Tanda-Tanda Hari Kiamat Besar dan Kecil
TANDA-TANDA HARI KIAMAT BESAR DAN KECIL
Muqaddimah
Segala puji bagi Allah Ta’ala yang berfirman :
فَقَدْ جَاء أَشْرَاطُهَا ﴿18﴾ سورة محمد
Maka sesungguhnya telah datang (hari Kiamat) tanda-tandanya. [Muhammad/47:18]
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada seseorang yang bersabda dalam hadits yang diriwayatkan darinya :
« بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ ». (قَالَ:) وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى
“(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini.” (Perawi hadits) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.”
Amma ba’du.
Hadits-hadits yang telah aku himpun ini sehubungan dengan tanda-tanda Kiamat kecil dan besar (Asyrath as-Sa’ah ash-Shughra wa al-Kubra) secara ringkas sesuai dengan tingkat pengetahuan saya yang seadanya. Dimaksudkan sebagai penyadar diri saya dan saudara-saudara saya seiman (tadzkir li nafsi wa ikhwani) akan pengetahuan tanda-tanda Kiamat, sehingga dapat meningkatkatkan keyakinan orang yang beriman seandainya ia melihat peristiwa yang termasuk dalam tanda-tandanya, dan tidak terkejut jika sesuatu dari tanda-tanda ini terjadi.
Aku menyusun (risalah ini) secara ringkas hingga mencapai seluruh (sisi pembahasan), sehingga anda dapat membaca (risalah ini) dalam waktu yang singkat. Dan aku telah menyebutkan (di dalamnya) setiap tanda dari indikasi-indikasi Kiamat yang kecil (ash-Shugra) ataupun yang besar (al-Kubra), beserta penyebutkan satu atau dua dalil sehingga kita tidak memperpanjang-panjang (bahasan) bagi pembaca.
Dan setelah semua itu, maka risalah ini merupakan hasil karya manusia rentan terhadap kesalahan, karenanya jika ada kesalahan maka itu berasal dari diri saya dan syaithan, dan jika kebenaran di dalamnya maka itu berasal dari Allah semata. Sementara Allah saja yang melatarbelakingi tujuan (penulisan karyaku ini).
Ditulis oleh orang yang membutuhkan pengampunan Rabbnya
‘Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah, 18/04/1420 H.
TANDA-TANDA KIAMAT
Asyrath as-Sa’ah (tanda-tanda Kiamat) adalah indikasi-indikasi Kiamat yang mendahuluinya dan menunjukkan kedekatan (waktu)nya. Sementara Kiamat (as-Sa’ah) dapat dipisahkan menjadi 3 (tiga) makna, yaitu :
- Pertama, Kiamat Kecil (as-Sa’ah ash-Shughra) yaitu kematian manusia. Barangsiapa yang meninggal dunia maka telah terjadi Kiamat padanya, karena ia masuk ke dalam alam akhirat.
- Kedua, Kiamat Sedang (as-Sa’ah al-Wushtha) yaitu meninggalnya generasi satu abad tertentu.
- Ketiga, Kiamat Besar (as-Sa’ah al-Kubra) yaitu dibangkitkannya manusia dari kubur mereka untuk dihisab (al-hisab) dan dibalas (al-jaza’) amalan-amalannya di dunia.
Klasifikasi Tanda-Tanda Kiamat
Terbagi menjadi dua bagian :
Pertama, tanda-tanda kecil (asyrath shughra), yaitu (tanda-tanda) yang mendahului Kiamat dengan (jarak) waktu yang lama dan menjadi hal yang berulang-ulang (biasa terjadi). Seperti hilangnya ilmu, merebaknya kebodohan dan minuman khamer, saling berlomba meninggikan bangunan, serta lain sebagainya. Terkadang sebagian tanda-tandanya muncul bebarengan dengan tanda-tanda Kiamat besar (asy-asyrath al-kubra) atau (ada juga yang) setelahnya.
