Beranda | Artikel
Perlengkapan Jihad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Selasa, 14 Januari 2025

Dakwah Islam yang dilakukan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dimulai dengan lisan dan tulisan kepada para penguasa yang ada. Dakwah Islam ketika itu, dimulai dengan mengirimkan surat-surat kepada pimpinan dan raja-raja di sekitar daerah kaum muslimin. Ketika itu, selain berhadapan dengan kaum musyrikin Arab, kaum muslimin juga berhadapan dengan dua kerajaan adidaya yang sedang saling berperang, Persia dan Romawi Timur atau Bizantium.

Ketika itu, kaum muslimin harus mempertahankan diri dari serangan kaum musyrikin. Setelah bisa mengalahkan mereka, kaum muslimin pun mendakwahkan Islam ke seluruh penjuru bumi. Sebagian menerima Islam dan sebagian lagi mengobarkan peperangan dengan Islam. Maka dari itu, jihad merupakan suatu hal yang mesti dilakukan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat radhiyallahu ‘anhum ketika itu.

Ketika berjihad, tentunya ada perlengkapan-perlengkapan yang harus dipakai ketika berjihad. Tidak mungkin seseorang berjihad tanpa membawa alat apa pun. Lalu, bagaimanakah perlengkapan jihad yang digunakan oleh Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam?

Pedangnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memiliki 9 pedang. Kesembilan pedang tersebut memiliki ciri-ciri yang hampir sama. Nama kesembilan pedang tersebut dikumpulkan oleh para ulama dalam dua bait syair,

لهادينا من الأسياف تسع‌       رسوب و المخذم ذو الفقار
قضيب حتف و البتار عضب‌     و قلعي و مأثور الفجار

Kami memiliki sembilan pedang

Rasub, Al-Mikhdzam, Dzulfiqar

Qadhib, Hatf, Al-Battar, ‘Adhb,

Qal’i, dan Ma’tsurul Fujar.

Itulah nama sembilan pedang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Lalu, bagaimana ciri pedang-pedang tersebut? Dari Sa’id bin Abul Hasan ia berkata,

كَانَتْ قَبِيعَةُ سَيْفِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ فِضَّة

Gagang pedang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terbuat dari perak.” (HR. Tirmidzi)

Pada hadis lain, disebutkan,

حدثنا محمد بن بكر أخبرنا عثمان بن سعد الكاتب قال قال لي ابن سيرين صنعت سيفي على سيف سمرة وقال سمرة صنعت سيفي على سيف النبي صلى الله عليه وسلم وكان حنفيا

“Muhammad bin Bakar telah menceritakan kepada kami, Utsman bin Sa’ad Al-Katib telah mengabarkan kepada kami, ia berkata, ‘Ibnu Sirin berkata padaku, ‘Kubuat pedangku seperti pedang Samurah bin Jundub.’ Dan Samurah bin Jundub berkata, ‘Kubuat pedangku seperti pedang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam.’ Sedangkan pedang beliau adalah seperti pedang bani Hanifah.” (HR. Ahmad)

Lalu, seperti apa pedang Bani Hanifah? Syekh Abdurrazaq menjelaskan bahwa pedang Bani Hanifah dikenal dengan bagusnya kualitas pedang yang dibuat.

Dari kedua hadis di atas, bisa disimpulkan bahwa pedang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam merupakan pedang yang bagus. Beliau tidak pergi berjihad dengan pedang seadanya dengan kualitas yang biasa saja.

Zirahnya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam

Ketika berperang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam juga mengenakan zirah yang terbuat dari besi yang dibuat secara berantai-rantai. Rasulullah menggunakan zirah tentunya bukan karena takut terluka dan kurangnya tawakal. Syekh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al-Badr dalam kitab Syarah Syama’il Muhammadiyah menjelaskan,

وقد أخذ أهل العلم من ذلك أنَّ بذل الأسباب للحماية والوقاية ونحو ذلك لا يتنافى مع التّوكُل، بل حقيقة التّوكُل على الله سبحانه قائمة على اعتماد القلب على الله ، وتفويض الأمر إليه سبحانه مع بذل السبب، فلا يتعلق قلبه بالسبب، وإِنَّما يكونُ متوكلا على الله مفوضًا أمره إليه

Para ahlul ilmi telah berpendapat bahwa mengambil sebab untuk perlindungan dan penjagaan dan semisalnya tidaklah menafikan tawakal. Bahkan, hakikat dari tawakal pada Allah Subhanahu Wa Ta’ala berdiri di atas bergantungnya hati kepada Allah dan memasrahkan perkara kepadanya bersamaan dengan mengupayakan sebab. Maka, tidaklah hatinya bergantung pada sebab, akan tetapi ia bergantung kepada Allah dan memasrahkan perkaranya pada-Nya.

