Hati-hati dengan gambar atau lukisan di arah kiblat karena dapat mengganggu shalat kita.
Bulughul Maram karya Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani
Kitab Shalat
بَابُ الحَثِّ عَلَى الخُشُوْعِ فِي الصَّلاَةِ
Bab Dorongan untuk Khusyuk dalam Shalat
Menjauhi Gambar yang Melalaikan Ketika Shalat
Hadits #246
وَعَنْهُ قَالَ: كَانَ قِرَامٌ لِعَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا سَتَرَتْ بِهِ جَانِبَ بَيْتِهَا فَقَالَ النَّبيّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَمِيْطِي عَنَّا قِرَامَكِ هَذَا، فَإنَّهُ لاَ تَزَالُ تَصاوِيرُهُ تَعْرِضُ لِي فِي صَلاَتِي». رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.
Dari Anas radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Aisyah mempunyai tirai yang digunakan untuk menutup samping rumahnya, maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Singkirkanlah tirai ini dari kita, karena sungguh gambar-gambar ini menggangguku ketika aku shalat.’” (HR. Bukhari) [HR. Bukhari, no. 374]
Hadits #247
ـ وَاتَّفَقَا عَلَى حَدِيثِهَا فِي قِصَّةِ أَنْبِجَانِيَّةِ أَبِي جَهْمٍ، وَفِيهِ: «فَإنَّها ألْهَتْنِي عَنْ صَلاَتِي».
Dari Al-Bukhari dan Muslim juga sepakat atas hadits ‘Aisyah tentang kain anbijaniyyah (yang dihadiahkan kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam) dari Abu Jahm. Dalam hadits tersebut disebutkan, “Sesungguhnya ia melalaikan shalatku.” [HR. Bukhari, no. 373 dan Muslim, no. 556]
Kosakata hadits:
- Qirom adalah kain tipis terbuat dari wol dengan berbagai warna.
- Abu Jahm di sini adalah ‘Ubaid atau ‘Amir bin Hudzaifah Al-Qurasyi Al-‘Adawi, masuk Islam ketika Fathul Makkah. Kabah dibangun kembali sampai pada zamannya Ibnu Az-Zubair. Ia pun mendapati waktu pembangunan Kabah pada zamannya, begitu pula pada masa Jahiliyah. Ia termasuk pemuka Quraisy dan yang jadi rujukan dalam ilmu nasab. Ia meninggal dunia pada akhir khilafah Ibnu Az-Zubair.
- Kain anbijaniyyah adalah kain tebal yang tidak ada garis-garisnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta kain anbijaniyyah sebagai ganti dari kain yang dikembalikan oleh beliau. Awalnya, hati Abu Jahm hancur karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menolak hadiahnya. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas meminta ganti dengan kain anbijaniyyah. Alasannya, karena kain yang diberi pertama melalaikan dalam shalat sehingga tidak khusyuk. Padahal beliau hanya terlalaikan dari sebagian shalat saja ketika sekali memandang garis-garis pada kain tadi.
Faedah hadits
- Hendaklah orang yang shalat menjauhkan segala hal yang melalaikan dari shalatnya. Yang membuat lalai di sini bisa jadi adalah ukiran, gambar, tulisan-tulisan, dan semacamnya.
- Shalat dituntut untuk khusyuk dengan menghadirkan hati dan menenangkan badan, lalu benar-benar menghadap Allah Ta’ala.
- Disunnahkan pada orang yang shalat untuk memandang tempat sujud, tidak melihat ke yang lainnya.
- Hal ini bukan berarti tidak boleh memakai pakaian bagus dalam shalat. Bahkan ayat Al-Qur’an memerintahkan kita untuk memakai pakaian yang bagus. Namun, jangan sampai pakaian bagus ini sebagai ajang takabur atau hal larangan lainnya.
- Yang baiknya dihindari di arah kiblat adalah tulisan-tulisan seperti ayat Al-Qur’an, hiasan, jam dinding, dan gambar-gambar lainnya yang bisa melalaikan dari shalat. Karena arah kiblat adalah arah kita menghadap.
- Baiknya tidak memajang gambar manusia atau hewan pada dinding atau pintu karena ini tasyabbuh (menyerupai) kelakuan penyembah berhala. Bahkan memajang gambar (lebih-lebih orang saleh) dapat mengantarkan kepada penyembahan terhadapnya. Hal ini seperti pernah terjadi kepada kaum Nuh, Yahudi, dan Nasrani. Wallahu a’lam.
Baca Juga: Bulughul Maram – Shalat: Tidak Boleh Memandang ke Atas Saat Shalat
Referensi:
Minhah Al-‘Allam fii Syarh Bulugh Al-Maram. Cetakan ketiga, Tahun 1431 H. Syaikh ‘Abdullah bin Shalih Al-Fauzan. Penerbit Dar Ibnul Jauzi. 2:449-452.
—
Senin pagi, 13 Safar 1443 H, 20 September 2021
@ Darush Sholihin Pangggang Gunungkidul
Artikel Rumaysho.Com