Hal-Hal yang Dapat Mengusir Syaitan
HAL-HAL YANG DAPAT MENGUSIR SYAITHAN
1. Dia (syaitan) akan lari dari Anda jika Anda membaca (sebanyak seratus kali di dalam sehari):
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
“Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya-lah kerajaan dan bagi-Nya-lah segala puji dan Dia-lah Allah yang Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Dalil yang menunjukkan hal ini adalah satu hadits yang terdapat dalam ash-Shahiihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَالَ: لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ، فِي يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَتْ لَهُ عَدْلَ عَشْرِ رِقَابٍ، وَكُتِبَ لَهُ مِائَةُ حَسَنَةٍ، وَمُحِيَتْ عَنْهُ مِائَةُ سَيِّئَةٍ، وَكَانَتْ لَهُ حِرْزًا مِنَ الشَّيْطَانِ يَوْمَهُ ذَلِكَ حَتَّى يُمْسِيَ، وَلَمْ يَأْتِ أَحَدٌ بِأَفْضَلَ مِمَّا جَاءَ إِلاَّ رَجُلٌ عَمِلَ أَكْثَرَ مِنْهُ.
“Barangsiapa yang membaca, ‘Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata dan tidak ada sekutu bagi-Nya, bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala puji dan Dia-lah Allah yang Mahakuasa atas segala sesuatu.” Dalam sehari sebanyak seratus kali, maka dia bagaikan memerdekakan sepuluh hamba sahaya, dituliskan baginya seratus kebajikan dan dihapuskan untuknya seratus kejelekan, dan baginya benteng dari syaitan pada hari itu sampai sore dan tidak ada seorang pun yang melakukan suatu amal lebih baik daripada hal itu kecuali orang yang melakukan hal tersebut lebih banyak darinya.”
2. Membaca ayat Kursi menjelang tidur
Hal ini sebagaimana terdapat di dalam hadits Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah telah menugaskan-nya untuk menjaga harta zakat, lalu datang seseorang yang menumpahkan sebagian harta zakat, beliau ditugaskan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada setiap malam, pada malam ketiga (setelah kedatangan orang tersebut) dia (Abu Hurairah) berkata, “Aku akan laporkan hal ini kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,” dan dia pun berkata, “Biarkan aku! karena aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat yang bermanfaat bagimu,” -para Sahabat terkenal dengan keinginan besar mereka terhadap kebaikan- dia berkata, “Jika engkau hendak tidur bacalah ayat Kursi dari awal sampai akhir, maka senantiasa bagimu seorang penjaga dari Allah, dan syaitan tidak dapat mendekatimu sampai pagi.” Pada pagi harinya (Abu Hurairah) memberitakan hal itu kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, lalu Rasulullah bersabda, “Dia telah berkata benar kepadamu, walaupun dia pembohong ketahuilah yang datang kepadamu adalah syaitan.” [HR. Al-Bukhari]
3. Jika dia bermimpi dengan sesuatu yang dibenci, maka dia harus meludah ke sebelah kiri seba-nyak tiga kali dan berlindung kepada Allah dari segala kejelekan yang ia lihat dalam mimpi
Abu Salamah bin ‘Abdirrahman berkata, “Aku mendengar Abu Qatadah bin Rab’i berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اَلرُّؤْيَا مِنَ اللهِ وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَان،ِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفُثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ إِذَا اسْتَيْقَظََ وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ إِنْ شَاءَ اللهُ، قَالَ أَبُو سَلَمَةَ: إِنْ كُنْتُ َلأَرَى الرُّؤْيَا أَثْقَلَ عَلَيَّ مِنْ جَبَلٍ فَلَمَّا سَمِعْتُ بِهَذَا الْحَدِيثِ، فَمَا كُنْتُ أُبَالِيهَا.
‘Mimpi yang baik itu datangnya dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk datangnya dari syaitan, jika se-seorang dari kalian melihat sesuatu yang tidak disukainya, maka meludahlah ke sebelah kirinya sebanyak tiga kali ketika dia bangun, dan mohonlah perlindunganlah kepada Allah dari kejelekannya, karena sesungguhnya mimpi tersebut tidak akan mencelakakannya insya Allah.’ Abu Salamah berkata, “Sebelumnya aku merasakan sebuah mimpi yang lebih berat daripada gunung, lalu ketika aku mendengar hadits ini, aku sama sekali tidak memperdulikannya.”
