Beranda | Artikel
Syahid: Mati Karena Sakit Perut
Minggu, 7 April 2013

Terdapat hadits yang bahwa orang yang meninggal karna sakit perut termasuk syahid. Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam bersabda,

الشُّهَدَاءُ خَمْسَةٌ: الْمَطْعُوْنُ وَالْمَبْطُوْنُ وَالْغَرِقُ وَصاَحِبُ الْهَدْمِ وَالشَّهِيْدُ فِي سَبِيْلِ اللهِ

Syuhada itu ada lima, yaitu orang yang meninggal karena penyakit tha’un, orang yang meninggal karena penyakit perut, orang yang mati tenggelam, orang yang meninggal karena tertimpa reruntuhan, dan orang yang gugur di jalan Allah.” [1]

Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu menyampaikan sabda Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam,

مَا تَعُدُّوْنَ الشَّهِيْدَ فِيْكُمْ؟ قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ. قَالَ: إِنَّ شُهَدَاءَ أُمَّتِي إِذًا لَقَلِيْلٌ. قَالُوْا: فَمَنْ هُمْ يَا رَسُوْلَ اللهِ؟ قَالَ: مَنْ قُتِلَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ, وَمَنْ مَاتَ فِي سَبِيْلِ اللهِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فيِ الطَّاعُوْنَ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَمَنْ مَاتَ فِي الْبَطْنِ فَهُوَ شَهِيْدٌ، وَالْغَرِيْقُ شَهِيْدٌ

“Siapa yang terhitung syahid menurut anggapan kalian?” Mereka menjawab, “Wahai Rasulullah, siapa yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid.” Beliau menanggapi, “Kalau begitu, syuhada dari kalangan umatku hanya sedikit.” “Bila demikian, siapakah mereka yang dikatakan mati syahid, wahai Rasulullah?” tanya para sahabat. Beliau menjawab, “Siapa yang terbunuh di jalan Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal di jalan Allah maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit tha’un2 maka ia syahid, siapa yang meninggal karena penyakit perut maka ia syahid, dan siapa yang tenggelam ia syahid.” [2]

 

Apakah setiap sakit perut pasti mati syahid? Apa bedanya dengan mati syahid di peperangan?

Syaikh prof. Abdullah bin Jibrin rahimahullah menjelaskan,

مرض البطن هو إسهال شديد عن تخمة أو فساد مزاج، بسبب الفضول التي تصيب المعدة من أخلاط لزجة تمنع استقرار الغذاء فيها، فإن للمعدة خملا كخمل المنشفة، فإذا علقت بها الأخلاط اللزجة أفسدتها وأفسدت الغذاء الواصل إليها، قاله في فتح الباري: باب دواء المبطون. وقد ثبت في الصحيحين عن أبي هريرة عن النبي – صلى الله عليه وسلم – قال: (( المبطون شهيد والمطعون شهيد )) إلخ. والمراد له أجر شهيد، لكنه لا يعامل معاملة الشهيد في الدنيا،  فإنه يغسل ويكفن ويصلى عليه بخلاف شهيد المعركة، فإنه يدفن بثيابه ولا يغسل ولا يصلى عليه، على المشهور عند العلماء، والله أعلم.

 

Sakit perut yang (dimaksud) adalah mencret (diare) yang parah karena  (salah) pencernaan atau campuran rusak (makanan dan enzim perncernaan) karena adanya sisa-sisa (bahan yang tidak dibutuhkan pencernaan) yang mempengaruhi lambung berupa campuran. Campuran ini bisa mengganggu kestabilan makanan di dalam perut. Lambung itu stabil (tidak bergerak cepat) kita serupakan sebuah serbet (yang stabil). Apabila campuran mengganggunya maka akan merusak juga makanan yang sampai ke lambung.

Dalam kitab Fathul Bari  terdapat Bab: obat sakit perut dan terdapat hadits dalam shaihain dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alahi wa sallam, beliau  bersabda,

“Orang yang karena sakit perut adalah syahid, Orang yang karena sakit perut adalah syahid”

Yang dimaksud di sini adalah baginya pahala mati syahid. Akan tetapi mayatnya tidak diurus sebagaimana orang mati syahid (orang yang mati syahid tidak perlu dimandikan dan dikafani, pent).  Maka jasadnya tetap dimandikan, dikafani dan dishalatkan berbeda dengan syahid di medan peperangan maka ia dikubur dengan pakaian syahidnya di dunia, tidak dimandikan, tidak dishalatkan sebagaimana pendapat yang masyhur di kalangan ulama. Wallahu a’lam[3]

 

@Pogung-lor, 26 Jumadil Awwal 1434 H

penyusun: dr. Raehanul Bahraen,

Artikel www.muslimafiyah.com

 


[1] HR. Al-Bukhari dan Muslim dari hadits Abu Hurairah

[2] HR. Muslim

[3] http://www.ibn-jebreen.com/books/6-50-2406-2240-.html


Artikel asli: https://muslimafiyah.com/syahid-mati-karena-sakit-perut.html