Kedua, tanda-tanda besar (asyrath kubra), yaitu perkara-perkara besar yang muncul menjelang terjadinya Kiamat (qurba qiyam as-sa’ah), dan kejadiannya tidak berulang-ulang. Seperti kemunculan ad-Dajjal, turunnya ‘Isa as., keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, terbitnya Matahari dari arah barat.
Sebagian ulama membagi tanda-tanda Kiamat dari perspektif kemunculannya menjadi 3 (tiga) bagian :
- Pertama, klasifikasi yang telah muncul dan telah berakhir.
- Kedua, klasifikasi yang telah muncul dan terus berlangsung, bahkan semakin banyak.
- Ketiga, klasifikasi yang belum terjadi hingga sekarang.
Adapun dua klasifikasi pertama masuk dalam tanda-tanda Kiamat kecil (asyrath as-sa’ah ash-shughra), sedangkan klasifikasi ketiga terhimpun di dalamnya tanda-tanda besar (al-asyrath al-kubra) dan sebagian tanda-tanda kecil (al-asyrath ash-shugra).
TANDA-TANDA KIAMAT KECIL
1. Diutusnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« بُعِثْتُ أَنَا وَالسَّاعَةُ كَهَاتَيْنِ ». (قَالَ:) وَضَمَّ السَّبَّابَةَ وَالْوُسْطَى
‘(Masa) diutusnya aku dan (hari terjadinya) Kiamat seperti dua (jari) ini’.” (Anas Radhiyallahu ‘Anhu) berkata, “Dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam merapatkan jari telunjuk dengan jari tengahnya.” (HR. Muslim).
2. Wafatnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
Dari ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : …. وَذَكَرَ مِنْهَا :” مَوْتِي ” »
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kematianku’.” (HR. Al-Bukhari).
3. Penaklukan Baitul Maqdis
Dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : …. فَذَكَرَ مِنْهَا:” فَتْحُ بيتِ المقدس ” »
‘Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Penaklukan Baitul Maqdis’.” (HR. Al-Bukhari).
Pada masa (khalifah) Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu ‘Anhu, kemudian terjadi penaklukan Baitul Maqdis pada tahun 16 Hijriyah, sebagaimana pendapat dari para pakar sejarah. Sebenarnya ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu sendiri yang langsung mendatangi, mendamaikan penduduknya dan menaklukan (wilayah)nya, serta mensterilkannya dari kaum Yahudi dan Nashrani. Beliau Radhiyallahu ‘Anhu mendirikan masjid di arah kiblat Baitul Maqdis.
4. Wabah Tha’un ‘Amwas
Masih dalam hadits ‘Auf bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu sebelumnya, sabdanya :
« اعْدُدْ سِتًّا بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ : …. فَذَكَرَ مِنْهَا:” ثُمَّ مُوتَانٌ يأخذ فيكم كَقُعَاصِ الغنم ” »
“Hitunglah enam (tanda) menjelang datangnya hari Kiamat ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Kemudian banyaknya kematian yang menimpa kalian bagaikan penyakit (qu’ash[1]) kambing’.” (HR. Al-Bukhari).
Ibnu Hajar berkomentar, “Disinyalir sebenarnya tanda ini telah muncul pada wabah penyakit tha’un ‘amwas di era kekhalifahan ‘Umar Radhiyallahu ‘Anhu, demikian itu terjadi pasca penaklukan Baitul Maqdis.” (Dikutip dari kitab Fathul Bari).
Pada tahun 18 Hijriyah menurut pendapat yang masyhur di mayoritas kalangan ulama, telah terjadinya wabah tha’un di distrik ‘Amwas, kemudian mewabah di negeri Syam. Dalam peristiwa ini banyak dari kalangan sahabat Radhiyallahu ‘Anhum dan yang lainnya meninggal dunia. Konon, korban meninggal dunia dalam peristiwa ini mencapai 25.000 jiwa kaum muslimin. Diantara tokoh-tokoh terkenal yang meninggal dunia adalah Abu ‘Ubaidah ‘Amir bin al-Jarrah, yang dipercaya umat ini.
