Meneladani Umar bin Khaththab Radhiyallahu Anhu
MENELADANI UMAR BIN KHATHTHAB RADHIYALLAHU ANHU [1]
Oleh
Syaikh Ibrahim bin Amir Ar-Ruhaili
Pertanyaan.
Dalam riwayat dijelaskan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam berdakwah kepada umatnya dengan lemah lembut sementara Umar Radhiyallahu anhu dalam berdakwah sangat tegas dan keras. Bolehkah prinsip Sahabat Umar Radhiyallahu anhu diikuti? Apakah itu tidak bertentangan dengan dakwah Rasul?
Jawaban.
Sikap keras Umar Radhiyallahu anhu itu sudah tepat pada tempatnya. Beliau Radhiyallahu anhu keras dalam al-haq dan juga dengan cara yang haq. Kita harus mengikuti sikap Umar Radhiyallahu anhu dalam berdakwah. Namun kita memahami benar sikap Umar Radhiyallahu anhu , kapankah sikap keras itu dilakukan? Bagaimana kerasnya? Dan kepada siapakah sikap keras itu diarahkan? Umar Radhiyallahu anhu adalah panutan bagi kita semua. Sikap keras beliau itu berlandaskan al-haq dan dengan cara yang haq. Namun, sangat disayangkan, sebagian orang tidak memahami sikap beliau Radhiyallahu anhu . Sejatinya, pribadi Umar Radhiyallahu anhu lemah lembut dan penuh kasih sayang, namun juga keras dan kuat. Bukti beliau Radhiyallahu anhu lemah lembut, Umar pernah sangat memperhatikan seorang wanita tua di pinggir kota Madinah. Umar Radhiyallahu anhu membersihkan rumahnya, memeraskan susu kambingnya, memperbaiki rumah wanita tersebut. Si wanita sering mengatakan, “Semoga Allah Azza wa Jalla memberikan rahmat-Nya kepadamu, seharusnya yang paling berhak melakukan ini adalah Umar.” Dia tidak tahu kalau yang diajak bicara dan didoakan adalah Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu .
Ini menunjukkan kelembutan dan kasih sayang Umar Radhiyallahu anhu . Saat ini, adakah seorang presiden, pemimpin wilayah atau bahkan direktur di sebuah perkantoran yang menaruh perhatian kepada perempuan tua dan melakukan seperti yang dilakukan oleh beliau Radhiyallahu anhu ?! Ini bukti kelemahlembutan dan kasih sayang Umar bin Khattab Radhiyallahu anhu .
Bukti-bukti yang menunjukkan kelemahlembutan Umar dan kasih sayangnya banyak, begitu bukti-bukti yang menunjukkan sikap keras dalam menegakkan al-haq.
Singkat kata, beliau Radhiyallahu anhu bisa dijadikan teladan dan bahkan beliau Radhiyallahu anhu termasuk teladan terbaik. Namun kita harus cermati dan harus memahami, kapankah Umar bersikap lemah lembut dan kepada siapa? Juga, kapankah beliau Radhiyallahu anhu menunjukkan sikap keras dan kuat? Dan kepada siapa?
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 06/Tahun XIX/1436H/2015. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858196.Kontak Pemasaran 085290093792, 08121533647, 081575792961, Redaksi 08122589079]
_______
Footnote
[1] Pertanyaan ini ditanyakan kepada Syaikh Ibrâhîm bin Amir Ar-Ruhaili dan dijawab oleh beliau hafizhahullâh setelah menyampaikan materi tentang kewajiban mencintai para Sahabat Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam di Bandung
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/6354-meneladani-umar-bin-khaththab-radhiyallahu-anhu.html