Beranda | Artikel
Mimisan
Kamis, 17 April 2008

MIMISAN

Saat orang tua melihat darah keluar dari hidung sang anak, muncullah kepanikan bagaimana mengatasinya, apalagi bila pertama kali menemui kejadian demikian.

Darah yang keluar dari hidung yang tiba-tiba inilah yang biasa dikenal secara umum dengan sebutan mimisan atau dalam istilah medis disebut epistaksis.

PERLU WASPADA
Perdarahan dari hidung merupakan salah satu keadaan darurat dalam sistem pernafasan. Oleh karena itu, bagi orang tua atau siapa saja yang menjumpai seseorang sedang mimisan, disarankan untuk waspada, tetapi tidak perlu cemas dan panik. Hal ini disebabkan karena mimisan bukan hanya perdarahan biasa, tapi bisa sebagai akibat dari suatu penyakit kelainan darah.

PENYEBAB MIMISAN
Mimisan atau epistaksis merupakan perdarahan dari rongga hidung, sering dijumpai pada anak-anak dan sebagian besar akan berhenti spontan atau berhenti dengan tindakan (misalnya dengan penekanan hidung). Meskipun demikian, ada pula kasus yang berat sehiungga perlu penanganan segera, agar tidak berakibat fatal. Dari asal sumber perdarahan, mimisan ada 2 macam ; yaitu pertama, berasal dari bagian depan hidung (epistaksis anterior) yang sering ditemui pada anak-anak, biasanya ringan dan mudah diatasi. Yang kedua, berasal dari bagian belakang hidung (epistaksis posterior), sering dijumpai pada usia lanjut akibat tekanan darah yang tinggi atau penyumbatan pembuluh darah (arteriosklerosis). Perdarahan seperti ini biasanya hebat dan jarang berhenti spontan.

Adapun penyebab perdarahan hidung ini di antaranya:

A. Sebab Lokal (lokasi di hidung)
1. Trauma : bersin, mengorek hidung, terpukul, iritasi gas, adanya benda asing
2. Infeksi : radang di hidung dan sekitarnya (sinus)
3. Tumor / kanker hidung
4. Kelainan kongenital

B. Sebab Sistemik (kelainan lain dalam tubuh)
1. Penyakit jantung dan pembuluh darah : tekanan darah yang tinggi , arteriosklerosis
2. Kelainan darah : ITP, hemofilia, leukemia
3. Penyakit infeksi : Influensa, tifus, morbili, demam berdarah
4. Adanya perubahan tekanan atmosfir
5. Kelainan endokrin misalnya pada saat menarche(haid pertama), kehamilan, menopause.

Penyebab lain mimisan adalah alergi. Mimisan yang disebabkan alergi biasanya disertai dengan pilek kental yang lama dan batuk berdahak, serta napas berbau. Kondisi ini biasa terjadi pada anak usia 4 tahun ke atas.

MENGETAHUI SUMBER PERDARAHAN DAN GEJALANYA
Mimisan bagian depan, titik perdarahannya jelas, yaitu hanya di bagian depan hidung sehingga tidak berbahaya. Bila tidak ada penyakit lain, sekitar 3-5 menit akan berhenti sendiri. Mimisan golongan ini biasa terjadi pada anak-anak yang kurang istirahat, panas tinggi, menjelang baligh atau karena trauma hidung luar. Mimisan ini juga sering terjadi pada anak saat menghadapi perubahan cuaca, rangsangan (iritasi gas), memasukkan biji-bijian atau benda kecil lain sehingga menimbulkan infeksi akibat perdarahan tersebut. Salah satu tandanya adalah bau busuk yang keluar dari hidung.

Sebaliknya pada perdarahan dari belakang hidung, titik perdarahannya tidak kelihatan, karena letak arteri (pembuluh darah yang didalam). Pecahnya arteri yang besar menyebabkan perdarahan tidak cepat berhenti. Hal ini merupakan indikasi adanya penyakit serius seperti demam berdarah, tekanan darah tinggi, tumor ganas pada rongga hidung, kanker darah (leukemia) atau kelainan darah lain seperti hemofilia dan penyakit kardiovaskuler. Mimisan bagian belakang ini bisa dikenali bila penderita meludah atau muntah akan terbawa darah sehingga cairan yang keluar dari mulut bisa berwarna merah atau hitam.

PERTOLONGAN PERTAMA
Bila kita menghadapi anak / seseorang yang mimisan, maka tindakan yang dilakukan adalah:

  1. Jangan panik, hadapi dengan tenang supaya penderita tidak gelisah.
  2. Kenali jenisnya apakah mimisan bagian depan atau belakang.
  3. Untuk epistaksis anterior (depan), lakukan penyumbatan pada bagian lubang hidung yang berdarah, sedapat mungkin posisi penderita duduk. Secara tradisionil penyumbatan bisa dilakukan dengan menggunakan daun sirih yang digulung, kemudian dimasukkan ke dalam hidung. Daun sirih mengandung astringen (zat pengerut jaringan). Bila tak ada daun sirih, bisa menggunakan sapu tangan yang bersih, kain kasa atau kapas yang digulung kecil dan padat, kemudian ditekan pada daerah yang mengalami perdarahan, tunggu 3-5 menit biasanya perdarahan akan berhenti dan jangan terburu dilepas.
  4. Adapun pada epistaksis posterior (belakang) terkadang perdarahan berlangsung terus menerus dan tidak berhenti dengan penekanan hidung. Penderita disuruh menggigit sesuatu benda agar tidak menelan, dan usahakan duduk dengan kepala menunduk serta menahan supaya ia tidak menelan sesuatu sebelum perdarahan berhenti. Selanjutnya segera dibawa ke rumah sakit.

MENCEGAH MIMISAN
Mimisan bisa dicegah, terutama yang terjadi pada anak, yaitu dengan istirahat yang cukup, tidak kelelahan, banyak mengkonsumsi buah, terutama yang berkadar vitamin C tinggi serta sayuran. Hindari mengorek dan menggaruk lubang hidung. Untuk jenis mimisan yang disebabkan penyakit sistemik terkadang tak dapat dikoreksi kecuali mengobati penyakit yang menjadi pemicunya. (dr. Arif Muhammad)

Sumber.
1. Agus Purwadianto – Kedaruratan Medik, Bina Rupa Aksara, 2000
2. Apa yang Anda Lakukan Bila Tidak Ada Dokter (terjemahan), 2000

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 12/Tahun XII/1430/2009M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-858197 Fax 0271-858197]


Artikel asli: https://almanhaj.or.id/2416-mimisan.html