5. Berlimpahan Harta dan Tidak Memungut Sedekah
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ فِيكُمْ الْمَالُ فَيَفِيضَ حَتَّى يُهِمَّ رَبَّ الْمَالِ مَنْ يَقْبَلُهُ مِنْهُ صَدَقَةً وَيُدْعَى إِلَيْهِ الرَّجُلُ فَيَقُولُ لاَ أَرَبَ لِي فِيهِ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga harta benda banyak pada kalian, lalu melimpah ruah, sampai-sampai menyusahkan pemilik harta (mencari) orang yang menerima sedekah darinya, dan seorang dipanggil (untuk) menghadapnya, lalu dia berkata, ‘Aku tidak memiliki keperluan terhadapnya’.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
6. Munculnya Beragam Fitnah
Al-fitan bentuk plural dari fitnah, berarti cobaan dan ujian. Kemudian (kata ini) banyak digunakan untuk setiap hal yang mengandung ujian yang dibenci. Selanjutnya dia diidentikan kepada segala hal yang dibenci atau kembali kepadanya, seperti dosa, kekufuran, pembunuhan, pembakaran dan bentuk-bentuk kebencian lainnya. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengabarkan bahwa diantara tanda-tanda Kiamat adalah munculnya fitnah-fitnah besar yang mencampur adukkan antara yang haq dan yang batil. Maka terjadilah keguncangan iman sampai-sampai (ada) seseorang yang di pagi hari ia beriman dan di sore harinya ia menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya ia beriman dan di pagi harinya menjadi kafir. Setiap kali muncul fitnah, (saat itu) orang beriman berkata, “Inilah yang membinasakanku”, kemudian terbuka dan muncullah (fitnah) lainnya, maka ia berkata, “Inilah (… seperti ucapan sebelumnya, pent)”. Senantiasa (fitnah-fitnah) bermunculan di tengah-tengah manusia hingga Kiamat terjadi.
Dalam hadits dari Abu Musa al-Asy’ary Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ، يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيهَا مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا، وَيُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا، الْقَاعِدُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْقَائِمِ، وَالْقَائِمُ فِيهَا خَيْرٌ مِنَ الْمَاشِي، وَالْمَاشِي فِيهَا خَيْرٌ مِنَ السَّاعِي، فَكَسِّرُوا قِسِيَّكُمْ، وَقَطِّعُوا أَوْتَارَكُمْ، وَاضْرِبُوا سُيُوفَكُمْ بِالْحِجَارَةِ، فَإِنْ دَخَلَ عَلَى أَحَدِكُمْ بَيْتَهُ فَلْيَكُنْ كَخَيْرِ ابْنَيْ آدَمَ »
“Sesungguhnya menjelang datangnya hari Kiamat (terjadi) banyak fitnah, bagaikan bagian malam yang gelap gulita. Seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, dan di sore harinya menjadi kafir. (Ada) yang di sore harinya dalam keadaan beriman, dan di pagi harinya menjadi kafir. Orang yang duduk di saat itu lebih baik daripada orang yang berdiri, orang yang berdiri di saat itu lebih baik daripada orang yang berjalan, dan orang yang berjalan saat itu lebih baik daripada orang yang berlari. Maka patahkanlah busur-busur kalian, putuskanlah tali-tali busur kalian, dan pukulkanlah pedang-pedang kalian ke batu. Jika (rumah) salah seorang dari kalian dimasuki (fitnah), maka jadilah seperti yang terbaik dari kedua anak Adam (Habil).” HR. Imam Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah, dan al-Hakim dalam al-Mustadrak.
