Adab Makan dan Minum
ADAB MAKAN DAN MINUM
Makanan orang islam haruslah yang halal lagi baik.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُلُواْ مِن طَيِّبَٰتِ مَا رَزَقۡنَٰكُمۡ وَٱشۡكُرُواْ لِلَّهِ إِن كُنتُمۡ إِيَّاهُ تَعۡبُدُونَ [البقرة: ١٧٢]
“Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”. [Al Baqarah/2: 172] .
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
ٱلَّذِينَ يَتَّبِعُونَ ٱلرَّسُولَ ٱلنَّبِيَّ ٱلۡأُمِّيَّ ٱلَّذِي يَجِدُونَهُۥ مَكۡتُوبًا عِندَهُمۡ فِي ٱلتَّوۡرَىٰةِ وَٱلۡإِنجِيلِ يَأۡمُرُهُم بِٱلۡمَعۡرُوفِ وَيَنۡهَىٰهُمۡ عَنِ ٱلۡمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ ٱلطَّيِّبَٰتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيۡهِمُ ٱلۡخَبَٰٓئِثَ [الاعراف: ١٥٦]
“(Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk. [Al A’raaf/7: 157]
Membaca bismillah saat hendak makan dan meraih makanan yang ada di dekat kita.
عن عمر بن أبي سلمة رضي الله عنه قال: كُنْتُ غُلاماً فِي حَجْرِ رَسُولِ الله- صلى الله عليه وسلم- وَكَانَتْ يِدِي تَطِيشُ فِي الصَّحْفَةِ، فَقَال لِي رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم-: «يَا غُلامُ سَمِّ الله، وَكُلْ بِيَمِينِكَ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ» فَمَا زَالَتْ تِلْكَ طِعْمَتِي بَعْدُ. متفق عليه.
Dari Umar bin Abu Salamah Radhiyallahu anhu: “Sewaktu aku kecil saat berada dalam asuhan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan ketika makan tanganku sering ke sana ke mari (saat mengambil makanan) pada sebuah nampan, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda kepadaku: “Hai annak!, ucaplah bismillah dan makan dengan tangan kananmu serta ambil bagian yang berada di dekatmu”, semenjak itu selalu cara makanku (seperti) apa yang diajarkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam”. Muttafaq ’alaih. [1]
عن ابن مسعود رضي الله عنه قال: قال رسول الله- صلى الله عليه وسلم-: «مَنْ نَسِيَ أنْ يَذْكُرَ الله فِي أوَّلِ طَعَامِهِ فَلْيَقُلْ حِينَ يَذْكُرُ: بِاسْمِ الله فِي أوَّلِهِ وَآخِرِهِ، فَإنَّهُ يَسْتَقْبِلُ طَعَامَهُ جَدِيداً، وَيَمْنَعُ الخَبِيثَ مَا كَانَ يُصِيبُ مِنْهُ».أخرجه ابن حبان وابن السني.
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila salah seorang kamu makan hendaklah mengucapkan bismillah, maka jika lupa mengucapkan bismillah di awalnya, ucapkanlah: بِسْمِ اللَّهِ في أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ
(dengan nama Allah di awal dan dia akhir) dengan demikain dia seperti makan dari awal lagi, dan setan terhalangi untuk ikut makan bersamanya, yang mana sebelumnya dia telah mendapat bagian dari makanan tersebut ”. HR Ibnu Hibban dan Ibnu Sunni. [2]
Makan dan minum harus menggunakan tangan kanan.
عن ابن عمر رضي الله عنهما أن رسول الله- صلى الله عليه وسلم- قال: «إذَا أَكَلَ أَحَدُكُمْ فَلْيَأْكُلْ بِيَمِينِه، وَإذَا شَرِبَ فَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، فَإنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ». أخرجه مسلم.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu `anhu , bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Apabila kalian makan maka makanlah dengan menggunakan tangan kanan, bila minum minum maka gunakanlah tangan kanan. Karena sesungguhnya setan makan dan minum dengan tangan kirinya“. H.R. Muslim[3]
Bernafas saat minum di luar gelas.
عن أنس رضي الله عنه قال: أن رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَتَنَفَّسُ في الشَّرابِ ثَلاثًا.، ويقول: ((إنَّه أَرْوَى، وَأَبْرَأُ،وَأَمْرَأُ)). مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Anas Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bernafas dalam sekali minum tiga kali, dan bersabda: “Sesungguhnya dengan begini dahaga lebih hilang , lepas dan lebih enak“. Muttafaq ’alaih[4]
Cara memberi minum kepada orang lain.