Di dalam riwayat yang lain:
قَالَ: إِنْ كُنْتُ أَرَى الرُّؤْيَا تَهُمُّنِي حَتَّى سَمِعْتُ أَبَا قَتَادَةَ يَقُوْلُ: وَأَنَا كُنْتُ َلأَرَى الرُّؤْيَا فَتَمْرَضَنِي حَتَّى سَمِعْتُ رَسُـوْلَ الله صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ: اَلـرُّؤْيَا الصَّالِحَةُ مِنَ اللهِ، فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُحِبُّ فَلاَ يُحَدِّثْ إِلاَّ مَنْ يُحِبُّ، وَإِنْ رَأَى مَا يَكْرَهُ فَلاَ يُحَدِّثْ بِهِ، وَلْيَتْفُلْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثًا وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، مِنْ شَرِّمَا رَأَى فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ.
“Beliau berkata, ‘Sebelumnya aku sangat gundah dengan mimpi tersebut sehingga aku mendengar Abu Qatadah berkata, ‘Sebelumnya aku merasakan sebuah mimpi yang menjadikanku sakit sehingga aku men-dengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Mimpi yang baik datangnya dari Allah, jika seseorang melihat sesuatu yang disukainya di dalam mimpi, maka janganlah dia memberitahukannya kecuali kepada orang yang dicintainya, sedangkan jika dia melihat sesuatu yang dibencinya, maka janganlah ia membicarakannya, lalu meludah kecil-lah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali dan mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terlaknat, dari kejelekan apa yang dilihat, karena sesungguhnya mimpi tersebut tidak akan mencelakakannya.’” [Muttafaq ‘alaihi].
4. Berdzikir kepada Allah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika keluar dari rumah dengan membaca:
بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ، لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ.
“Dengan menyebut Nama Allah, aku berserah diri (bertawakkal) kepada-Nya, tidak ada daya dan upaya melainkan dari-Nya.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ قَالَ يَعْنِي إِذَا خَرَجَ مِنْ بَيْتِهِ: بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ، يُقَالُ لَهُ كُفِيْتَ وَوُقِيتَ وَهُدِيْتَ وَتَنَحَّى عَنْهُ الشَّيْطَانُ، فَيَقُوْلُ لِشَيْطَانٍ آخَرَ: كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ.
“Barangsiapa yang membaca (yakni ketika keluar dari rumahnya), ‘Dengan menyebut Nama Allah, aku berserah diri (tawakkal) kepada-Nya, tidak ada daya dan upaya melainkan dari-Nya.’ Maka akan dikatakan kepadanya, ‘Kebutuhanmu di-penuhi, engkau dijaga, diberikan petunjuk dan syaitan akan menjauh,’ satu syaitan akan berkata kepada yang lainnya, ‘Bagaimana kalian bisa (mencelakakan) seseorang yang telah diberi petunjuk, kebutuhannya dipenuhi dan telah dijaga?!’”1
5. Dzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika masuk ke dalam rumah dan sebelum makan
Diriwayatkan dari Jabir Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Aku mendengar Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ وَعِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ: لاَ مَبِيتَ لَكُمْ وَلاَ عَشَاءَ، وَإِذَا دَخَلَ فَلَـمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: أَدْرَكْتُـمُ الْمَبِيتَ، وَإِذَ لَمْ يَذْكُرِ اللهَ عِنْدَ طَعَامِهِ قَالَ: أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ وَالْعَشَاءَ
‘Jika salah seorang di antara kalian masuk ke dalam rumahnya, lalu berdzikir kepada Allah ketika masuk dan ketika makan, maka syaitan berkata (kepada kawan-kawannya), ‘Tidak ada tempat penginapan dan makan malam bagi kalian, sedangkan jika dia masuk tanpa berdzikir ke-pada Allah ketika masuk, maka syaitan berkata (kepada kawan-kawannya), ‘Kalian semua mendapatkan tempat penginapan,’ dan saat dia tidak berdzikir kepada Allah ketika makan, maka syaitan berkata (kepada kawan-kawannya), ‘Kalian mendapatkan tempat penginapan dan makan malam.’” [HR. Muslim]
6. Ketika Anda masuk ke dalam masjid dengan membaca:
أَعُوذُ بِاللهِ الْعَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
“Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung, dengan wajah-Nya Yang Mahamulia dan dengan kekuasaan-Nya yang qadim (‘azali) dari syaitan yang terlaknat.”