Hadits-hadits fitnah jumlahnya banyak, maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memperingatkan umatnya dari segala bentuk fitnah, dan memerintahkan mereka untuk berlindung darinya, serta mengabarkan bahwa generasi terakhir dari umat ini akan tertimpa cobaan dan fitnah-fitnah yang besar.
Ada peristiwa-peristiwa fitnah yang telah terjadi di dalam sejarah, seperti munculnya fitnah-fitnah dari arah Timur (al-masyrik), pembunuhan ‘Utsman Radhiyallahu ‘Anhu, perang Jamal, perang Shiffin, fenomena khawarij, perang Hurrah, fitnah tuduhan bahwa al-Qur`an adalah makhluk, mengikuti gaya-gaya hidup orang-orang terdahulu.
Terdapat beberapa faktor penjaga (‘awashim) dari fitnah-fitnah tersebut, diantaranya adalah :
- Beriman kepada Allah dan hari akhir
- Komitmen terhadap Jama’ah kaum muslimin, dan mereka adalah kalangan Ahlus Sunnah, sekalipun jumlah mereka sedikit.
- Menjauhi fitnah-fitnah.
- Berlindung darinya. Sesungguhnya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« تَعَوَّذُوا بِاللَّهِ مِنَ الْفِتَنِ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ »
“Mohonlah perlindungan kepada Allah dari segala fitnah yang nampak darinya dan yang tersembunyi.”
7. Fenomena Mengaku “Nabi”
Dalam ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُبْعَثَ دَجَّالُونَ كَذَّابُونَ قَرِيبٌ مِنْ ثَلاَثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ رَسُولُ اللَّهِ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga dibangkitkan ‘para dajjal (pendusta)’ yang (jumlahnya) mendekati tiga puluh, semuanya mengaku bahwa mereka adalah utusan Allah (Rasulullah).”
Diantara mereka yang tiga puluh itu telah muncul Musailamah al-Kadzdzab (sang pendusta), ia mengaku sebagai nabi di akhir masa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Ada pula al-Aswad al-‘Ansi di negeri Yaman yang dibunuh oleh sahabat Radhiyallahu ‘Anhu Demikian dengan Sajah (binti Harits, pent.), seorang wanita yang mengkalim dirinya sebagai nabi, dan Musailamah menikahinya. Kemudian setelah Musailamah terbunuh, ia kembali memeluk Islam. Begitu juga Thulaihah bin Khuwailid al-Asadi, kemudian ia kembali memeluk Islam dan baik keislamannya. Kemudian muncul al-Mukhtar bin Abi ‘Ubaid ats-Tsaqafi yang menampakkan kecintaan kepada ahlul bait (keturunan nabi). Ada lagi al-Harits al-Kadzdzab (si pendusta) yang muncul di era kekhalifahan ‘Abdul Malik bin Marwan, maka dibunuh. Dan di masa sekarang, adalah Mirza Ahmad al-Qadiyani di India.
8. Tersebarnya Stabilitas Keamanan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَسِيرَ الرَّاكِبُ بَيْنَ الْعِرَاقِ وَمَكَّةَ لاَ يَخَافُ إِلاَّ ضَلاَلَ الطَّرِيقِ »
‘Tidak akan terjadi Kiamat hingga seseorang pengendara (kendaraan) berjalan di antara Irak dan Mekkah tidak merasa takut kecuali (takut) tersesat di jalan’.” Dikeluarkan oleh Ahmad dalam Musnadnya.
9. Fenomena Api Hijaz
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَخْرُجَ نَارٌ مِنْ أَرْضِ الْحِجَازِ تُضِيءُ أَعْنَاقَ الإِبِلِ بِبُصْرَى »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai api keluar dari tanah Hijaz yang menerangi leher-leher unta di Bashra.”