Rasulullah bahkan mengenakan dua zirah sekaligus secara rangkap pada perang Uhud. Dari Zubair bin Awwam, ia berkata,

كَانَ عَلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دِرْعَانِ يَوْمَ أُحُدٍ فَنَهَضَ إِلَى الصَّخْرَةِ فَلَمْ يَسْتَطِعْ فَأَقْعَدَ طَلْحَةَ تَحْتَهُ فَصَعِدَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْهِ حَتَّى اسْتَوَى عَلَى الصَّخْرَةِ فَقَالَ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ أَوْجَبَ طَلْحَةُ

Pada perang Uhud, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengenakan dua baju perang. Beliau lalu naik ke atas batu tetapi tidak bisa. Maka, Thalhah pun jongkok di bawahnya hingga Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dapat naik di atas batu tersebut.” Zubair berkata, “Aku mendengar Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Telah wajib bagi Thalhah (masuk surga).’ ” (HR. Ahmad)

Pada hadis lain, juga disebutkan,

أنَّ رسولَ اللهِ كان عليه يومَ أُحُدٍ دِرعان قد ظاهر بينهما

Sesungguhnya Rasulullah shalallahu ’alaihi wasallam, ketika perang Uhud, beliau memakai dua baju besi. Sungguh beliau memakai keduanya secara rangkap.“ (HR. Tirmidzi)

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, ketika berjihad, tentunya selalu menggunakan baju zirah untuk melindungi dirinya dari serangan musuh. Bahkan, beliau memiliki lebih dari satu zirah hingga tujuh buah. Ketika perang Uhud, beliau shallallahu ’alaihi wasallam mengenakan zirah dua rangkap sehingga dengan izin Allah beliau bisa selamat dari serangan mematikan yang dilakukan oleh Abdullah bin Qamiah.

Topi besinya Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam

Selain menggunakan baju zirah, Rasulullah juga menggunakan topi besi untuk melindungi kepala. Telah diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ مَكَّةَ يَوْمَ الْفَتْحِ وَعَلَى رَأْسِهِ الْمِغْفَرُ فَلَمَّا نَزَعَهُ جَاءَ رَجُلٌ فَقَالَ ابْنُ خَطَلٍ مُتَعَلِّقٌ بِأَسْتَارِ الْكَعْبَةِ فَقَالَ اقْتُلْهُ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki Makkah pada hari Fathu Makkah dengan memakai topi besi di atas kepalanya. Ketika beliau melepasnya, seorang laki-laki datang dan berkata, ‘Itu, si Ibnu Khathal bersembunyi dibalik tirai Ka’bah.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pun berkata, ‘Bunuhlah dia.’ ” (HR. Bukhari)

Dari hadis di atas, kita juga bisa tahu bahwa beliau juga menggunakan topi besi ketika berjihad. Sebagaimana baju zirahnya Rasulullah yang tersusun dengan rantai-rantai, sebagian bagian topi besi beliau juga tersusun dengan berantai-rantai. Hal tersebut bisa kita ketahui dari kejadian diserangnya Rasulullah oleh Abdullah bin Qamiah sehingga bagian cincin rantai topi besi Rasulullah tertancap di pipi beliau shallallahu ‘alaihi wasallam.

Selain itu, Rasulullah juga menggunakan imamah (surban) di atas topi besinya sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah radiyallahu ‘anhu,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ دَخَلَ يَوْمَ فَتْحِ مَكَّةَ وَعَلَيْهِ عِمَامَةٌ سَوْدَاءُ

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam masuk ke kota Makkah di hari Fathu Makkah dengan memakai surban hitam.” (HR. Muslim)

Syekh Abdurrazaq bin Abdulmuhsin Al-Badr dalam kitab Syarah Syama’il Muhammadiyah menjelaskan tentang dua hadis masuknya Rasulullah ke kota Makkah hari Fathu Makkah. Di mana satu hadis menyebutkan menggunakan topi besi dan yang lainnya menyebutkan menggunakan imamah berwarna hitam.

فلا تنافي؛ لأنه من الممكن أن يكون قد جمع بينهما، فالمغفر يمكن أن يُلبس وحده، ويمكن أن تلبس تحته القلنسوة، ويمكن أن تُلبس فوقه العمامة، أو أنه عقب دخوله نزع المغفر ، ثم لبس العمامة السوداء

Tidaklah saling bertentangan, Dikarenakan mungkin untuk menggabungkan keduanya. Topi besi bisa digunakan bersendirian, bisa juga digunakan dan di bawahnya menggunakan topi dan di atasnya menggunakan imamah. Bisa juga setelah berhasil memasuki Makkah beliau melepas topi besi lalu menggunakan imamah hitam.

Itulah beberapa perlengkapan perang yang digunakan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ketika berperang. Beliau ketika berjihad menggunakan pedang yang berkualitas dan juga melindungi dirinya dengan menggunakan baju zirah dan juga topi besi.

***

Penulis: Firdian Ikhwansyah


Artikel asli: https://muslim.or.id/102521-perlengkapan-jihad-rasulullah-shallallahu-alaihi-wasallam.html