Syarah Hadits «لا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لا يَشْكُرُ النَّاسَ» (Bag. 2)
Baca pembahasan sebelumnya Syarah Hadits «لا يَشْكُرُ اللَّهَ مَنْ لا يَشْكُرُ النَّاسَ» (Bag. 1)
Tafsiran Hadits Berdasarkan Harakat Bacaannya
Ibnul Arabi rahimahullah berkata dalam Hasyiah Jami’ul Ushul 2/559 :
روي برفع الجلالة و” الناس ” ومعناه: من لا يشكر الناسَ لا يشكر اللهَ
“Kata الله dan الناس diriwayatkan berharakat dhammah, maknanya adalah orang yang tidak berterimakasih kepada orang (lain) berarti ia tidak bersyukur kepada Allah”.
وبنصبهما أي: من لا يشكر الناس بالثناء بما أولوه، لا يشكر الله، فإنه أمر بذلك عبيده، أو من لا يشكر الناس كمن لا يشكر الله، ومن شكرهم كمن شكره
“Kata الله dan الناس diriwayatkan berharakat fathah, maknanya adalah orang yang tidak berterimakasih kepada orang (lain) dengan memuji atas kebaikan mereka berarti ia tidak bersyukur kepada Allah, karena Allah memerintahkan hal tersebut kepada hamba-Nya.
Atau bisa juga maknanya : orang yang tidak berterimakasih kepada manusia seperti orang yang tidak bersyukur kepada Allah, sedangkan orang yang berterimakasih kepada manusia seperti orang yang bersyukur kepada-Nya.”
وبرفع ” الناس ” ونصب لفظ الجلالة، وبرفع لفظ الجلالة ونصب ” الناس ”
ومعناه: لا يكون من الله شكر إلا لمن كان شاكراً للناس، وشكر الله: زيادة النعم وإدامة الخير والنفع منها لدينه ودنياه
“Kata الناس diriwayatkan berharakat dhammah sedangkan kata الله berharakat fathah,
dan kata الله berharakat dhammah sedangkan kata الناس berharakat fathah, maknanya adalah tidak akan mendapatkan syukur dari Allah kecuali orang yang berterimakasih kepada manusia.
Adapun syukur dari Allah adalah Allah menambah nikmat dan melanggengkan kebaikan (untuk hamba-Nya) dan menjadikan bermanfaat bagi agama dan dunianya.”
Baca Juga: Jadilah Hamba Allah Yang Bersyukur
Ingatlah Allah Ta’ala Mengancam Orang yang Kufur Nikmat!
Allah Ta’ala berfirman :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhan kalian memberitahukan; “Sesungguhnya jika kalian bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepada kalian, dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih”. (QS. Ibrrahim : 7).
Cara Bersyukur kepada Allah yang Benar
“Syukur hakekatnya adalah ketaatan”, demikian ulama menggambarkan secara ringkas bagaimana bersyukur kepada Allah yang benar.
Lebih lanjut ulama menjelaskan perincian bentuk bersyukur kepada Allah dengan benar.
Bersyukur itu ditunaikan dengan tiga bentuk: dengan hati, lisan dan anggota tubuh lahiriah.
Baca Juga: Panduan Sujud Tilawah dan Sujud Syukur
Syukur kepada Allah dengan Hati
Syukur kepada Allah dengan hati adalah seorang hamba mengakui dengan hatinya bahwa hakekatnya hanya Allah-lah, Sang Pemberi nikmat, baik berupa nikmat batin maupun nikmat lahir.
Seorang hamba mengakui dalam hatinya bahwa nikmat Allah itu bisa sampai kepadanya hakekatnya tanpa daya upaya yang sebanding dengan nikmat-Nya, dan ia merasa tidak pantas mendapatkannya.
Semua nikmat itu hakekatnya milik Allah yang diamanahkan kepadanya untuk digunakan beribadah dan taat kepada-Nya semata.
Dalil keyakinan hati di atas adalah firman Allah Ta’ala :
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ﴾
Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian, maka dari Allah-lah (asalnya). [An-Nahl : 53]
Baca Juga:
Syukur kepada Allah dengan Lisan
Syukur kepada Allah dengan lisan adalah dengan memuji Allah atas nikmat-Nya, mengingat nikmat-Nya dan menghitung-hitungnya serta menampakannya.
Dalil bersyukur kepada Allah dengan lisan adalah firman Allah Ta’ala :
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka hendaklah kamu siarkan.
[Adh-Dhuha : 11]
Syukur kepada Allah dengan anggota tubuh lahiriah
Bersyukur kepada Allah dengan anggota tubuh lahiriah adalah dengan hanya menggunakan nikmat-Nya untuk taat kepada Allah dan tidak menggunakannya untuk bermaksiat kepada-Nya dan tidak pula untuk kesia-siaan.
Dalil bersyukur kepada Allah dengan anggota tubuh lahiriah adalah firman Allah Ta’ala :
اعْمَلُوا آلَ دَاوُودَ شُكْرًا ۚ وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
(13) Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. [Saba’ : 13].
Dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam shalat malam sampai pecah-pecah telapak kaki beliau dan beliau bersabda :
أفلا أحب أن أكون عبداً شكوراً؟
“Apakah saya tidak ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur?” [Muttafaqun ‘alaih].
Allah Ta’ala menyebut dalam ayat di atas amalan perbuatan sebagai bentuk syukur, demikian pula dalam hadits di atas Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan bahwa bentuk syukur beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah dengan menjaga pelaksanaan shalat malam dengan baik.
Maka mari kita syukuri nikmat batin dan lahir yang kita dapatkan dari Allah Ta’ala dengan terus meningkatkan peribadatan dan ketakwaan kepada-Nya dan menjauhi kemaksiatan, baik dengan hati, lisan maupun anggota tubuh lahiriah.
Betapa malunya kita kepada Allah seandainya kenikmatan demi kenikmatan yang kita dapatkan justru kita gunakan untuk kemaksiatan kepada Allah Ta’ala sehingga semakin jauh dari-Nya!
Allah Ta’ala berfirman :
وَقَلِيلٌ مِنْ عِبَادِيَ الشَّكُورُ
Dan sedikit sekali dari hamba-hamba-Ku yang berterima kasih. [Saba’ : 13].
[Referensi : diringkas dari : http://iswy.co/e1059d dan https://dorar.net/aqadia/1275]
Baca Juga:
Penilis: Sa’id Abu Ukkasyah
Artikel: Muslim.or.id
Artikel asli: https://muslim.or.id/56877-tafsiran-hadits-berdasarkan-harakat-bacaannya.html