Sesungguhnya api ini telah muncul pada pertengahan abad ke-7 Hijriyah, (tepatnya) di tahun 654 H. Saat itu (kobaran) apinya besar, para ulama yang hidup di masa itu dan setelahnya telah menerangkan kemunculan api tersebut dalam bentuknya. Dan api ini bukanlah api yang keluar di akhir zaman menghimpun manusia ke padang mahsyar mereka. Sebagaimana yang akan dibicarakan dalam pembahasan tanda-tanda Kiamat besar (al-‘Asyrath al-Kubra).
10. Peperangan dengan Bangsa Turki
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasululullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ التُّرْكَ ، قَوْمًا وُجُوهُهُمْ كَالْمَجَانِّ الْمُطْرَقَةِ ، يَلْبَسُونَ الشَّعَرَ ، وَيَمْشُونَ فِي الشَّعَرِ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga kaum muslimin memerangi bangsa Turki, yaitu kaum yang wajah-wajahnya seperti tameng yang dilapisi kulit, mereka memakai (pakaian) yang terbuat dari bulu, dan berjalan (dengan sandal) yang terbuat dari bulu.”
11. Peperangan dengan Bangsa ‘Ajam
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تُقَاتِلُوا خُوزًا وَكَرْمَانَ مِنَ الأَعَاجِمِ ، حُمْرَ الْوُجُوهِ ، فُطْسَ الأُنُوفِ ، صِغَارَ الأَعْيُنِ كَأَنَّ وُجُوهَهُمُ الْمَجَانُّ الْمُطْرَقَةُ ، نِعَالُهُمْ الشَّعَرُ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat sampai kalian memerangi bangsa Khuz dan bangsa Karman dari kalangan ‘Ajam, bermuka merah, berhidung-hidung pesek, bermata sipit, wajah-wajah mereka bagaikan tameng yang dilapisi kulit, dan sandal-sandal mereka terbuat dari bulu.” HR. Al-Bukhari.
12. Hilangnya Amanat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إِذَا ضُيِّعَتْ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ ، قَالَ : كَيْفَ إِضَاعَتُهَا يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : إِذَا أُسْنِدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ »
‘Jika amanat telah disia-siakan, maka tunggulah Kiamat.’ (Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu) bertanya, ‘Wahai Rasulullah, bagaimana amanat itu disia-siakan?’ Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Jika urusan diserahkan kepada selain ahlinya, maka tunggulah Kiamat!’.” HR. Al-Bukhari.
13. Diangkatnya ilmu dan fenomena Kebodohan
Dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَثْبُتَ الْجَهْلُ »
‘Diantara tanda-tanda Kiamat adalah ilmu dihilangkan dan kebodohan diteguhkan’.”
Yang dimaksud dengan diangkatnya ilmu adalah diwafatkannya para ulama, sebagaimana riwayat dalam hadits ‘Abdullah bin Amr bin al-‘Ash Radhiyallahu ‘Anhuma bertutur, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إِنَّ اللَّهَ لا يَقْبِضُ الْعِلْمَ انْتِزَاعًا يَنْتَزِعُهُ مِنَ الْعِبَادِ ، وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ ، حَتَّى إِذَا لَمْ يَبْقَ عَالِمًا اتَّخَذَ النَّاسُ رُءُوسًا جُهَّالا ، فَسُئِلُوا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ ، فَضَلُّوا ، وَأَضَلُّوا »
“Sesungguhnya Allah tidak mencabut ilmu langsung dari para hamba, tetapi mencabut ilmu dengan mewafatkan para ulama, sehingga ketika tidak tersisa lagi seorang alim, maka manusia akan menjadi orang-orang bodoh sebagai pemimpin, lalu mereka ditanya, kemudian mereka akan memberikan fatwa tanpa ilmu, maka mereka seat lagi menyesatkan orang lain.” HR. Al-Bukhari dan Muslim.