Dalil untuk hal ini adalah:
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُ كَانَ إِذَا دَخَلَ الْمَسْجِدَ قَالَ: أَعُوذُ بِاللهِ الْعَظِيمِ، وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ، وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ، مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، قَالَ: فَإِذَا قَالَ ذَلِكَ، قَالَ الشَّيْطَانُ: حُفِظَ مِنِّي سَائِرَ الْيَوْمِ
Diriwayatkan dari ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu anhu dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya jika beliau masuk ke dalam masjid, maka beliau berdo’a, ‘Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung, dengan wajah-Nya yang Mahamulia dan dengan kekuasaan-Nya yang qadim dari gangguan syaitan yang terlaknat.’ Beliau bersabda, ‘Jika dia mengucapkannya, maka syaitan berkata, ‘Dia telah dijaga dari gangguanku sepanjang hari.’”2
7. Ketika adzan dikumandangkan
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu ia berkata, “Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا نُودِيَ لِلصَّلاَةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لاَ يَسْمَعَ التَّأْذِينَ فَإِذَا قَضَى النِّدَاءَ أَقْبَلَ حَتَّى إِذَا ثُوِّبَ بِالصَّلاَةِ أَدْبَرَ حَتَّى إِذَا قَضَى التَّثْوِيبَ أَقْبَلَ حَتَّى يَخْطِرَ بَيْنَ الْمَرْءِ وَنَفْسِهِ، يَقُولُ اُذْكُرْ كَذَا اُذْكُرْ كَذَا لِمَا لَمْ يَكُنْ يَذْكُرُ حَتَّى يَظَلَّ الرَّجُلُ لاَ يَدْرِي كَمْ صَلَّى.
‘Jika adzan shalat dikumandangkan, syaitan lari dengan suara kentutnya sehingga dia tidak mendengar suara adzan, ketika adzan sudah selesai, maka dia akan kembali dan jika iqamat diucapkan, maka ia kembali lari jika iqamat sudah selesai, maka dia akan kembali dengan membisikkan sesuatu kepada seseorang. Dia berkata, ‘Ingatlah itu dan ini!!’ yaitu kepada sesuatu yang sebelumnya dia tidak mengingatnya, sehingga pada akhirnya seseorang tidak tahu berapa raka’at dia sudah melakukan shalat.”3 [Muttafaq ‘alaihi]
8. Ketika memohon perlindungan darinya
Hal ini sebagaimana yang diungkapkan di dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ ۖ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” [Fushshilat/41: 36]
9. Ketika Anda membaca di dalam shalat
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللهِ.
“Aku berlindung kepada Allah dari gangguanmu, aku melaknatmu dengan laknat Allah.”
Do’a ini dibaca sebanyak tiga kali, hal ini sebagaimana diterangkan dalam satu hadits yang diriwayatkan oleh Abud Darda’ Radhiyallahu anhu, beliau berkata, “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdiri untuk melakukan shalat, dan kami mendengar beliau membaca:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ
‘Aku berlindung dari gangguanmu kepada Allah.’