عن أنس رضي الله عنهأن رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم- أُتِيَ بِلَبَنٍ قَدْ شِيبَ بِمَاءٍ، وَعَنْ يَمِينِهِ أَعْرَابِيٌّ وَعَنْ يَسَارِهِ أَبُو بَكْرٍ رضي الله عنه، فَشَرِبَ، ثُمَّ أَعْطَى الْأَعْرَابِيَّ وَقَالَ: (الْأَيْمَنَ فَالْأَيْمَنَ) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ
Dari Anas Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dihadiahkan susu yang telah bercampur air, sedangkan di sebelah kanan beliau ada seorang Arab Badui dan di sebelah kiri beliau ada Abu Bakar Radhiyallahu anhu, maka beliau minum kemudian memeberikannya kepada si Badui, beliau bersabda: “Yang paling kanan, kemudian yang paling kanan”. Muttafaq ’alaih.[5]
Larangan minum dengan berdiri.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أَنَّ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- زَجَرَ عَنِ الشُّرْبِ قَائِماً. أخرجه مسلم.
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu anhu “ Bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menghardik orang yang minum sambil berdiri”. H.R. Muslim . [6]
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي – صلى الله عليه وسلم- رَأَى رَجُلًا يَشْرَبُ قَائِمًا فَقَالَ لَهُ: ((قِهْ)) قال:لِمَهْ؟ قال: ((أَيَسُرُّكَ أَنْ يَشْرَبَ مَعَكَ الْهِرُّ؟)) قال: لا، قال: ((فَإِنَّهُ قَدْ شَرِبَ مَعَكَ مَنْ هُوَ شَرٌّ مِنْهُ، الشَّيْطَانُ)) أخرجه أحمد والدارمي.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melihat seseorang laki-laki minum sambil berdiri, lalu beliau bersabda: “Tahan dia! orang itu berkata: “Kenapa?” maka Nabi bersabda: “Apakah engkau senang jika seekor kucing ikut minum bersamamu? Ia berkata: “Tidak”. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:,”Sungguh telah ikut minum bersamamu yang lebih buruk dari kucing, yaitu setan”. H.R. Ahmad dan Darimi.[7]
Larangan makan dan minum di bejana yang terbuat dari emas dan perak:
عن حذيفة رضي الله عنه قال: سمعت النبي- صلى الله عليه وسلم- يقول: «لا تَلْبَسُوا الحَرِيرَ وَلا الدِّيبَاجَ، وَلا تَشْرَبُوا فِي آنِيَةِ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَلا تَأْكُلُوا فِي صِحَافِهَا فَإنَّهَا لَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَنَا فِي الآخِرَةِ». متفق عليه.
Dari Huzaifah Radhiyallahu anhu aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Janganlah kalian memakai sutera, dan kain tenun dari sutera, dan jangan pula minum pada bejana emas dan perak, dan jangan makan pada nampannya” karena Perhiasan tersebut adalah untuk mereka (orang kafir) di dunia, dan untuk kita di akhirat kelak”. Muttafaq ’alaih.[8]
Cara memakan makanan.
عن كعب بن مالك رضي الله عنه قال: كَانَ رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- يَأْكُلُ بِثَلاثِ أَصَابِعَ، وَيَلْعَقُ يَدَهُ قَبْلَ أَنْ يَمْسَحَهَا. أخرجه مسلم.
Dari Ka’ab bin Malik Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam makan dengan menggunakan tiga jari dan menjilat tangannya sebelum diseka. H.R. Muslim.[9]
عن أنس رضي الله عنه أَنَّ رَسُولَ الله- صلى الله عليه وسلم- كَانَ إذَا أَكَلَ طَعَاماً لَعِقَ أَصَابِعَهُ الثَّلاثَ، قَالَ: وقالَ: «إذَا سَقَطَتْ لُقْمَةُ أَحَدِكُمْ فَلْيُمِطْ عَنْهَا الأَذَى، وَلْيَأْكُلْهَا، وَلا يَدَعْهَا لِلشَّيْطَانِ». وَأَمَرَنَا أَنْ نَسْلُتَ القَصْعَةَ قَالَ: «فَإنَّكُمْ لا تَدْرُونَ فِيْ أَيِّ طَعَامِكُمُ البَرَكَةُ». أخرجه مسلم.