14. Banyaknya Pasukan dan Pendukung Kezhaliman
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menunturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا : قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ ….. »
‘Dua kelompok manusia penghuni neraka yang belum pernah aku lihat, (yaitu) golongan orang-orang yang membawa cemeti seperti buntut sapi, mereka memukuli manusia dengannya ….’.”
Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepada Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu :
« إِنْ طَالَتْ بِكَ مُدَّةٌ أَوْشَكْتَ أَنْ تَرَى قَوْمًا يَغْدُونَ فِي سَخَطِ اللَّهِ ، وَيَرُوحُونَ فِي لَعْنَتِهِ ، فِي أَيْدِيهِمْ مِثْلُ أَذْنَابِ الْبَقَرِ »
“Seandainya umurmu panjang, sekiranya engkau akan melihat satu kaum yang pergi di pagi hari dalam kemurkaan Allah, dan pulang di sore harinya dalam laknat-Nya, di tangan-tangan mereka ada (cemeti) bagaikan ekor sapi.” HR. Muslim.
15. Merebaknya Perzinaan
Dari Anas Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ : …. وَذَكَرَ مِنْهَا :”وَيَظْهَرَ الزِّنَا” »
‘Sesungguhnya diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘Merebaknya perzinaan’.”
16. Riba Merajalela
Dalam Shahih al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لَيَأْتِيَنَّ عَلَى النَّاسِ زَمَانٌ لاَ يُبَالِى الْمَرْءُ بِمَا أَخَذَ الْمَالَ بِحَلاَلٍ أَمْ بِحَرَامٍ »
“Sungguh akan datang suatu zaman pada manusia, seseorang tidak peduli (lagi) dengan (status) kehalalan atau keharaman harta yang ia peroleh”
17. Fenomena al-Ma’aazif (alat-alat musik) dan Menganggapnya Halal
Al-Bukhari meriwayatkan dalam Shahihnya dari Abu Malik al-Asy’ari Radhiyallahu ‘Anhu bahwa ia mendenagr Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لَيَكُونَنّ مِنْ أُمَّتِي أَقْوَام يَسْتَحِلُّونَ الْحِرَ وَالْحَرِير وَالْخَمْر وَالْمَعَازِف , وَلَيَنْزِلَنّ أَقْوَام إِلَى جَنْب عَلَمٍ يَرُوح عَلَيْهِمْ بِسَارِحَةٍ لَهُمْ تَأْتِيهِمْ الْحَاجَة فَيَقُولُونَ : اِرْجِعْ إِلَيْنَا غَدًا , فَيُبَيِّتهُمْ اللَّه وَيَضَع الْعَلَم , وَيَمْسَخ آخَرِينَ قِرَدَة وَخَنَازِير إِلَى يَوْم الْقِيَامَة »
“Kelak terjadi dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan zina, sutra, khamer dan alat-alat musik. Dan sungguh ada beberapa kaum yang akan singgah di suatu pegunungan yang tinggi, pada sore harinya (seorang pengembala) menjambangi mereka dengan membawa hewan ternaknya, mereka didatangi –oleh pengembala fakir itu- untuk suatu kebutuhan, lalu mereka berkata: ‘Kembalilah kepada kami besok.’ Maka di malam harinya Allah (membinasakan) mereka dan hancurlah gunung tersebut, dan merubah sebagian mereka menjadi kera dan babi sampai hari kiamat.”
18. Maraknya Minuman Keras (Khamer) dan Menganggapnya Halal
Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Anas bin Malik Radhiyallahu ‘Anhu bertutur, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ : …. وَذَكَرَ مِنْهَا :”وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ »
‘Diantara tanda-tanda Kiamat adalah ………’ dan beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan diantaranya : ‘(Maraknya) minuman khamer ’.”