Lalu beliau membaca:
أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللهِ
‘Aku melaknatmu dengan laknat Allah.’ (tiga kali)
Lalu beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjulurkan tangannya seakan-akan dia memegang sesuatu, setelah selesai shalat, kami bertanya kepadanya, ‘Ya Rasulullah, kami mendengar engkau membaca sesuatu yang belum pernah kami dengar sebelumnya, dan kami melihatmu menjulurkan tangan,’ beliau berkata, ‘Sesungguhnya musuh Allah adalah iblis, dia datang kepadaku dengan membawa batu meteor dari api untuk melemparkannya ke wajahku, lalu aku membaca:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنْكَ
‘Aku berlindung dari gangguanmu kepada Allah.’ Sebanyak tiga kali, dan aku membaca:
أَلْعَنُكَ بِلَعْنَةِ اللهِ التَّامَّةِ
‘Aku melaknatmu dengan laknat Allah yang sempurna.’
Sebanyak tiga kali, tetapi dia sama sekali tidak mundur, lalu aku hendak menangkapnya, demi Allah seandainya bukan karena do’a Nabi Sulaiman Alaihissallam, niscaya dia sudah terikat dan menjadi bahan mainan bagi anak-anak di Madinah.’” [HR. Muslim].
Dan di dalam hadits lain yang diriwayatkan dari ‘Utsman bin Abi al-‘Ash Radhiyallahu anu, beliau berkata:
يَا رَسُولَ اللهِ! إِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ حَالَ بَيْنِي وَبَيْنَ صَلاَتِي وَقِرَاءَتِي يَلْبِسُهَا عَلَيَّ؟ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: ذَاكَ شَيْطَانٌ يُقَالُ لَهُ خِنْزِبٌ فَإِذَا أَحْسَسْتَهُ فَتَعَوَّذْ بِاللهِ مِنْهُ وَاتْفُلْ عَلَى يَسَارِكَ ثَلاَثًا، قَالَ: فَفَعَلْتُ ذَلِكَ فَأَذْهَبَهُ اللهُ عَنِّي.
“Wahai Rasulullah! syaitan telah menghalangi antara diriku dengan shalat dan bacaanku sehingga dia mengacaukan bacaanku itu? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Itu adalah syaitan yang bernama Khinzib, jika engkau merasakannya, maka memohonlah perlindungan kepada Allah darinya dan meludah kecillah ke sebelah kiri sebanyak tiga kali,’ lalu aku melakukannya, dan Allah menghilangkannya dariku.” [HR. Muslim].
10.Ketika seorang hamba menemukan sesuatu (keraguan) di dalam jiwanya, maka dia membaca:
هُوَ اْلأَوَّلُ وَاْلآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ.
“Dia-lah Allah Yang awal dan (Allah telah ada sebelum segala sesuatu ada), Yang akhir (disaat segala sesuatu hancur, Allah masih tetap kekal), Yang zhahir (Dia-lah Yang nyata, sebab banyak bukti yang menyatakan adanya Allah), Yang bathin (tidak ada yang menghalangi-Nya. Allah lebih dekat kepada hamba-Nya daripada mereka kepada diriya) Dia-lah Yang Maha Mengetahui atas segala sesuatu.”
Diriwayatkan dari Abi Zumail, aku bertanya kepada Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu anhu, “Apakah sebenarnya yang aku temukan di dalam jiwaku ini?” -yang beliau maksud adalah keraguan- lalu beliau berkata, ‘Jika engkau menemukan sesuatu darinya maka bacalah…(dan seterusnya).’”4
11. Ketika engkau tertimpa musibah dengan mengatakan:
قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ
“Ini adalah ketentuan Allah, dan apa saja yang dikehendaki-Nya pasti terjadi.”
Hal ini sebagaimana yang diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ: لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا وَلَكِنْ قُلْ قَدَرُ اللهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ: فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dan masing-masing dari keduanya memiliki kebaikan, maka lakukanlah apa yang bermanfaat bagimu, memohonlah kepada Allah dan janganlah bersikap lemah, jika sesuatu menimpamu janganlah engkau mengatakan, ‘Seandainya aku melakukan ini dan itu,’ akan tetapi katakanlah, ‘Ini adalah ketentuan Allah, dan apa saja yang dikehendaki-Nya pasti terjadi,’ karena sesungguhnya kata ‘seandainya’ bisa membuka perbuatan syaitan.” [HR. Muslim].
12. Ketika Anda hendak berjima’ ucapkanlah:
بِسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا.
“Dengan menyebut Nama Allah. Ya Allah jauh-kanlah aku dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.”
Diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda:
لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا أَتَي أَهْلَهُ قَالَ: بِاسْمِ اللهِ، اَللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ وَجَنِّبِ الشَّيْطَانَ مَا رَزَقْتَنَا فَقُضِيَ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ لَمْ يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ أَبَدًا.
“Jika salah seorang di antara kalian mendatangi isterinya dan membaca, ‘Dengan menyebut Nama Allah, ‘Ya Allah jauhkanlah kami dari syaitan dan jauhkanlah syaitan dari apa yang Engkau karuniakan kepada kami.’ Jika ditakdirkan dari keduanya menghasilkan seorang anak, maka anaknya itu tidak akan dapat dicelakakan oleh syaitan selamanya.” [Muttafaq ‘alaih]
13. Ucapan (do’a) Anda ketika sedang marah:
أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ.
“Aku berlindung kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.”
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنِّي َلأََعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ.
Diriwayatkan dari Sulaiman bin Shurad, beliau berkata, “Aku pernah duduk bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sedangkan ada dua orang yang sedang saling mencela, yang satu wajahnya merah dan telah naik pitam, lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Sungguh aku mengetahui satu kalimat, jika dia mengucapkannya, maka akan hilanglah apa yang dia temukan, seandainya dia mengucapkan, ‘Aku berlindung kepada Allah dari gangguan syaitan yang terkutuk,’ niscaya akan hilanglah apa yang dia temukan.” [Muttafaq ‘alaihi]
14. Ketika Anda membaca: بِسْمِ اللهِ “Dengan menyebut Nama Allah.”
Diriwayatkan dari Abul Malih, dari seorang Sahabat, ia berkata:
كُنْتُ رَدِيفَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَعَثَرَتْ دَابَّةٌ فَقُلْتُ: تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَقَالَ: لاَ تَقُلْ تَعِسَ الشَّيْطَانُ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَعَاظَمَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الْبَيْتِ وَيَقُولُ: بِقُوَّتِي وَلَكِنْ قُلْ: بِسْمِ اللهِ، فَإِنَّكَ إِذَا قُلْتَ ذَلِكَ تَصَاغَرَ حَتَّى يَكُونَ مِثْلَ الذُّبَابِ.
“Aku pernah dibonceng oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, tiba-tiba kendaraan itu tergelincir, aku berkata, ‘Celakalah syaitan,’ kemudian Rasulullah berkata, ‘Janganlah engkau mengatakan, ‘Celakalah syaitan!’ Karena jika engkau mengatakan seperti itu, maka dia akan menjadi besar hingga sebesar rumah, dan dia berkata, ‘Dengan kekuatanku,’ akan tetapi ucapkanlah bismillaah, karena jika engkau mengatakan seperti itu, maka dia akan mengecil hingga sekecil lalat.’”5
15. Ketika Anda berdo’a dengan keberkahan untuk sesuatu yang mengagumkan Anda
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam satu hadits dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau bersabda:
إِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يُعْجِبُهُ فِي نَفْسِهِ أَوْ مَالِهِ، فَلْيُبَرِّكْ عَلَيْهِ فَإِنَّ الْعَيْنَ حَقٌّ.
“Jika seseorang di antara kalian melihat sesuatu yang mengagumkan di dalam dirinya atau hartanya, maka berdo’alah dengan memohon keberkahan atasnya, karena ‘ain6 itu adalah benar.”7
16. Ketika Anda membaca al-Muawwadzatain
Diriwayatkan dari Abi Sa’id Radhiyallahu anhu, beliau berkata:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَعَوَّذُ مِنَ الْجَانِّ وَعَيْنِ اْلإِنْسَانِ حَتَّى نَزَلَتِ الْمُعَوِّذَتَان،ِ فَلَمَّا نَزَلَتَا أَخَذَ بِهِمَا وَتَرَكَ مَا سِوَاهُمَا.
“Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam memohon kepada Allah dari gangguan jin dan ‘ain manusia sehingga turun-lah al-Muawwidzatain (al-Falaq dan an-Naas), lalu ketika keduanya turun, maka beliau mengambil keduanya dan meninggalkan yang lainnya.”8
17. Ketika sujud tilawah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, beliau berkata, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا قَرَأَ ابْنُ آدَمَ السَّجْدَةَ فَسَجَدَ، اِعْتَزَلَ الشَّيْطَانُ يَبْكِي يَقُولُ: يَا وَيْلَهُ أُمِرَ بِالسُّجُودِ، فَسَجَدَ فَلَهُ الْجَنَّةُ وَأُمِرْتُ بِالسُّجُودِ فَأَبَيْتُ فَلِيَ النَّارُ.
“Jika seorang manusia membacakan ayat sajdah, lalu dia bersujud, maka syaitan akan mengisolirkan dirinya dengan menangis, dia berkata, ‘Celakalah diriku, dia diperintahkan bersujud, lalu dia bersujud, maka dia mendapatkan Surga, sedangkan aku diperintahkan untuk bersujud, lalu aku tidak bersujud, maka aku mendapatkan Neraka.’”9
18. Ketika Anda membaca surat al-Baqarah
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyalalhu anhu, sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihin wa sallam bersabda:
لاَ تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ، إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنَ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُوْرَةُ الْبَقَرَةِ
“Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian bagaikan kuburan10, sesungguhnya syaitan lari dari rumah yang dibacakan di dalamnya surat al-Baqarah.” [HR. Muslim].
19. Ketika membaca al-Qur-an
خَرَجَ رَسُوْلُ الله لَيْلَةً فَإِذَا هُوَ بِأَبِي بَكْرٍ رضي الله عنه يُصَلِّي يَخْفِضُ مِنْ صَوْتِهِ، قَالَ: وَمَرَّ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ وَهُوَ يُصَلِّي رَافِعًا صَوْتَهُ قَالَ: فَلَمَّا اجْتَمَعَا عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: يَا أَبَا بَكْرٍ مَرَرْتُ بِكَ وَأَنْتَ تُصَلِّي تَخْفِضُ صَوْتَكَ. قَالَ: قَدْ أَسْمَعْتُ مَنْ نَاجَيْتُ يَا رَسُولَ اللهِ قَالَ: وَقَالَ: لِعُمَرَ مَرَرْتُ بِكَ وَأَنْتَ تُصَلِّي رَافِعًا صَوْتَكَ. قَالَ: فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللهِ أُوقِظُ الْوَسْنَانَ وَأَطْرُدُ الشَّيْطَانَ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا أَبَا بَكْرٍ اِرْفَعْ مِنْ صَوْتِكَ شَيْئًا وَقَالَ: لِعُمَرَ اخْفِضْ مِنْ صَوْتِكَ شَيْئًا
“Pada suatu malam Rasulullah keluar, lalu beliau mendapati Abu Bakar Radhiyallahu anhu sedang melakukan sha-lat dengan suara yang pelan, (Abu Qatadah) berkata, ‘Dan melalui ‘Umar bin al-Khaththab yang sedang melakukan shalat dengan suara yang keras,’ (Abu Qatadah) berkata, ‘Ketika keduanya berkumpul bersama Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau berkata, ‘Wahai Abu Bakar aku melewatimu sedang melakukan shalat dengan suara yang pelan,’ Abu Bakar berkata, ’Aku sedang bermunajat kepada Dzat yang aku bermunajat kepada-Nya wahai Rasulullah!’ Dan beliau berkata kepada ‘Umar, ‘Aku melewatimu sedang melakukan shalat dengan suara yang keras,’ ‘Umar berkata, ‘Ya Rasulullah! Aku sedang menghilangkan rasa kantuk dan mengusir syaitan,’ lalu Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, ‘Wahai Abu Bakar! Keraskan sedikit suaramu,’ dan beliau berkata kepada ‘Umar, ‘Pelankan suaramu sedikit!’”11
20. Ketika menggerakkan telunjuk di dalam shalat
Telah tetap di dalam satu hadits bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggerakkan jari telunjuknya di dalam shalat sambil berdo’a,12 beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لَهِيَ أَشَدُّ عَلَى الشَّيْطَانِ مِنَ الْحَدِيدِ.
