Jalan-Jalan Menuju Surga (05)
Karakter Bidadari Surga
Di antara nikmat yang disiapkan untuk penduduk surga adalah bidadari bermata jeli, sebagaimana firman Allah Ta’ala,
مُتَّكِئِينَ عَلَى سُرُرٍ مَصْفُوفَةٍ وَزَوَّجْنَاهُمْ بِحُورٍ عِينٍ
“Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami nikahkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli” (QS. Ath-Thuur [52]: 20).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَوَّلُ زُمْرَةٍ تَلِجُ الجَنَّةَ صُورَتُهُمْ عَلَى صُورَةِ القَمَرِ لَيْلَةَ البَدْرِ، لاَ يَبْصُقُونَ فِيهَا، وَلاَ يَمْتَخِطُونَ، وَلاَ يَتَغَوَّطُونَ، آنِيَتُهُمْ فِيهَا الذَّهَبُ، أَمْشَاطُهُمْ مِنَ الذَّهَبِ وَالفِضَّةِ، وَمَجَامِرُهُمُ الأَلُوَّةُ، وَرَشْحُهُمُ المِسْكُ، وَلِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْهُمْ زَوْجَتَانِ، يُرَى مُخُّ سُوقِهِمَا مِنْ وَرَاءِ اللَّحْمِ مِنَ الحُسْنِ، لاَ اخْتِلاَفَ بَيْنَهُمْ وَلاَ تَبَاغُضَ، قُلُوبُهُمْ قَلْبٌ وَاحِدٌ، يُسَبِّحُونَ اللَّهَ بُكْرَةً وَعَشِيًّا
“Rombongan pertama yang memasuki surga, wajah mereka seperti bulan purnama, mereka tidak akan pernah beringus, tidak meludah dan tidak pula buang air besar. Perabotan mereka di dalam surga terbuat dari emas, sisir mereka terbuat dari emas dan perak, penghangat mereka terbuat dari kayu cendana, keringat mereka seharum minyak misik. Setiap penduduk surga memiliki dua istri (bidadari), sumsum tulang betis mereka dapat terlihat dari daging karena sangat cantik. Tidak ada pertengkaran di sana dan tidak pula saling membenci. Hati mereka bagaikan hati yang satu, yang senantiasa bertasbih pagi dan petang” (HR. Bukhari no. 3245).
Allah Ta’ala telah menyebutkan gambaran atau sifat-sifat bidadari surga ini dalam banyak ayat, di antaranya:
Pertama, menundukkan pandangan. Allah Ta’ala berfirman,
فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لَمْ يَطْمِثْهُنَّ إِنْسٌ قَبْلَهُمْ وَلَا جَانٌّ
“Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin” (QS. Ar-Rahman [55]: 56).
Ke dua, dipingit dalam rumah, tidak keluar darinya. Allah Ta’ala berfirman,
حُورٌ مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ
“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah” (QS. Ar-Rahman [55]: 72).
Ke tiga, bagus akhlaknya dan cantik wajahnya. Allah Ta’ala berfirman,
فِيهِنَّ خَيْرَاتٌ حِسَانٌ
“Di dalam surga-surga itu ada bidadari-bidadari yang baik-baik lagi cantik-cantik” (QS. Ar-Rahman [55]: 70).
Ke empat, sebaya dalam usia. Allah Ta’ala berfirman,
وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ
“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya” (QS. Shaad [38]: 52).
Ke lima, sangat mencintai suaminya. Allah Ta’ala berfirman,
عُرُبًا أَتْرَابًا
“Penuh cinta lagi sebaya umurnya” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 37).
Ke enam, gadis perawan. Allah Ta’ala berfirman,
فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا
“Dan Kami jadikan mereka gadis-gadis perawan” (QS. Al-Waqi’ah [56]: 36).
Ke enam, bersih dari kotoran. Tidak sebagaimana para wanita di dunia yang mengalami haid, nifas, buang air besar, buang air kecil dan sejenisnya. Sebagaimana firman Allah Ta’ala,
وَالَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ سَنُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا لَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجٌ مُطَهَّرَةٌ وَنُدْخِلُهُمْ ظِلًّا ظَلِيلًا
“Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal shalih, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Mereka di dalamnya memiliki istri-istri yang suci dan Kami masukkan mereka ke tempat yang teduh lagi nyaman” (QS. An-Nisa’ [4]: 57).
Penutup
Pembahasan tentang gambaran surga dan nikmat yang telah disiapkan oleh Allah Ta’ala di dalamnya adalah pembahasan yang sangat panjang, akan tetapi, kami cukupkan pembahasan ini sampai di sini dan cukuplah hal ini sebagai motivasi bagi kita untuk mempersiapkan bekal dengan memperbanyak amal ketaatan kepada Allah Ta’ala serta menjauhi perbuatan maksiat. Semoga Allah Ta’ala memasukkan kita ke dalam surga-Nya kelak dan dapat merasakan kelezatan memandang wajah Allah Ta’ala.
Baca pembahasan sebelumnya: Jalan-Jalan Menuju Surga (04)
Kembali ke pembahasan pertama: Jalan-Jalan Menuju Surga (01)
—
Diselesaikan di tengah badai salju, Rotterdam NL 21 Rabi’ul awwal 1439/10 Desember 2017
Oleh seorang hamba yang sangat butuh ampunan Rabb-nya,
Penulis: Muhammad Saifudin Hakim
Artikel: Muslim.or.id
—
Referensi:
Pembahasan ini kami himpun dari kitab Al-Imaan bimaa Ba’dal Maut: Masaa’il wa Dalaa’il, karya Ahmad bin Muhammad bin Shadiq An-Najaar, cet. Daar An-Nashihah tahun 1434, hal. 267-277.
Artikel asli: https://muslim.or.id/35311-jalan-jalan-menuju-surga-05.html