19. (Berlomba-lomba) Menghiasi Masjid dan Berbangga-bangga dengannya
Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma berkata :
« لَتُزَخْرِفُنَّهَا كَمَا زَخْرَفَتِ الْيَهُودُ وَالنَّصَارَى »
“Sungguh kamu akan menghiasinya (yaitu: masjid-masjidmu, pent.) sebagaimana bangsa Yahudi dan Nashrani menghias (tempat-tempat ibadah mereka).” HR. Al-Bukhari secara mu’allaq.
20. Berlomba-lomba Meninggikan Bangunan
Dalam riwayat Muslim :
« وَأَنْ تَرَى الْحُفَاةَ الْعُرَاةَ الْعَالَةَ رِعَاءَ الشَّاءِ يَتَطَاوَلُونَ فِى الْبُنْيَانِ »
“Dan bahwa engkau (akan) menyaksikan orang yang bertelanjang kaki dan badan, lagi miskin yang mengembala domba, berlomba-lomba meninggikan bangunan.”
21. Budak Wanita Melahirkan Tuannya
Terdapat dalam hadits Jibril, sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam :
« سَأُخْبِرُكَ عَن أَشْرَاطِهَا إِذَا وَلَدَتْ الأَمَةُ رَبَّتَهَا »
“Aku kabarkan kepadamu tentang tanda-tandanya, (yaitu) jika seorang budak wanita melahirkan tuannya.” (Muttafaqun ‘Alaihi)
22. Maraknya Pembunuhan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَكْثُرَ الْهَرْجُ ، قَالُوا : وَمَا الْهَرْجُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ : الْقَتْلُ الْقَتْلُ »
“Tidak akan datang hari Kiamat hingga banyak al-harj.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah al-harj itu?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Muslim).
23. Zaman Semakin Singkat
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga zaman semakin berdekatan.” (HR. Al-Bukhari)
Dan masih dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَتَقَارَبَ الزَّمَانُ فَتَكُونَ السَّنَةُ كَالشَّهْرِ وَيَكُونَ الشَّهْرُ كَالْجُمُعَةِ وَتَكُونَ الْجُمُعَةُ كَالْيَوْمِ وَيَكُونَ الْيَوْمُ كَالسَّاعَةِ وَتَكُونَ السَّاعَةُ كَاحْتِرَاقِ السَّعْفَةِ »
“Tidak akan terjadi hari Kimat hingga zaman semakin singkat, maka jadilah setahun bagaikan sebulan, sebulan bagaikan sepekan, sepekan bagaikan hari jum’at seperti sehari, sehari bagaikan sejam, dan sejam bagaikan seperti terbakarnya pelepah pohon kurma (cepat sekali, pent.).” (HR. Ahmad, at-Tirmidzi, dan Al-Albani meshahihkannya).
24. Pasar Semakin berdekatan
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَظْهَرَ الْفِتَنُ وَيَكْثُرَ الْكَذِبُ وَيَتَقَارَبَ الأَسْوَاقُ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul berbagai fitnah, banyaknya kebohongan dan berdekatannya pasar.” (HR. Ahmad).
25. Fenomena Kemusyrikan Pada Umat Ini
Diriwayatkan oleh Abu Daud dan at-Tirmidzi dari Tsauban Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« إِذَا وُضِعَ السَّيْفُ فِى أُمَّتِى لَمْ يُرْفَعْ عَنْهَا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ ، وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَلْحَقَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى بِالْمُشْرِكِينَ وَحَتَّى تَعْبُدَ قَبَائِلُ مِنْ أُمَّتِى الأَوْثَانَ »
“Jika pada umatku pedang telah diletakkan, maka ia tidak akan pernah diangkat darinya sampai hari Kiamat, dan tidak akan terjadi hari Kiamat hingga beberapa kabilah dari umatku mengikuti kaum musyrikin, dan beberapa kabilah dari umatku menyembah berhala.”
Dan Imam al-Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَضْطَرِبَ أَلْيَاتُ نِسَاءِ دَوْسٍ حَوْلَ ذِى الْخَلَصَةِ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga bokong-bokong para wanita Daus bergoyang di sekitar Dzil Khalashah.”
