Penghuni Neraka yang Paling Berat Siksanya
SIFAT NERAKA
Keluarnya Orang-orang Beriman Pelaku Maksiat dari Neraka.
Dari Jabir Radhiyallahu anhu, ia berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُعَذَّبُ ناسٌ مِنْ أَهْلِ التّوْحِيْدِ فِى النَّارِ حَتَّى يَكُوْنُوْا فِيْهَا حُمَمًا ثُمَّ تُدْرِكُهُمْ الرَّحْمَةُ فَيُخْرَجُوْنَ وَيُطْرَحُوْنَ عَلَى أَبْوَابِ الْجَنَّةِ. قَالَ: فَيَرُشُّ عَلَيْهِمْ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْمَاءِ فَيَنْبُتُوْنَ كَمَا يَنْبُتُ الْغِثاَءُ فِى حِمَالَةِ السَّيْلِ ثُمَّ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ.
“Segolongan manusia yang bertauhid disiksa di neraka sehingga mereka menjadi hitam di dalamnya. Akhirnya, mereka mendapat rahmat, lalu dikeluarkan dari neraka dan dilemparkan di hadapan pintu-pintu surga. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Maka penghuni surga memercikkan air kepada mereka, lalu mereka tumbuh seperti tumbuhnya buih yang dibawa banjir, kemudian mereka masuk ke dalam surga“.[1]
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَكَانَ فِى قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ بُرَّةً. ثُمَّ يُخْرَجُ مِنَ النَّارِ مَنْ قَالَ: لاَ اِلهَ إِلاَّ اللهُ وَكَانَ فِى قَلْبِهِ مِنَ الْخَيْرِ مَا يَزِنُ ذُرَّةً. متفق عليه.
“Akan dikeluarkan dari neraka orang yang mengatakan: laailaaha illallah (Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala), dan dihatinya ada kebaikan sebarat biji gandum. Kemudian dikeluarkan dari neraka orang yang mengatakan: laailaaha illallah (Tidak ada Ilah yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala) dan di hatinya ada kebaikan seberat biji sawi.” Muttafaqun ‘alaih.[2]
Penghuni Neraka yang Paling Berat Siksanya.
Kenikmatan yang paling utama di dalam surga adalah kesenangan dan kebahagiaan mereka melihat Rabb mereka dan ridha-Nya terhadap mereka, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وُجُوهٞ يَوۡمَئِذٖ نَّاضِرَةٌ ٢٢ إِلَىٰ رَبِّهَا نَاظِرَةٞ [القيامة: ٢٢، ٢٣]
“Wajah-wajah (orang-orang mukmin) pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannyalah mereka melihat”. [Al-Qiyamah/75: 22-23]
Dan siksaan di neraka yang paling berat adalah terhijabnya penghuni neraka dari melihat Rabb mereka Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
كَلَّآ إِنَّهُمۡ عَن رَّبِّهِمۡ يَوۡمَئِذٖ لَّمَحۡجُوبُونَ ١٥ ثُمَّ إِنَّهُمۡ لَصَالُواْ ٱلۡجَحِيمِ [المطففين: ١٥، ١٦]
“Sekali-kali tidak, Sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benar tertutup dari (rahmat) Tuhan mereka. Kemudian, Sesungguhnya mereka benar-benar masuk neraka”. Muthaffifiin: 15-16
Kekalnya Penghuni Neraka
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَأَمَّا ٱلَّذِينَ شَقُواْ فَفِي ٱلنَّارِ لَهُمۡ فِيهَا زَفِيرٞ وَشَهِيقٌ ١٠٦ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَۚ إِنَّ رَبَّكَ فَعَّالٞ لِّمَا يُرِيدُ ١٠٧ وَأَمَّا ٱلَّذِينَ سُعِدُواْ فَفِي ٱلۡجَنَّةِ خَٰلِدِينَ فِيهَا مَا دَامَتِ ٱلسَّمَٰوَٰتُ وَٱلۡأَرۡضُ إِلَّا مَا شَآءَ رَبُّكَۖ عَطَآءً غَيۡرَ مَجۡذُوذٖ [هود: ١٠٦، ١٠٨]
