Bila ada yang mengkhianati kita, bagaimanakah kita membalasnya?
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَدِّ الْأَمَانَةَ إِلَى مَنْ ائْتَمَنَكَ ، وَلا تَخُنْ مَنْ خَانَكَ
“Tunaikanlah amanat pada yang memberikan amanat kepadamu. Janganlah berlaku khianat pada orang yang mengkhianatimu.” (HR. Tirmidzi, no. 1264; Abu Daud, no. 3535. Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan gharib. Al-Hafizh Abu Thahir mengatakan bahwa sanad hadits ini dhaif. Adapun Syaikh Al-Albani menyatakan sahih hadits ini).
Hadits ini jadi dalil tentang perintah orang yang menunaikan amanat pada muamalat dan hal lainnya. Akan tetapi, jika ada yang berkhianat kepada kita, tak perlu membalas dengan khianat.
Apa itu khianat?
Khianat itu lawan dari amanat.
Dalam Mufradat Alfazh Al-Qur’an disebutkan bahwa khianat adalah,
مخالفة الحق بنقض العهد في السر
“Menyelisihi kebenaran dengan membatalkan perjanjian diam-diam.”
Hakikat khianat menurut Ibnu ‘Asyur dalam At-Tahrir wa At-Tanwir adalah,
عمل من اؤتمن على شيء بضد ما اؤتمن لأجله، بدون علم صاحب الأمانة
Menjalankan berbeda dari yang diamanatkan, tanpa diketahui orang yang memberi amanat.
Pengertian di atas diambil dari dorar.net:
https://dorar.net/akhlaq/2182/معنى-الخيانة-لغة-واصطلاحا
Bagaimana membalas orang yang berkhianat kepada kita?
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah menyampaikan dalam Qa’idah fii Ash-Shabr bahwa manusia dalam membalas dendam ada tiga macam:
Pertama, zalim yaitu yang membalas lebih dari kewajaran.
Kedua, muqtashid yaitu yang membalas sewajarnya (sama dengan tindakan zalim).
Ketiga, muhsinun yaitu yang memaafkan dan tidak membalas sama sekali.
قال شيخ الإسلام ابن تيمية –رحمه الله- في قاعدة في الصبر:
الناس عند مقابلة الأذى ثلاثة أقسام: 1- ظالم يأخذ فوق حقه
2-مقتصد يأخذ بقدر حقه. 3- محسن يعفو ويترك حقه.أهـ
Zalim
Orang zalim adalah yang membalas lebih dari kewajaran. Kezaliman dengan berbagai macam bentuk itu diharamkan. Dari Abu Dzarr radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman,
يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku tidak berbuat zalim dan Aku pun mengharamkan kalian berbuat zalim. Janganlah saling menzalimi satu sama lain.” (HR. Muslim, no. 2577)
Ingatlah bahwa kezaliman adalah kegelapan pada hari kiamat. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اتَّقُوا الظُّلْمَ فَإِنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ الْقِيَامَةِ
“Hati-hati kezaliman karena zalim itu kegelapan pada hari kiamat.” (HR. Muslim, no. 2578)
Muqtashid
Muqtashid adalah orang yang membalas sewajarnya tanpa membalas lebih.
Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنِ اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ فَاعْتَدُوا عَلَيْهِ بِمِثْلِ مَا اعْتَدَىٰ عَلَيْكُمْ
“Oleh sebab itu, barangsiapa yang menyerang kamu, maka seranglah ia, seimbang dengan serangannya terhadapmu.” (QS. Al-Baqarah: 194)
Dalam ayat lain disebutkan,
وَإِنْ عَاقَبْتُمْ فَعَاقِبُوا بِمِثْلِ مَا عُوقِبْتُمْ بِهِ ۖ وَلَئِنْ صَبَرْتُمْ لَهُوَ خَيْرٌ لِلصَّابِرِينَ
“Dan jika kamu memberikan balasan, maka balaslah dengan balasan yang sama dengan siksaan yang ditimpakan kepadamu. Akan tetapi jika kamu bersabar, sesungguhnya itulah yang lebih baik bagi orang-orang yang sabar.” (QS. An-Nahl: 126)
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا ۖ فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ
“Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. Asy-Syura: 40)
Muhsin
Muhsin artinya orang yang memaafkan dan tidak membalas dendam sama sekali. Inilah sifat yang terpuji.
Dalam ayat disebutkan,
وَلْيَعْفُوا وَلْيَصْفَحُوا ۗ أَلَا تُحِبُّونَ أَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. An-Nuur: 22)
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali Imran: 134)
فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُۥ عَلَى ٱللَّهِ
“maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah.” (QS. Asy-Syura: 40)
Yang terbaik adalah membalas keburukan dengan KEBAIKAN
Allah Ta’ala berfirman,
وَلَا تَسْتَوِي الْحَسَنَةُ وَلَا السَّيِّئَةُ ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34) وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا الَّذِينَ صَبَرُوا وَمَا يُلَقَّاهَا إِلَّا ذُو حَظٍّ عَظِيمٍ (35)
“Dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keuntungan yang besar.” (QS. Fushilat: 34-35)
Jika ada yang berbuat jelek kepadamu balaslah dengan kebaikan kepadanya. ‘Umar radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Jika ada yang berbuat salah kepadamu, maka balaslah dengan suatu ketaatan kepada Allah kepadanya.” (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:529)
Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengatakan tentang ayat ini, “Allah memerintahkan kepada orang beriman untuk bersabar ketika marah dan bersikap lemah lembut menghadapi orang yang bodoh, lalu bersikap memberikan maaf kepada orang yang berbuat jelek. Jika seperti itu dilakukan, Allah akan menyelamatkan mereka dari gangguan setan, musuhnya akan tunduk, dan akhirnya menjadi teman yang sangat setia.” (Lihat Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim, 6:530)
Ingatlah, yang bisa membalas kejelekan dengan kebaikan hanyalah orang-orang yang bersabar.
Jika ada yang mengkhianatimu di dunia, bagaimana membalasnya?
Caranya:
- Jaga jarak dengannya, tetapi jangan sampai putuskan hubungan.
- Fokus untuk menjadikan diri kita lebih baik.
- Jalin hubungan dengan banyak orang.
- Lakukan hal yang bermanfaat untuk dirimu dan orang lain.
- Jangan menyimpan dendam, besarkan hatimu untuk memaafkan.
Allah itu Maha Adil. Allah itu Maaliki Yaumid diin, Pemilik Hari Pembalasan kelak. Jika ada yang berkhianat kepada kita, pasti akan ada hukuman yang sangat adil oleh Al-Maalik di akhirat besok.
Referensi:
- Tafsir Al-Qur’an Al-‘Azhim. Ibnu Katsir. Tahqiq: Prof. Dr. Hikmat bin Basyir bin Yasin. Penerbit Dar Ibnul Jauzi.
- https://rumaysho.com/768-balaslah-kejelekan-dengan-kebaikan.html
- https://dorar.net/akhlaq/2182/معنى-الخيانة-لغة-واصطلاحا
- https://islamekk.net/play.php?catsmktba=2107
Baca Juga:
- Bulughul Maram – Akhlak: Membalas Kebaikan Orang Lain
- Sebab Hasad (Dengki) dan Cara Menghadapi Orang yang Hasad
—
Ahad sore di Darush Sholihin, 27 Rabi’uts Tsani 1442 H, 13 Desember 2020
Artikel Rumaysho.Com