظَرِ، وَسُوءِ المُنْقَلَبِ فِي المَالِ وَالأَهْلِ». وَإذَا رَجَعَ قَالَهُنَّ وَزَادَ فِيْهِنَّ: «آيِبُونَ، تَائِبُونَ، عَابِدُونَ، لِرَبِّنَا حَامِدُونَ». أخرجه مسلم
Dari Ibnu Umar radhiyallahu `anhuma bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam apabila duduk di atas untanya dan berangkat untuk safar, beliau bertakbir tiga kali kemudian membaca:
سُبۡحَٰنَ ٱلَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَٰذَا وَمَا كُنَّا لَهُۥ مُقۡرِنِينَ ١٣ وَإِنَّآ إِلَىٰ رَبِّنَا لَمُنقَلِبُونَ [الزخرف: ١٣، ١٤] اَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِيْ سَفَرِنَا هَذَا البِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى اَللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِ عَنَّا بُعْدَهُ اَللَّهُمَّ أَنْتَ الصَّاحِبُ فِيْ السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِيْ الْأَهْلِ اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وُعَثَاءِ السَّفَرِ وَكَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَسُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِيْ الْمَالِ وَالْأَهْلِ وَالْوَلَدِ
(Maha Suci Tuhan yang telah menundukkan semua ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami kami akan kembali kepada Tuhan kami), Ya Allah, sesungguhnya kami minta kepadaMu dalam perjalanan ini kebajikan dan ketakwaan, dan amalan yang Engkau ridhai, ya Allah, mudahkanlah perjalanan kami ini, dan dekatkan jauhnya perjalanan ini, ya Allah, Engkaulah teman dalam perjalanan dan menjadi penganti bagi keluarga (yang ditinggalkan), ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari sulitnya perjalanan, pemandangan yang menyedihkan, dan keburukan pada harta, keluarga dan anak saat kembali).
Dan apabila kembali hendaklah mengucapkan do’a di atas, ditambah:
آيِبُوْنَ تَائِبُوْنَ عَابِدُوْنَ لِرَبِّنَا حَامِدُوْنَ
Kami kembali, bertaubat, beribadat dan memuji Rabb kami”. HR. Muslim. [10]
Apa yang harus dilakukan apabila dua orang ingin berangkat safar.
عن أبي موسى رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- بَعَثَهُ ومُعَاذاً إلَى اليَمَنِ فَقَالَ: «يَسِّرَا وَلا تُعَسِّرَا، وَبَشِّرَا وَلا تُنَفِّرَا، وَتَطَاوَعَا وَلا تَخْتَلِفَا». متفق عليه
Dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus dia dan Mu’az ke Yaman, lalu bersabda: “Berilah kemudahan dan jangan mempersulit, berilah kabar gembira dan jangan menakut-nakuti, bersatulah dan jangan berselisih!. Muttafaq alaih . [11]
Bila jumlah rombongan lebih dari tiga orang maka angkatlah seorang sebagai pemimpin.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إذَا خَرَجَ ثَلاثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمِّرُوا أَحَدَهُمْ». أخرجه أبو داود.
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Bila tiga orang melakukan perjalanan hendaklah mengangkat salah seorang dari mereka sebagai peminpin”. H.R. Abu Daud.[12]
Ξ Doa musafir saat jalan mendaki dan saat jalan menurun
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Hadist hasan, diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist 3445 dan Ibnu Majah no hadist :2771.
[2] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist 3443 dan Hakim no hadist :1617.
[3] Sanad hadist ini jayyid , diriwayatkan oleh Ahmad no hadist 9219 dan Ibnu Majah no hadist :2825.
[4] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 5534 dan Muslim no hadist: 2628.
[5] Diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 2998.
[6] Hadist hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 2607 dan Tirmizi no hadist: 1674.
[7] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2113.
[8] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 2113.
[9] Hadist shahih, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 2602 dan Tirmizi no hadist: 3446.
[10] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist : 1342.
[11] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist : 4344 dan Muslim no hadist: 1733.
[12] Hadist hasan, diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 2608.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/85425-adab-bepergian.html