Tafsir Ringkas Surah Al-Fatihah (Bag. 1)
Bismillah walhamdulillah wash-shalatu was-salamu ‘ala rasulillah. Amma ba’du,
Surah Al-Fatihah
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ (١)
“Dengan nama Allah Yang Mahapengasih, Mahapenyayang.”
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ (٢)
“Segala puji bagi Allah, Tuhan seluruh alam.”
الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ (٣)
“Yang Mahapengasih, Mahapenyayang.”
مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ (٤)
“Pemilik hari pembalasan.”
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ (٥)
“Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.”
اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ (٦)
“Tunjukilah kami jalan yang lurus.”
صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ (٧)
“(yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.”
Tafsir isti’adzah
أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Penjelasan
أَعُوذُ بِاَللَّهِ
“Saya berlindung kepada Allah”
Kata kerja di dalam kalimat ini diambil dari kata “al-‘iyaadzu”, yaitu berlari dari keburukan.
Sehingga maknanya adalah, “Saya berlindung kepada Allah Ta’ala untuk menghindar dan menjauh dari keburukan.” Karena Allah Ta’ala-lah tujuan permohonan perlindungan, Yang Maha melindungi dan Maha menjaga hamba-hamba-Nya yang beriman dari segala hal yang merusak keimanan mereka.
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Dari setan yang terkutuk.”
Maksud setan di sini adalah setan pertama yang diperintahkan untuk bersujud kepada Nabi Adam ‘Alaihis salam, namun enggan untuk sujud, juga termasuk keturunan setan yang pertama tersebut.
Adapun ar-rajiim bermakna raajim, yaitu menggoda selainnya (manusia) untuk berbuat maksiat. Bisa pula ar-rajiim bermakna marjuum, yaitu yang terlaknat, terusir, dan dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala [1].
Baca Juga: Keutamaan Surah Al-Fatihah (Bag. 1)
Kesimpulan tafsir isti’adzah billah
أَعُوذُ بِاَللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
Maknanya, “Saya berlindung kepada Allah Ta’ala -yang terkumpul pada-Nya seluruh sifat-sifat yang sempurna, di antaranya bahwa Dia Mahasempurna penjagaan dan perlindungan-Nya terhadap hamba-Nya, dari segala kejahatan setan yang dijauhkan dari rahmat Allah Ta’ala dan yang suka menggoda manusia untuk berbuat maksiat.”
Tafsir surah Al-Fatihah ayat pertama
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
“Dengan nama Allah Yang Mahapengasih, Mahapenyayang.”
(بِسْمِ اللّٰهِ)
Saya memulai bacaan ini dengan menyebut setiap nama Allah Ta’ala, sembari memohon pertolongan dan berkah kepada-Nya.
Alasan penafsiran
Alasan pertama, adanya kata tunggal ismun disandarkan kepada lafaz Allah yang menunjukkan makna umum. Hal ini mencakup seluruh nama Allah Ta’ala.
Alasan kedua, adanya huruf ba’ yang bermakna memohon pertolongan dan keberkahan.
(اللّٰهِ)
Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘anhu berkata,
الله ذو الألوهية والعبودية على خلقه أجمعين
“Allah adalah yang memiliki hak untuk diibadahi atas seluruh makhluk-Nya.”
Nama (اللّٰه) adalah nama-Nya yang teragung [2] dan asal dari seluruh nama-nama-Nya yang lain
(اللّٰه) adalah nama Allah yang khusus bagi-Nya dan mengandung sifat uluhiyyah (berhak diibadahi). Makhluk tidak boleh memiliki nama tersebut, dan makhluk tidak boleh pula memiliki sifat yang terkandung di dalamnya.
Bahkan (اللّٰه) adalah nama Allah yang teragung dan asal dari seluruh nama-nama-Nya yang lain. Sehingga seluruh nama-Nya yang lain disandarkan kepada nama (اللّٰه) dan digunakan untuk mensifati nama (اللّٰه). Nama (اللّٰه) juga menunjukkan seluruh nama-Nya yang lain secara global, sedangkan nama-nama-Nya yang lain adalah rincian dan penjelasan dari makna nama (اللّٰه).
Contoh penerapan seluruh nama-Nya yang lain disandarkan kepada nama (اللّٰه)
Ar-Rahman adalah nama Allah dan bukan sebaliknya, (Allah nama Ar-Rahman). Ar-Rahim adalah nama Allah dan bukan sebaliknya. Al-Ghafur adalah nama Allah dan bukan sebaliknya. Al-Karim adalah nama Allah dan bukan sebaliknya. Demikianlah seterusnya.
Contoh penerapan seluruh nama-nama-Nya yang lain digunakan untuk mensifati nama (اللّٰه)
Allah itu disifati dengan Ar-Rahman dan bukan sebaliknya, (Ar-Rahman disifati dengan Allah). Allah itu disifati dengan Ar-Rahim dan bukan sebaliknya. Allah itu disifati dengan Al-Ghafur dan bukan sebaliknya. Allah itu disifati dengan Al-Karim dan bukan sebaliknya. Demikianlah seterusnya.
(ٱلرَّحۡمَـٰنِ)
(ٱلرَّحۡمَـٰنِ) adalah nama Allah yang khusus bagi-Nya. Makhluk tidak boleh bernama dengannya. Makhluk juga tidak boleh memiliki sifat yang terkandung di dalamnya, yaitu rahmat yang luas dan meliputi seluruh makhluk.
(ٱلرَّحۡمَـٰنِ) adalah yang memiliki sifat kasih sayang yang luas meliputi seluruh makhluk, baik mukmin maupun kafir, manusia maupun binatang. Karena secara bahasa, (ٱلرَّحۡمَـٰنِ) mengandung makna luas dan penuh. Sifat rahmat yang luas ini adalah sifat Dzatiyyah, yaitu sifat yang senantiasa ada pada Allah Ta’ala meskipun sebelum diciptakan makhluk.
(ٱلرَّحِیمِ)
(ٱلرَّحِیمِ) adalah nama Allah. Maknanya adalah yang menyayangi makhluk-Nya. Sehingga (ٱلرَّحِیمِ) menunjukkan perbuatan Allah yang menyampaikan kasih sayang-Nya kepada makhluk-Nya.
Kesimpulan tafsir ayat pertama
بِسۡمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحۡمَـٰنِ ٱلرَّحِیمِ
Maknanya, “Saya memulai bacaan ini dengan menyebut setiap nama Allah. Satu-satunya Tuhan yang berhak disembah. Yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang. Yang menyayangi seluruh makhluk-Nya dengan rahmat yang bersifat umum, dan hanya menyayangi hamba-hamba-Nya yang beriman dengan rahmat yang bersifat khusus. Sembari memohon pertolongan dan berkah kepada-Nya dalam membaca Al-Fatihah ini.”
[Bersambung]
Baca Juga:
***
Penulis: Sa’id Abu Ukkasyah
Artikel asli: https://muslim.or.id/72506-tafsir-ringkas-surah-al-fatihah-bag-1.html