“Sungguh ia lebih dahsyat menghantam syaitan daripada besi.”13
Maksudnya adalah jari telunjuk.
Imam Ahmad rahimahullah pernah ditanya, “Apakah sese-orang yang melakukan shalat harus berisyarat dengan jari telunjuknya?” Beliau menjawab, “Tentu saja.”14
21. Pada waktu dan keadaan mustajab
Perincian mengenai hal ini diungkapkan di dalam kitab saya tentang do’a, untuk lebih jelas silahkan baca buku tersebut.
[Disalin dari buku “IKHLAS: Syarat Diterimanya Ibadah” terjemahkan dari Kitaabul Ikhlaash oleh Syaikh Husain bin ‘Audah al-‘Awayisyah. Penerjemah Beni Sarbeni, Penerbit PUSTAKA IBNU KATSIR Bogor]
______
Footnote
1 Shahiih al-Kaliimuth Thayyib (no. 45).
2 HR. Abu Dawud dan dishahihkan oleh guru kami al-Alba-ni sebagaimana terdapat dalam kitabnya Shahiih Abi Dawud (no. 485), dihasankan oleh an-Nawawi dan Ibnu Hajar.
3 Mengumandangkan adzan disyari’atkan pada setiap waktu untuk mengusir syaitan, walaupun bukan pada waktu shalat, hal ini sebagaimana yang diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Suhail bin Abi Shalih, beliau berkata, “Bapakku mengu-tusku menuju Bani Haritsah, pada waktu itu aku bersama seorang Sahabat, lalu seseorang dari sebuah kebun berseru dengan namanya, lalu teman yang bersamaku melihat di kebun tersebut tetapi dia sama sekali tidak melihat sesuatu, setelah itu aku menceritakannya kepada bapakku, dia berkata, ‘Seandainya aku tahu bahwa engkau akan menjumpai hal seperti ini, maka aku sama sekali tidak akan mengutusmu, akan tetapi jika engkau mendengarkan suatu suara, maka kumandangkanlah adzan, karena aku pernah mendengar Abu Hurairah menyampaikan satu hadits dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, sesungguhnya beliau bersabda, ‘Sesungguhnya syaitan, jika adzan dikumandangkan, maka dia akan kabur.’’”
4 HR. Abu Dawud, dan dihasankan oleh guru kami al-Albani di dalam kitab al-Kaliimuth Thayyib (no. 1345).
5 HR. Abu Dawud dengan sanad yang shahih, an-Nasa-i dalam kitab al-Yaum wal Lailah, Ibnu Mardawaih dalam tafsirnya, Imam Ahmad, dan ditakhrij oleh guru kami al-Albani dalam kitab al-Kaliimuth Thayyib (no. 237).
6 Al-‘Ain: akibat buruk yang ditimbulkan dari pandangan seorang yang dengki
7 Al-Kaliimut Thayyib, hal. 124 (no. 243).
8 HR. At-Tirmidzi, beliau berkata, “Hadits hasan,” diriwaatkan pula oleh an-Nasa-i dan Ibnu Majah dengan sanad yang shahih.
9 HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah.
10 Ada dua makna yang terkandung dalam hadits ini:
Pertama: Tidak boleh seseorang menguburkan jenazah di-rumah dan pekarangannya.
Kedua: Tidak boleh menjadikan rumah sepi dari aktivitas ibadah seperti halnya lingkungan kuburan.-ed.
11 HR. Abu Dawud dan al-Hakim, beliau menshahihkannya dan disepakati oleh adz-Dzahabi.
12 HR. Abu Dawud, an-Nasa-i, Ibnul Jarud di dalam kitab al-Muntaqa dan yang lainnya, hadits ini tertera pula di dalam kitab Shifatush Shalaah, hal. 169 karya guru kami al-Albani.
13 HR. Ahmad dan yang lainnya, di dalam kitab Shifatush Shalaah, hal. 171.
14 Diungkapkan oleh Ibnu Hani di dalam kitab Masaa-il Imam Ahmad.
Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2208-hal-hal-yang-dapat-mengusir-syaitan.html