26. Menjamurnya Fahsya (Perbuatan dan Ucapan Keji), Pemutusan Silaturahmi, dan Buruknya Hubungan Bertetangga
Imam Ahmad dan al-Hakim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَظْهَرَ الْفُحْشُ وَالتَّفَاحُشُ وَقَطِيعَةُ الرَّحِمِ وَسُوءُ الْمُجَاوَرَةِ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga muncul (banyak) perbuatan dan perkataan keji, pemutusan silaturahmi, dan jeleknya hubungan bertetangga.”
27. Orangtua Bergaya Anak Muda
Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« يَكُونُ قَوْمٌ يَخْضِبُونَ فِى آخِرِ الزَّمَانِ بِالسَّوَادِ كَحَوَاصِلِ الْحَمَامِ ، لاَ يَرِيحُونَ رَائِحَةَ الْجَنَّةِ »
‘Akan ada di akhir zaman satu kaum yang menyemir rambut mereka dengan warna hitam bagaikan dada burung merpati, mereka tidak akan pernah mencium harumnya surga’.” (HR. Ahmad).
28. Tersebarnya Kekikiran
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيَنْقُصُ الْعَمَلُ وَيُلْقَى الشُّحُّ »
“Zaman semakin berdekatan, amal berkurang dan kekikiran dilemparkan (ke dalam hati).” HR. Al-Bukhari.
29. Maraknya Perdagangan
Imam Ahmad dan al-Hakim meriwayatkan dari ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahwa beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« بَيْنَ يَدَىِ السَّاعَةِ تَسْلِيمُ الْخَاصَّةِ ، وَفُشُوُّ التِّجَارَةِ حَتَّى تُشَارِكَ الْمَرْأَةُ زَوْجَهَا فِي التِّجَارَةِ »
“Menjelang datangnya hari Kiamat, salam hanya diucapkan kepada orang-orang tertentu, dan merebaknya perdagangan hingga seorang wanita turut serta (bersama) suaminya dalam berdagang.”
30. Banyaknya Peristiwa Gempa Bumi
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« لاَ تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى تَكْثُرَ الزلازلُ »
“Tidak akan terjadi hari Kiamat hingga terjadi banyak peristiwa gempa bumi.” HR. Al-Bukhari
31. Banyaknya Orang-Orang yang Ditenggelamkan ke Dalam Bumi, Diubah Raut Wajahnya dan Dilempar Batu
Dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha menuturkan, “Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda :
« يَكُونُ فِي آخِرِ الأُمَّةِ خَسْفٌ وَمَسْخٌ وَقَذْفٌ قَالَتْ قُلْتُ يَا رَسُول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا ظَهَرَ الْخُبْثُ »
“Akan ada pada akhir umatku (orang-orang) yang ditenggelamkan ke dalam bumi, dirubah rawut wajahnya, dan dilempari (batu).” Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata: ‘Aku bertanya, (Wahai Rasulullah, apakah kami akan dibinasakan sementara masih ada orang-orang soleh ditengah-tengah kami?)). Beliau menjawab, “Benar, ketika kemaksiatan telah merajalela.”
[Disalin dari مختصر أشراط الساعة الصغرى والكبرى Penulis : ‘Awadh bin ‘Ali bin ‘Abdullah, Penerjemah Muh. Khairuddin Rendusara, Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad. Maktab Dakwah Dan Bimbingan Jaliyat Rabwah. IslamHouse.com 2009 – 1430]
_______
Footnote
[1] Qu’ash adalah penyakit yang menyerang hewan-hewan ternak (ad-dawab). Ia mejangkitkan sesuatu (wabah) melalui kedua lubang hidung, lalu (hewan-hewan yang terjangkit) mati mendadak.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/80283-tanda-tanda-hari-kiamat-besar-dan-kecil.html