Dari Anas Radhiyallahu anhu bahwa apabila Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam selesai memakan makanannya maka beliau menjilat tiga jarinya dan bersabda: “Apabila suapan salah seorang kamu terjatuh, ambillah dan bersihkanlah dari kotoran lalu makanlah, dan jangan membiarkannya untuk setan,” dan beliau memerintahkan agar nampan tempat makan juga dijilat, beliau bersabda: “Sesungguhnya kalian tidak mengetahui pada bagian manakah adanya keberkahan dari makanan kalian.” HR. Muslim . [10]
عن ابن عمر رضي الله عنهما قال: نَهَى رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- أَنْ يَقْرِنَ الرَّجُلُ بَيْنَ التَّمْرَتَيْنِ حَتَّى يَسْتَأْذِنَ أَصْحَابَهُ. متفق عليه
Dari Ibnu Umar radhiyallahu `anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang seseorang makan dua biji kurma sekaligus kecuali bila temannya mengizinkannya. Muttafaq alaih. [11]
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: «لِيَأْكُلْ أَحَدُكُمْ بِيَمِينِهِ، وَلْيَشْرَبْ بِيَمِينِهِ، وَلْيَأْخُذْ بِيَمِينِهِ، وَلْيُعْطِ بِيَمِينِهِ، فَإنَّ الشَّيْطَانَ يَأْكُلُ بِشِمَالِهِ وَيَشْرَبُ بِشِمَالِهِ، وَيُعْطِي بِشِمَالِهِ، وَيَأْخُذُ بِشِمَالِهِ». أخرجه ابن ماجه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Makanlah dengan tangan kanan, minumlah dengan tangan kanan, ambillah dengan tangan kanan dan memberi dengan tangan kanan, karena setan makan dengan tangan kiri, minum dengan tangan kiri, memberi dengan tangan kiri dan mengambil dengan tangan kiri. H.R. Ibnu Majah.[12]
Ukuran makanan yang dimakan
عن مقدام بن معد يكرب رضي الله عنه قال سمعت رَسُول اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم– يقول: ((مَا مَلَأَ آدَمِيٌّ وِعَاءً شَرًّا مِنْ بَطْنٍ ،بِحَسْبِ ابْنِ آدَمَ أُكُلَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ،فَإِنْ كَانَ لَا مَحَالَةَ، فَثُلُثٌ لِطَعَامِهِ، وَثُلُثٌ لِشَرَابِهِ، وَثُلُثٌ لِنَفَسِهِ)) رَوَاهُ التِّرمِذِيُّ وابن ماجه.
Dari Miqdam bin Ma’di Karib Radhiyallahu anhu berkata: “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tidaklah seorang anak Adam memenuhi rongga yang lebih buruk dari pada lambungnya, cukuplah bagi anak Adam itu beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya, maka jika ingin lebih juga maka sepertiga lambungnya untuk makanannya, sepertiga yang lain untuk minumannya dan sepertiga yang lainnya untuk bernafas”. HR. Tarmizi dan Ibnu Majah. [13]
Larangan mencela makanan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه قَالَ: مَا عَابَ النَّبِيُّ- صلى الله عليه وسلم- طَعَاماً قَطُّ، إنْ اشْتَهَاهُ أَكَلَهُ، وَإنْ كَرِهَهُ تَرَكَهُ. متفق عليه.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah sedikitpun mencela makanan, bila beliau menyukainya maka beliau memakannya, dan apabila tidak menyukainya maka beliau meninggalkannya”. Muttafaq ’alaih. [14]
Larangan makan banyak.
عن ابن عمر رضي الله عنهما عن النبي- صلى الله عليه وسلم- قال: الكَافِرُ يَأْكُلُ فِي سَبْعَةِ أَمْعَاءٍ وَالمُؤْمِنُ يَأْكُلُ فِي مِعَىً وَاحِدٍ. متفق عليه.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu `anhuma, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Orang kafir makan untuk memenuhi tujuh lambung, sedangkan orang mukmin makan untuk memenuhi satu lambung”. Muttafaq ’alaih.[15]
Fadhilah memberi makan dan berbagi makanan.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما قال: سمعت رسول الله- صلى الله عليه وسلم- يقول: «طَعَامُ الوَاحِدِ يَكْفِي الإثْنَينِ، وَطَعَامُ الإثْنَينِ يَكْفِي الأَرْبَعَةَ، وَطَعَامُ الأَرْبَعَةِ يَكْفِي الثَّمَانِيةَ». أخرجه مسلم.
Dari Jabir Radhiyallahu anhu dia berkata: aku mendengar rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Makanan untuk seorang mencukupi dua orang, makanan untuk dua orang mencukupi empat orang, makanan untuk empat orang mencukupi delapan orang”. HR. Muslim.[16]
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما أَنَّ رَجُلاً سَأَلَ النَّبِيَّ- صلى الله عليه وسلم- أَيُّ الإسْلامِ خَيْرٌ؟ قَالَ: «تُطْعِمُ الطَّعَامَ، وَتَقْرَأُ السَّلامَ عَلَى مَنْ عَرَفْتَ وَعَلَى مَنْ لَمْ تَعْرِفْ». متفق عليه.