Adapun orang-orang yang celaka. Maka (tempatnya) di dalam neraka, di dalamnya mereka mengeluarkan dan menarik nafas (dengan merintih). Mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain). Sesungguhnya Tuhanmu Maha Pelaksana terhadap apa yang dia kehendaki. Adapun orang-orang yang berbahagia, Maka tempatnya di dalam syurga, mereka kekal di dalamnya selama ada langit dan bumi, kecuali jika Tuhanmu menghendaki (yang lain); sebagai karunia yang tiada putus-putusnya”. [Hud/11: 106-108]
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ لَوۡ أَنَّ لَهُم مَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ جَمِيعٗا وَمِثۡلَهُۥ مَعَهُۥ لِيَفۡتَدُواْ بِهِۦ مِنۡ عَذَابِ يَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ مَا تُقُبِّلَ مِنۡهُمۡۖ وَلَهُمۡ عَذَابٌ أَلِيمٞ ٣٦ يُرِيدُونَ أَن يَخۡرُجُواْ مِنَ ٱلنَّارِ وَمَا هُم بِخَٰرِجِينَ مِنۡهَاۖ وَلَهُمۡ عَذَابٞ مُّقِيمٞ [المائدة: ٣٦، ٣٧]
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir sekiranya mereka mempunyai apa yang dibumi ini seluruhnya dan mempunyai yang sebanyak itu (pula) untuk menebusi diri mereka dengan itu dari azab hari kiamat, niscaya (tebusan itu) tidak akan diterima dari mereka, dan mereka beroleh azab yang pedih. Mereka ingin keluar dari neraka, padahal mereka sekali-kali tidak dapat keluar daripadanya, dan mereka beroleh azab yang kekal”. [Al-Maidah/5: 36-37]
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu anhu berkata, ‘Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا صَارَ أَهْلُ الْجَنَّةِ إِلَى الْجَنَّةِ وَأَهْلُ النَّارِ إِلَى النَّارِ جِيْءَ بِاْلمَوْتِ حَتَّى يُجْعَلَ بَيْنَ الْجَنَّةِ وَالنَّارِ ثُمَّ يُذْبَحَ ثُمَّ يُنَادِي مُنَادٍ: يَا أَهْلَ الْجَنَّةِ لاَ مَوْتَ وَياَ أَهْلَ النَّارِ لاَ مَوْتَ. فَيَزْدَادُ أَهْلُ الْجَنَّةِ فَرَحًا إِلَى فَرَحِهِمْ وَيَزْدَادُ أَهْلُ النَّارِ حُزْنًا إِلَى حُزْنِهِمْ.
“Apabila penghuni surga sudah berada di surga dan penghuni neraka sudah berada di neraka, didatangkanlah kematian sehingga dijadikan di antara surga dan neraka, kemudian disembelih. Lalu terdengarlah suara seruan: “Hai penghuni surga, tidak ada lagi kematian! wahai penghuni neraka tidak ada lagi kematian” Maka bertambahlah kesenangan para penghuni surga atas kesenangan yang telah mereka rasakan dan bertambah kesedihan para penghuni neraka di atas kesedihan yang telah mereka rasakan .”Muttafaqun ‘alaih.[3]
Pemisah Antara Surga dan Neraka.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
حُجِبَتِ النَّارُ بِالشَّهَوَاتِ وَحُجِبَتِ الْجَنَّةُ بِاْلمَكَارِهِ
“Neraka kelilingi oleh segala kenikmatan (hawa nafsu) dan surga dikelilingi oleh segala yang dibenci.”[4]
Dekatnya Jarak Antara Surga dan Neraka.
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu anhu berkata: Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الجَنَّةُ أَقْرَبُ إِلَى أَحَدِكُمْ مِنْ شِرَاكِ نَعْلِهِ وَالنَّارُ مِثْلُ ذلِكَ.