Dari Abdullah bin Amru radhiyallahu `anhuma, bahwa seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Islam apakah yang paling baik?”, beliau bersabda: “Engkau memberi makan dan mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan orang yang tidak kau kenal”. Muttafaq ’alaih. [17]
عن أبي أيوب الأنصاري رضي الله عنه قال: كان رسول الله- صلى الله عليه وسلم- إذا أُتِيَ بِطَعَامٍ أكَلَ مِنْهُ وَبَعَثَ بِفَضْلِهِ إلَيَّ. أخرجه مسلم.
Dari Abu Ayyub Al Anshari Radhiyallahu anhu berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bila dihadiahkan makanan maka beliau memakan (sebagiannya) dan mengirim sisanya kepadaku. HR. Muslim.[18]
Anjuran memuji makan yang dimakan.
عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما أن النبي- صلى الله عليه وسلم- سَأَلَ أَهْلَهُ الأُدُمَ، فَقالوا: ما عِنْدَنَا إلَّا خَلٌّ، فَدَعَا به، فَجَعَلَ يَأْكُلُ به، ويقولُ: «نِعْمَ الأُدُمُ الخَلُّ، نِعْمَ الأُدُمُ الخَلُّ». أخرجه مسلم.
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu `anhuma bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta lauk kepada para isterinya, mereka berkata: “Kami tidak mempunyai apa-apa kecuali cuka”, lalu beliau meminta cuka tersebut dan mulai makan (roti) dengannya, dan bersabda: “Lauk yang paling enak adalah cuka, lauk yang paling enak adalah cuka ”. HR. Muslim. [19]
Larangan meniup minuman.
عن أبي سعيد الخدري رضي الله عنه أنه قال: نَهَى رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- عَنِ الشُّرْبِ مِنْ ثُلْمَةِ القَدَحِ، وَأَنْ يُنْفَخَ فِي الشَّرَابِ. أخرجه أبو داود والترمذي.
Dari Abu Sa’id Al Khudri Radhiyallahu anhu, berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang minum dari bagian gelas yang retak dan melarang meniup minuman“. H.R. Abu Daud dan Tirmizi.[20]
Orang yang memberi minum, dialah yang terakhir minum.
عن أبي قتادة رضي الله عنه قَالَ: خَطَبَنَا رَسُولُ الله- صلى الله عليه وسلم- وفي آخره- قال: «إنَّ سَاقِيَ القَومِ آخِرُهُمْ شُرْباً». أخرجه مسلم
Dari Abu Qatadah Radhiyallahu anhu berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah kepada kami yang di akhir khutbahnya beliau bersabda: “Orang yang yang menuangi minum untuk suatu kaum dialah yang paling akhir minum”. HR. Muslim
Ξ Anjuran makan secara bersama
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Fiqih Al-Qur’an dan Sunnah (Keutamaan Amal, Adab, Dzikir dan Doa-Doa) فقه القرآن والسنة في الفضائل والأخلاق والآداب والأذكار والأدعية ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 5376 dan Muslim no hadist :2022.
[2] Hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Hibban no hadist 5213 dan Ibnu Sunni no hadist :461.
[3] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2020.
[4] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 5631 dan Muslim no hadist :2028.
[5] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2352 dan Muslim no hadist :2029.
[6] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2025.
[7] Hadist shahih diriwayatkan oleh Ahmad no hadist 7990 dan Darimi no hadist :2052.
[8] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 5426 dan Muslim no hadist :2067.
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2032.
[10] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2034.
[11] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 2455 dan Muslim no hadist :2045.
[12] Hadist shahih diriwayatkan oleh Ibnu Majah no hadist 3266.
[13] Hadist shahih diriwayatkan oleh Tirmizi no hadist : 2380 dan Ibnu Majah no hadist 2064.
[14] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 5409 dan Muslim no hadist :2064.
[15] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 5393 dan Muslim no hadist :2060.
[16] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2059.
[17] Muttafaq alaih diriwayatkan oleh Bukhari no hadist 6236 dan Muslim no hadist :39.
[18] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2053.
[19] Diriwayatkan oleh Muslim no hadist :2052.
[20] Hadist shahih diriwayatkan oleh Abu Daud no hadist : 3722 dan Tirmizi no hadist 1887.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/85574-adab-makan-dan-minum.html