“Surga itu lebih dekat kepada seseorang dari kamu dari tali sendalnya, dan nerakapun seperti itu juga.”[5]
Perdebatan antara surga dan neraka serta keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala antara keduanya:
“Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa beliau bersabda:
تَحَاجَّتِ النَّارُ وَاْلجَنَّةُ فَقَالَتِ النَّارُ: أُوْثِرْتُ بِالْمُتَكَبِّرِيْنَ وَالْمُتَجَبِّرِيْنَ. وَقاَلَتِ الْجَنَّةُ: فَمَالِي لاَ يَدْخُلُنِي إِلاَّ ضُعَفَاءُ النَّاسُ وَسَقَطُهُمْ وَعَجْزُهُمْ. فَقَالَ اللهُ لِلْجَنَّةِ: أَنْتِ رَحْمَتِي أَرْحَمُ بِك مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي. وَقَالَ لِلنَّارِ: أَنْت عَذَابِي أُعَذِّبُ بِك مَنْ أَشَاءُ مِنْ عِبَادِي وَلِكُلِّ وَاحِدَةٍ مِنْكُمْ مِلْؤُهَا…
“Surga dan neraka saling berdebat. Neraka berkata: “Aku diutamakan untuk orang-orang yang sombong dan orang-orang besar diri. Dan surga berkata: ‘Tidak ada yang memasukiku kecuali manusia-manusia yang lemah, rendah dan lemah. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada surga: “Engkau adalah rahmat-Ku. Aku memberi rahmat denganmu kepada hamba-hamba-Ku yang Kukehendaki. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman kepada neraka: “Engkau adalah siksaan-Ku. Aku menyiksa denganmu hamba-hamba-Ku yang Kukehendaki. Dan untuk setiap kalian akan mendapat penghuninya masing-masing…”[6]
Berlindung dari Neraka dan Berdo’a Meminta Surga.
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَٱتَّقُواْ ٱلنَّارَ ٱلَّتِيٓ أُعِدَّتۡ لِلۡكَٰفِرِينَ ١٣١ وَأَطِيعُواْ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ [ال عمران: ١٣١، ١٣٢]
Dan peliharalah dirimu dari api neraka, yang disediakan untuk orang-orang yang kafir. Dan taatilah Allah dan rasul, supaya kamu diberi rahmat”. [Ali Imran/3: 131-132]
Dari ‘Adi bin Hatim Radhiyallahu anhu sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan tentang neraka, lalu beliau mengisyaratkan dengan wajahnya dan berlindung darinya. kemudian memalingkan wajahnya lalu berlindung darinya. kemudian beliau bersabda:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ فَمَنْ لمَ ْيَجِدْ فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Jagalah dirimu dari neraka sekalipun hanya dengan sebelah kurma, dan barangsiapa yang tidak mendapatkannya maka hendaklah dengan kata-kata yang baik.”[7]
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ إِلاَّ مَنْ أَبَى. قَالُوْ: يَا رَسُوْلَ اللهِ وَمَنْ أبَى. قَالَ: َمنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Setiap umatku pasti masuk surga, kecuali orang yang enggan. Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, siapakah yang enggan itu?’ Beliau menjawab: “Barangsiapa yang taat kepadaku niscaya ia akan masuk surga, dan barangsiapa yang durhaka kepadaku, berarti ia berbuat durhaka“.[8]
Ya Allah, sesungguhnya kami memohon surga kepada Engkau dan apa yang mendekatkan kepada keduanya baik perkataan atau ucapan. Dan kami berlindung kepada-Mu dari api neraka dan apa-apa yang mendekatkan kepadanya baik perkataan dan perbuatan.
[Disalin dari مختصر الفقه الإسلامي (Ringkasan Fiqih Islam Bab : Tauhid dan keimanan التوحيد والإيمان ). Penulis Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri Penerjemah Team Indonesia islamhouse.com : Eko Haryanto Abu Ziyad dan Mohammad Latif Lc. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2012 – 1433]
_______
Footnote
[1] HR. Ahmad no 15268, lihat as-Silsilah ash-Shahihah no. 2451, dan at-Tirmidzi no. 2597, ini adalah lafazhnya, Shahih Sunan at-Tirmidzi no 2094.
[2] HR. al-Bukhari no 44 dan Muslim no. 197, ini adalah lafazhnya.
[3] HR. al-Bukhari no. 6548, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 2850
[4] HR. al-Bukhari no. 6487, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no 2823
[5] HR. al-Bukhari no. 6488.
[6] HR. al-Bukhari no. 4850 dan Muslim no. 2846, ini adalah lafazhnya.
[7] HR. al-Bukhari no. 6563, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 1016.
[8] HR. al-Bukhari no. 7280, ini adalah lafazhnya, dan Muslim no. 1835
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/84235-penghuni-neraka-yang-paling-berat-siksanya.html